Ibracadabra Telah Mengubah Wajah dan Mentalitas AC Milan

Gia Yuda Pradana | 22 Januari 2020 13:26
Ibracadabra Telah Mengubah Wajah dan Mentalitas AC Milan
Selebrasi Zlatan Ibrahimovic dan para pemain AC Milan (c) AP Photo

Bola.net - Zlatan Ibrahimovic di usianya yang sekarang, 38, harus diakui tak bisa selalu mencetak gol untuk AC Milan. Namun, kehadirannya selalu terasa. Keberadaannya itu saja sudah menjadi berkah bagi Milan. Ibracadabra mampu mengubah wajah dan mentalitas timnya.

Ibrahimovic, yang pernah mencetak 56 gol dalam 85 penampilan untuk Milan antara 2010 dan 2012, kembali ke San Siro pada Desember 2019 kemarin. Bomber veteran Swedia itu dikontrak sampai akhir musim 2019/20, dengan opsi perpanjangan satu musim.

Advertisement

Ibraimovic melakoni debut keduanya untuk Milan ketika Rossoneri menjamu Sampdoria di Serie A pada 6 Januari 2020. Ibrahimovic baru dimainkan di pertengahan babak kedua, menggantikan Krzysztof Piatek. Laga itu berkesudahan imbang 0-0.

Di laga berikutnya, tandang ke markas Cagliari lima hari berselang, Ibrahimovic mencetak gol pertamanya sejak kembali ke Milan. Berduet dengan Rafael Leao dalam skema 4-4-2 pelatih Stefano Pioli, mereka masing-masing menyumbang satu gol dan membawa Milan menang 2-0.

Ibrahimovic pun mencetak gol di empat dekade berbeda (1990-an, 2000-an, 2010-an, 2020-an).

Ibrahimovic kemudian dicadangkan saat Milan menggulung SPAL 3-0 di babak 16 besar Coppa Italia. Setelah itu, Milan menang dramatis 3-2 menjamu Udinese di Serie A meski Ibrahimovic tak mencetak gol. Di laga itu,dia menjadi pemain tercepat yang meraih 150 kemenangan di Serie A di era tiga poin.

Tiga kemenangan beruntun diraih Milan di semua kompetisi untuk pertama kalinya musim ini. Milan pun terus memperbaiki posisi di klasemen, dan sekarang berada di posisi 8. Itu salah satunya berkat Ibrahimovic. Itu pun tak selalu berkat gol-golnya. Itu lebih berkat keberadaannya di skuad Milan.

1 dari 3 halaman

Keberadaannya Sangat Penting

Keberadaannya Sangat Penting

AC Milan (c) AP Photo

Ketika melawan Udinese di San Siro akhir pekan kemarin, Minggu (19/1/2020), Milan menang dramatis 3-2. Ante Rebic mencetak dua gol, dan Theo Hernandez menyumbang satu. Ibrahimovic tak masuk papan skor, tapi keberadaannya sangat terasa.

Milan musim ini masih tak jauh beda dengan beberapa musim sebelumnya. Di awal musim, bersama pelatih baru Marco Giampaolo, Milan tak menunjukkan permainan istimewa. Eks pelatih Sampdoria itu dipecat setelah hanya tujuh pertandingan (M3 S0 K4).

Stefano Pioli diangkat sebagai penggantinya. Awalnya tak mulus, tapi belakangan ini Milan di tangan Pioli mulai menunjukkan peningkatan signifikan.

Peningkatan performa itu terlihat jelas setelah Milan mendatangkan kembali Ibrahimovic. Sejak ada Ibra, Pioli meninggalkan sistem permainan 4-3-3 dan 'back to basic' dengan 4-4-2.

Beberapa langganan starter yang tampil mengecewakan belakangan ini digusur ke bangku cadangan. Suso adalah contoh utamanya. Sektor kanan diberikan kepada Samu Castillejo, sedangkan Franck Kessie digeser untuk berduet dengan Ismael Bennacer di tengah. Dengan Leao yang muda dan Ibrahimovic yang berpengalaman di depan, serta Theo Hernandez yang eksplosif dan menjadi bek kiri terbaik di Serie A musim ini, permainan Milan jadi lebih rapi dan lebih dinamis.

