Double Six! 5 Faktor yang Membuat Chelsea Era Thomas Tuchel Belum Pernah Kalah

Asad Arifin | 9 Maret 2021 11:19
Double Six! 5 Faktor yang Membuat Chelsea Era Thomas Tuchel Belum Pernah Kalah
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. (c) AP Photo

Bola.net - Chelsea tampil sangat solid bersama sang manajer Thomas Tuchel. Mereka telah melewati 12 laga dan belum pernah merasakan pahitnya kekalahan. Apa sih rahasianya?

Bukan hanya belum kalah, The Blues juga pelit dalam memberi gol pada lawan. Sejauh ini, Chelsea baru kebobolan dua gol dalam 12 laga. Itu pun satu gol di antaranya terjadi karena aksi bunuh diri.

Advertisement

Pada 12 laga bersama Tuchel, lawan yang dihadapi Chelsea juga bukan tim mudah. Mereka bersua Everton, Liverpool, Manchester United, Atletico Madrid, hingga Tottenham. Klub-klub yang berada di top level.

Lantas, apa yang membuat Chelsea di bawah kendali Tuchel begitu perkasa? Simak ulasannya di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 5 halaman

Pilihan Formasi dan Mental

Pilihan Formasi dan Mental

Selebrasi pemain Chelsea usai Jorginho cetak gol ke gawang Everton, Selasa (9/3/2021) dini hari. (c) AP Photo

Frank Lampard mencoba berbagai formasi Chelsea. Dia pernah memakai 4-3-3, 4-2-3-1, hingga 3-5-2. Namun, sejak era Thomas Tuchel, Chelsea konsisten dengan formasi 3-4-2-1.

Formasi ini bisa berganti dengan cair ketika laga berjalan. Saat The Blues menyerang, mereka bisa bermain dengan tiga pemain di lini depan. Sedangkan, ketika bertahan, lima pemain bakal berada di dekat kotak penalti.

Tuchel juga menyentuh hal non-teknis di Chelsea. Dia memberi kesempatan pada pemain yang tidak punya masa depan era Lampard seperti Kepa dan Marcos Alonso. Secara mental, keduanya mampu bangkit bersama Tuchel.

2 dari 5 halaman

Gaya Bermain

Gaya Bermain

Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. (c) AP Photo

Perubahan mendasar yang dibuat Tuchel di Chelsea adalah gaya bermain. Tuchel membuat Chelsea lebih dominan dalam penguasaan bola. Pada duel lawan Wolves, laga debut Tuchel, Chelsea membuat 898 umpan.

Tuchel membuat Chelsea bermain dari bawah. Tuchel meminta para bek tengah melakukan build-up dengan rapi dan tidak sekadar melepas bola ke pemain sayap. Christensen menerjemahkan itu dengan sangat baik. Dia bisa melakukan umpan pendek maupun umpan panjang langsung ke pemain depan.

Chelsea memang tidak selalu lebih dominan dari lawan dalam hal penguasaan bola. Contohnya saat melawan Liverpool. Namun, mereka punya rencana dan gaya bermain yang matang hingga akhirnya bisa mendapatkan tiga poin.

3 dari 5 halaman

Double Six

Double Six

Gelandang Chelsea, Jorginho. (c) AP Photo

Pertahanan solid Chelsea bukan hanya soal kuatnya pemain di lini belakang, tetapi filter yang bagus di lini tengah. Tuchel memberi proteksi yang sangat apik pada tiga bek tengahnya dengan dua gelandang pivot atau 'double six'.

Tuchel memainkan Jorginho dan Matteo Kovacic secara reguler sebagai pivot. Sementara, N'Golo Kante masih berjuang untuk bisa mendapat performa terbaik dan mulai mendapat kepercayaan.

Jorginho punya kemampuan bagus saat bertahan, selain distribusi bola. Sedangkan, Kovacic punya daya jelajah dan kemampuan untuk melakukan duel. Hal inilah yang membuat Chelsea punya filter bagi serangan lawan sebelum masuk area dekat kotak penalti.

4 dari 5 halaman

Pemilihan Pemain Bertahan

Pemilihan Pemain Bertahan

Andreas Christensen berduel lawan Sadio Mane di laga pekan kedua EPL antara Chelsea vs Liverpool di Stamford Bridge, Minggu (20/09/2020). (c) Pool EPA via AP Photo

Tuchel sejak awal konsisten dengan formasi tiga bek di Chelsea. Pemain yang jadi pilihan pun hampir sama, sebelum beberapa penyesuaian harus dilakukan.

Awalnya, Tuchel memilih Cesar Azpilicueta di kanan, Thiago Silva di tengah, dan Antonio Rudiger di kiri.

Namun, Silva kemudian cedera di laga melawan Tottenham. Posisinya kemudian digantikan Andreas Christensen. Sementara, ketika Rudiger tidak bermain, ada Kurt Zouma yang menjadi pilar di sisi kiri.

Tuchel sangat konsisten dengan komposisi ini dan mungkin itulah yang membuat pemain bertahan Chelsea merasa nyaman.

5 dari 5 halaman

Komposisi dan Skema Lini Depan

Komposisi dan Skema Lini Depan

Penyerang Chelsea, Timo Werner saat melawan Everton di lanjutan Premier League 2020-2021, Selasa (9/3/2021) dini hari WIB. (c) Glyn Kirk/Pool via AP

Pada era Lampard, Chelsea sangat dominan bermain dari sisi sayap. Pada musim 2020/2021 ini, ada nama Hakim Ziyech dan Christian Pulisic yang jadi andalan Lampard untuk membangun serangan.

Tuchel mengubah skema menyerang Chelsea. Dia memperkuat serangan dari tengah, dengan Timo Werner dan Mason Mount yang dimainkan di belakang penyerang. Namun, Tuchel tak melupakan serangan dari sisi lapangan. Sedangkan, Olivier Giroud atau Tammy Abraham jadi andalan sebagai ujung tombak.

Tuchel punya dua wingback untuk membangun serangan dari sisi sayap. Penempatan Marcos Alonso sangat ideal pada skema ini.