Stadion Sepi? Premier League Bisa Pertimbangkan Beberapa Cara Membuat 'Kerumunan' Ini
Yaumil Azis | 16 Juni 2020 16:05
Bola.net - Setelah tiga bulan lamanya menanti, Premier League akhirnya kembali ke hadapan penikmat sepak bola di seluruh dunia. Pentas sepak bola tertinggi di Inggris tersebut akan bergulir lagi mulai tanggal 18 Juni nanti.
Premier League mengikuti jejak negara lain yang sudah lebih dulu menjalankan kompetisi. Bundesliga paling pertama, disusul La Liga dan Coppa Italia pada akhir pekan kemarin.
Namun ada satu syarat berat agar tim-tim bisa kembali bertanding. Mereka dilarang mempersilahkan fans untuk hadir di stadion. Ini merupakan tindakan pencegahan agar penyebaran virus Corona di Inggris tidak menjadi-jadi.
Seperti yang terjadi di kompetisi lain, absennya penonton membuat stadion jadi terasa sangat sepi. Lantas, bagaimana cara untuk menciptakan 'kerumunan' yang dibutuhkan? Berikut adalah beberapa caranya.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Suara Penonton Buatan
Cara ini sudah pernah dipakai oleh beberapa kompetisi, seperti K-League misalnya. Pentas tertinggi di Korea Selatan itu menyediakan speaker untuk menghasilkan suara saat sebuah tim mencetak gol.
Di Bundesliga sendiri, suara penonton hanya bisa didengar oleh fans yang menyaksikan pertandingan dari layar kaca. Momen ini bisa dirasakan saat Borussia Dortmund bertemu Bayern Munchen beberapa pekan lalu.
La Liga pun demikian. Penyelenggara bekerja sama dengan permainan FIFA 20 untuk membangun keriuhan penonton. Premier League bisa meniru cara ini.
Penonton Drive-thru
Ada satu cara untuk membentuk keramaian tanpa harus khawatir penyebaran virus Corona semakin meluas. Yakni dengan metode drive-thru. Penonton dipersilahkan untuk membuat keramaian dengan menggunakan mobil pribadi.
Penonton jelas dilarang keluar dari mobilnya masing-masing untuk menghindari sentuhan dengan orang lain. Dengan begitu, mereka bisa saling berbagi euforia tanpa khawatir terpapar virus Corona.
Mereka bisa menyaksikan pertandingan dari layar besar, selayaknya layar tancap di zaman dahulu kala. Metode ini pernah diterapkan di Denmark bulan lalu kala AC Horsens berhadapan dengan FC Midtjylland.
Menggunakan Manekin
Belum lama ini, salah satu Korea Selatan membuat publik terkejut dengan menghadirkan manekin di stadion untuk 'meramaikan'. Mereka menyebutnya 'manekin premium'.
Masalahnya bukan di situ. Setelah ditelisuri, manekin ini merupakan produksi dari salah satu perusahaan boneka seks. Penonton yang sadar akan hal itu langsung berkicau lewat media sosial.
Ya, Premier League bisa meniru konsepnya. Tentu saja dengan cara yang lebih etis yaitu memakai manekin sungguhan. Bukan 'manekin premium' seperti di Korea Selatan.
Memanfaatkan Aplikasi Zoom
Sepertinya, Denmark bisa disebut paling kreatif dalam urusan menghadirkan penonton. Bahkan aplikasi yang sedang tren di masa pandemi ini, Zoom, bisa diaplikasikan ke stadion.
Metode ini pernah dipraktikkan oleh klub Superliga, AGF Aarhus. "Ini soal menciptakan atmosfer dalam permainan sehingga pemain bisa melihat merasakan dukungan dari kota, walau tidak ada pendukung di bangku penonton," tutur koordinator proyek, Soren Carlsen.
Ternyata, metode ini memiliki banyak peminat. Tercatat sekitar 10 ribu orang berpartisipasi dalam proyek ini.
Bangku Social Distancing
Mengapa tidak sekalian menghadirkan penonton di stadion? Langkah ini bisa memicu kontroversi, namun bisa dikurangi dengan penerapan social distancing.
Tentu saja, klub tidak diperbolehkan untuk memenuhi stadionnya dengan penonton. Paling maksimal setengah dari kapasitasnya. Sehingga mereka bisa duduk dengan jarak tertentu untuk menghindari sentuhan.
Metode ini pernah diterapkan pada laga final Hungarian Cup. Puskas Arena Stadium yang berkapasitas 67 ribu orang tidak diisi penuh. Sehingga fans bisa mematuhi aturan social distancing sembari memberikan dukungan secara langsung.
Tentu saja, dibutuhkan kesadaran fans untuk menerapkan metode ini. Jika tidak, upaya untuk menekan penyebaran virus Corona di Inggris akan sia-sia.
(BBC Sport)
Baca Juga:
- Panduan Jelang Kembalinya Premier League: Bisakah 3 Tim Ini Keluar dari Zona Degradasi?
- Bruno Fernandes Hanya Butuh 5 Bulan untuk Menjadi Pemimpin di Manchester United
- Andreas Pereira Pegang Kunci Transfer Kai Havertz ke Manchester United
- Panduan Jelang Kembalinya Premier League: Situasi Terkini dan Peluang 7 Klub Raksasa
- Vidic, Terry dan Bek Tengah Terbaik Sepanjang Sejarah Premier League
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Arteta Optimis Aubameyang Mau Teken Kontrak Baru di Arsenal
Liga Inggris 15 Juni 2020, 22:57 -
Kata-Kata Inspiratif Ala Jose Mourinho, Sang Jagonya Psywar
Lain Lain 15 Juni 2020, 22:36 -
Ihwal Pengganti Kepa, Chelsea Bakal Impor Kiper dari Italia
Liga Inggris 15 Juni 2020, 21:40 -
Virgil van Dijk Diklaim Mirip Legenda MU Ini
Liga Inggris 15 Juni 2020, 21:20
LATEST UPDATE
-
Dani Pedrosa Jagokan Marc Marquez Tembus 100 Kemenangan di MotoGP Tahun Ini Juga
Otomotif 21 Maret 2025, 17:32 -
Andai Rajin Latihan, Eden Hazard Bisa Sehebat Ronaldo atau Messi!
Liga Inggris 21 Maret 2025, 16:30 -
Tekanan di Pundak Patrick Kluivert Saat Timnas Indonesia Jumpa Bahrain
Tim Nasional 21 Maret 2025, 16:23 -
Prediksi Jerman vs Italia 24 Maret 2025
Piala Eropa 21 Maret 2025, 15:59 -
Prediksi Portugal vs Denmark 24 Maret 2025
Piala Eropa 21 Maret 2025, 15:58 -
Prediksi Prancis vs Kroasia 24 Maret 2025
Piala Eropa 21 Maret 2025, 15:57 -
Prediksi Spanyol vs Belanda 24 Maret 2025
Piala Eropa 21 Maret 2025, 15:56
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39