Apa yang Membuat Jurgen Klopp Jadi Sosok Ideal untuk Liverpool?

Yaumil Azis | 24 Juli 2020 14:39
Apa yang Membuat Jurgen Klopp Jadi Sosok Ideal untuk Liverpool?
Jurgen Klopp mengangkat trofi juara Premier League 2019-20. (c) Pool Getty via AP Photo

Bola.net - Jurgen Klopp bisa dikatakan sebagai juru selamat Liverpool. Tidak ada yang mampu membawa the Reds menjadi juara Premier League selain dirinya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Liverpool mengakhiri puasa gelarnya di Premier League musim ini. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil meraih torehan tersebut dengan mengungguli Manchester City selaku juara bertahan lebih dari 20 poin.

Advertisement

Itu bukan trofi perdana Jurgen Klopp untuk Liverpool. Sebelum ini, ia sudah mempersembahkan tiga trofi dari ajang berbeda. Menjuarai Liga Champions jadi prestasi terbaiknya sebelum mendapatkan piala Premier League.

Namun, apa sih yang membuat Jurgen Klopp bisa menjadi sosok spesial buat Liverpool? Sportskeeda memaparkan tiga alasan yang masuk akal. Informasi selengkapnya bisa disimak di bawah ini ya, Bolaneters.

1 dari 3 halaman

Klopp Diberikan Waktu untuk Membangun Sistem

Klopp Diberikan Waktu untuk Membangun Sistem

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. (c) AP Photo

Tidak seperti kebanyakan pelatih lain yang dipecat setelah menuai serangkaian hasil buruk. Manajemen Liverpool tetap memberikan kepercayaan kepada Klopp meski gagal meraih trofi dalam tiga musim perdananya.

Liverpool tahu bahwa Klopp punya magis di tangannya. Setiap klub yang ditukangi pelatih berkebangsaan Jerman tersebut selalu mampu bangkit. Itu terjadi di klubnya yang sebelumnya, Borussia Dortmund.

Klopp berhasil membuat Dortmund menjadi salah satu pesaing terkuat Bayern Munchen di pentas Bundesliga. Bahkan, Die Borussien sanggup menjadi juara selama dua musim berturut-turut saat di tangannya.

Liverpool sadar bahwa Klopp membutuhkan waktu. Klub tersebut lantas tidak menuntutnya untuk memberikan trofi secepat mungkin. Lebih dari itu, Liverpool menginginkan Klopp membangun tim juara. Dan ia bisa melakukannya.

2 dari 3 halaman

Klopp Mendiagnosa Kelemahan Tim dengan Baik

Klopp Mendiagnosa Kelemahan Tim dengan Baik

Jurgen Klopp (c) Pool Getty via AP Photo

Ibarat sebuah puzzle, Klopp membentuk skuat pemenang dengan memasukkan beberapa nama ke dalam tim. Tentu tidak secara sembarangan. Ia hanya mempertimbagkan nama yang cocok dengan skemanya.

Setelah memiliki pondasi yang kuat dalam diri James Milner dan Jordan Henderson, Klopp mulai melanglang buana untuk mencari sosok pembeda. Sadio Mane dan Roberto Firmino merupakan bagian pertama.

Pada tahun 2017, ia mendatangkan Mohamed Salah untuk melengkapi pakem tiga penyerang. Ia menyadari kalau lini belakang pun butuh perhatian dan pada awal tahun 2018, ia berhasil mendatangkan Virgil van Dijk.

Kedatangan Van Dijk dirasa sudah cukup, namun ternyata tidak. Klopp tahu bahwa sektor penjaga gawang pun harus mengalami perubahan setelah Loris Karius melakukan aksi horor di final Liga Champions.

Alisson Becker pun melengkapi skuat pemenang Liverpool. Puzzle-nya telah komplit, hingga the Reds mampu menjadi juara Premier League hanya dengan mengeluarkan uang 10 juta euro saja pada awal musim.

3 dari 3 halaman

Pandai Mendekatkan Diri dengan Pemain dan Fans

Pandai Mendekatkan Diri dengan Pemain dan Fans

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. (c) AP Photo

Dulu, banyak orang berpikir bahwa dalam sebuah tim harus ada hirarki. Untuk mempertegas hirarki tersebut, pelatih pun harus menjaga jarak hubungannya dengan para pemain agar rasa hormat di dalam skuat tetap ada.

Klopp menabrak batasan itu di Liverpool. Ia memangkas jarak dan menjalin hubungan seakrab mungkin dengan para pemainnya. Seperti yang ia lakukan bersama Dortmund beberapa tahun lalu.

Karena metode ini, para pemain pun jadi percaya dengan apapun skema yang diberikan olehnya. Sikap ramah Klopp juga membuat fans paham bahwa tim kesayangannya ada di tangan yang tepat.

Ia tidak menuntut rasa hormat dari berbagai kalangan hanya karena dirinya berada di posisi atas dalam hirarki klub. Tapi sebaliknya, Klopp memosisikan dirinya sebagai sosok idola yang dekat dengan lingkungan sekitarnya.

(Sportskeeda)