Gaji Selangit, Kontribusi Minim, Mesut Ozil Namanya

Richard Andreas | 27 Maret 2020 11:40
Gaji Selangit, Kontribusi Minim, Mesut Ozil Namanya
Mesut Ozil mendapat pelukan dari Mikel Arteta usai laga melawan Manchester United (2/1/2020) di Stadion Emirates. (c) Arsenal

Bola.net - Mesut Ozil dianggap sebagai salah satu pemain Premier League yang mendapatkan pujian lebih tinggi daripada kemampuan yang sebenarnya alias overrated. Ozil sejatinya tidak bisa bermain baik, hanya beruntung karena punya talenta luar biasa.

Pandangan ini disampaikan oleh analis Express, Matthew Dunn. Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat kemampuan Ozil diragukan. Gelandang Jerman ini dianggap gagal memenuhi ekspektasi.

Advertisement

Betapa tidak, Ozil bahkan nyaris tidak mendapatkan kesempatan bermain di bawah Unai Emery, terus dicadangkan. Barulah sejak kedatangan Mikel Arteta, Ozil perlahan-lahan mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri.

Kendati demikian, Dunn yakin Arsenal masih rugi memelihara pemain seperti Ozil. Apa maksudnya?

1 dari 2 halaman

Gaji Besar, Kontribusi Kecil

Menurtu Dunn, Arsenal telah membuat kesalahan besar ketika meningkatkan gaji Ozil beberapa tahun lalu. Pemain dengan gaji besar seharusnya jadi bintang utama, jadi Andalan tim, bukan justru menghangatkan bangku cadangan terus-menerus.

"Jika 'nilai' tinggi yang Anda maksud adalah gaji maka hanya ada satu jawaban jelas, Mesut Ozil. Gajinya yang selangit seharusnya bisa membantu Arsenal mengamankan kemenangan dan menuntun tim menembus empat besar dan lebih baik lagi," ungkap Dunn kepada Express.

"Namun, Arsenal hanya mendapatkan pemain dengan kaki kiri yang standar dalam hal menendang bola, tapi sangat buruk dalam hal bergerak dengan cepat, atau mundur saat diserang."

2 dari 2 halaman

Tergantung Momen

Menurut Dunn, Ozil memang punya kemampuan individu luar biasa, pandai menyuguhkan permainan indah. Namun, itu semua tidak ada gunanya dalam permainan tim. Ozil hanya akan jadi beban tim.

"Ketika sedang dalam momen terbaiknya, dia akan berlari menyerang dan beberapa kali memberikan assist luar biasa. Namun, akibatnya ada ruang kosong dalam formasi tim yang dia tinggalkan dan tidak pernah benar-benar bisa dia isi," imbuh Dunn.

"Sekarang, jauh lebih penting, sepak bola adalah permainan tim dan saya rasa cukup aneh ketika pemain sekelas Pierre-Emerick Aubameyang bisa merasa frustrasi, mengingat rekan-rekannya di ruang ganti cukup bagus," tandasnya.

Sumber: Express