Cech Sebut Arsenal Terlalu Baik di Bawah Asuhan Wenger

Dimas Ardi Prasetya | 28 Mei 2019 21:48
Cech Sebut Arsenal Terlalu Baik di Bawah Asuhan Wenger
Arsenal (c) AP Photo

Bola.net - - Petr Cech merasa Arsenal terlalu baik dan meneyebut "tidak ada cukup tekanan" di klub itu setelah 22 tahun bernaung di bawah bimbingan Arsene Wenger.

Arsenal menjadi klub besar di bawah asuhan Wenger. Manajer asal Prancis itu sendiri membuat anak-anak asuhnya bermain menyerang dan atraktif.

Advertisement

Filosofi itu sempat membuahkan hasil positif bagi The Gunners. Wenger membuat Arsenal meraih tiga gelar Premier League plus tujuh trofi FA Cup dan Community Shield.

Sayangnya dari hari ke hari, dari musim ke musim, Arsenal seperti makin kehilangan tajinya. Mereka tak pernah lagi bisa jadi juara sejak tahun 2004.
Ia memang masih bisa membawa mereka juara di FA Cup. Akan tetapi trofi itu dianggap tak ada apa-apanya dibanding Premier League atau trofi di level Eropa.

1 dari 2 halaman

Sedikit Tekanan

Sedikit Tekanan

Arsene Wenger (c) AFP


Sekarang Arsenal dilatih oleh Unai Emery. Cech pun yakin manajer asal Spanyol itu nantinya bisa membuat The Gunners menjadi lebih perkasa dari sebelumnya. Apalagi ia langsung membawa klub London itu menembus final Liga Europa di musim perdananya.

Cech kemudian membahas mengapa Arsenal sebelumnya tak tampil perkasa. Ia merasa skuat The Gunners sebelumnya menjadi terlalu santai dan tanpa beban saat mengenakan jersey klub tersebut.

“Ini akan terdengar aneh tapi saya pikir secara umum di Arsenal tidak ada tekanan yang cukup," cetusnya pada Evening Standard.

“Arsene adalah pria sejati. Meskipun ia benci kalah, ia tetap sopan. Jika Anda kalah, Anda menang, Anda kalah, Anda menang, ia tipe orang yang melanjutkan. Itu adalah sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Beda di Chelsea


Cech kemudian mengungkapkan pengalamannya selama masih di Chelsea. Ia mengatakan tekanan besar datang hampir selalu tiap saat, khususnya ketika mereka baru saja menelan kekalahan.

“Di Chelsea, pada saat kami meraih hasil imbang, rasanya seperti berada di pemakaman di ruang ganti. Itu sangat buruk," kenangnya.

"Jika kami bermain imbang melawan tim besar di kandang, rasanya seperti, 'Oh tidak, tidak mungkin kami tidak menang di kandang'. Itu datang dari mana-mana: para pemain, pelatih. Sejak awal ketika saya ada di sana, tekanan ada di sana setiap pertandingan,” cetusnya.