Tak kalah penting, Milan sekarang kembali memiliki semangat tarung yang hebat. Mentalitas mereka berubah, dari medioker menjadi tim yang benar-benar tak mau kalah. Udinese sudah membuktikannya, ketika dibobol winning goal Rebic di menit 90+3.

Saat bergabung kembali dengan Milan, Ibrahimovic mengatakan bahwa dia ingin membantu Milan bangkit. Ucapannya itu terbukti. Walau sudah tak bisa selalu mencetak gol seperti di masa mudanya, keberadaannya saja sudah menjadi berkah bagi Rossoneri.

2 dari 3 halaman

Piatek pun Bisa Mencetak Gol Lagi

Piatek pun Bisa Mencetak Gol Lagi

Bomber AC Milan, Krzysztof Piatek (c) AP Photo

Musim lalu, yang merupakan musim perdananya di Italia, Piatek tampil mengesankan. Performa tajam bersama Genoa membawanya ke Milan setelah hanya separuh musim.

Di Milan, bomber 24 tahun Polandia itu kembali tampil tajam. Namun, itu berubah di musim keduanya.

Hingga pekan ke-15 musim ini, Piatek cuma mencetak empat gol untuk Milan di Serie A. Tiga di antaranya bahkan tercipta dari titik putih.

Piatek akhirnya kembali mencetak gol, ketika melibas SPAL di Coppa Italia. Itu pun tercipta dari open play, bukan penalti lagi.

Salah seorang pakar sepak bola Italia, Michele Plastino, mengatakan kepada Radio Sportiva: "Suso dan [Ricardo] Rodriguez menurut saya bakal meninggalkan klub. Ibra? Keberadaannya sangat terasa."

"Saya rasa Piatek bisa mulai mencetak gol lagi jika bermain dengan Ibra..."

3 dari 3 halaman

Datang di Saat yang Tepat

Datang di Saat yang Tepat

Sambutan suporter Milan untuk kembalinya Ibrahimovic (c) AP Photo

Sebelum laga melawan Udinese akhir pekan kemarin, Pioli mengungkapkan betapa pentingnya keberadaan Ibrahimovic bagi Milan. Menurut Pioli, dia ibarat 'manna dari surga'. Dia seperti karunia yang diberikan kepada Milan di saat mereka paling membutuhkannya.

Kehadiran Ibrahimovic memberikan energi dan nyawa baru bagi Rossoneri.

"Ibrahimovic membuktikan bahwa dia bukan sekadar maskot atau nama. Dia adalah manna dari surga," kata Pioli, seperti dikutip Football Italia. "Dia adalah seseorang yang bahkan tak mau kalah di sesi latihan rutin, apalagi di pertandingan."

"Dia membawa determinasi dan kualitas yang hebat pada di yang dia lakukan, dan itu menular ke rekan-rekannya. Ibra telah menaikkan level semua orang di skuad, karena dia marah jika melihat ada yang tak memberikan kemampuan terbaiknya."

Ibrahimovic mendapatkan salah satu julukannya - Ibracadabra - berkat permainan yang ajaib dan mengundang kekaguman. Dahulu, dia membantu Milan dengan gol-gol dan permainan magisnya. Sekarang, dia mungkin tak bisa lagi melakukannya setiap pekan. Namun, keberadaannya saja sudah sangat penting bagi Milan.

Berkat keberadaannya itu, Milan kini memiliki wajah, mentalitas, energi, dan nyawa baru.

Milan saat ini masih berjarak sepuluh poin dari empat besar. Namun, optimisme untuk menembus papan atas sudah kembali memancar. Bagi Milan yang sekarang, itu sepertinya bukan impian semu belaka.

Menurut Bolaneters, akan finis peringkat berapakah Milan musim ini? Suarakan pendapat kalian lewat kolom komentar di bawah ini.