5 Pelajaran dari Kekalahan Chelsea atas Newcastle: 5 Laga Tanpa Kemenangan, Masih Mau Percaya Proses?
Serafin Unus Pasi | 13 November 2022 08:31
Bola.net - Klub Premier League, Chelsea menelan kekalahan di pertandingan pekan ke-16 Premier League 2022/23. Berhadapan dengan Newcastle di St James Park, The Blues tumbang dengan skor 1-0.
Pertandingan ini merupakan pertandingan terakhir Chelsea di bulan November 2022. Ini disebabkan mulai pekan depan, Premier League bakal libur selama satu bulan akibat digulirkannya Premier League.
Kekalahan ini membuat catatan buruk Chelsea berlanjut. Pasalnya sudah empat pertandingan beruntun Chelsea gagal menang di EPL, dengan rincian dua hasil imbang dan dua kekalahan. Alhasil kekalahan ini membuat Chelsea meraih tiga kekalahan beruntun di EPL.
Dari duel yang terjadi di St James Park itu, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik oleh Chelsea. Apakah itu? Simak selengkapnya di bawah ini.
Rindu Kante
Jika melihat secara jeli, penyebab kekalahan Chelsea di laga ini adalah performa lini tengah mereka yang kurang oke.
Mereka kerap kalah duel di lini tengah. Para gelandang Chelsea kesulitan untuk merebut bola dari para pemain Newcastle sehingga Newcastle lebih leluasa mengalirkan bola.
Inilah mengapa Chelsea sangat merindukan sosok Kante. Gelandang timnas Prancis itu biasanya yang mengambil peran tersebut, dan ketika ia absen tidak ada pemain Chelsea yang bisa menggantikannya.
Miguel Almiron Kian Ciamik
Di laga ini, Joe Willock memang jadi pahlawan kemenangan Newcastle. Namun tidak afdol rasanya jika tidak membahas performa Miguel Almiron.
Pemain timnas Paraguay itu kembali menjadi bintang di laga ini. Diplot di sisi kanan serangan The Magpies ia benar-benar jadi malapetaka bagi Chelsea.
Kontribusi terbesarnya di laga ini adalah ia membuat assist yang berbuah menjadi gol Willock yang mengunci kemenangan The Magpies di laga ini. Almiron benar-benar telah bertransformasi jadi pemain yang krusial bagi Newcastle.
Pakemkan Formasi
Satu penyebab Chelsea lagi-lagi kalah di pertandingan ini karena Thomas Tuchel lagi-lagi bereksperimen dengan formasi The Blues.
Di laga ini ia menurunkan skema 3-4-2-1. Pakem ini berbeda dengan strategi yang ia mainkan di tiga laga terakhir, di mana setiap laga Potter menjajal terus sejumlah taktik baru.
Bisa dipahami mengapa Potter melakukan otak-atik formasi di skuat Chelsea. Namun proses ini sudah berjalan satu bulan lebih, dan Potter sebaiknya segera menetapkan strategi timnya agar para pemain Chelsea lebih memahami apa yang harus mereka lakukan di atas lapangan.
Newcastle Calon Juara
Salah satu poin menarik dari laga ini adalah Newcastle membuktikan bahwa diri mereka memang layak jadi penantang gelar juara.
Performa mereka musim ini terus menanjak. Berkat instruksi yang cermat dari Eddie Howe, The Magpies benar-benar sulit dikalahkan.
Mereka tidak asal menang melawan Chelsea, di mana mereka bermain dengan sangat baik. Pertahanan mereka juga menjadi pertahanan tersolid di EPL musim ini, jadi tidak mengagetkan jika Newcastle bisa menantang Arsenal dan Man City untuk gelar juara EPL.
Masih Mau Percaya Proses?
Satu pertanyaan besar bagi para fans Chelsea setelah pertandingan ini adalah apakah mereka masih mau percaya kepada Graham Potter?
Dengan rangkaian hasil buruk ini mulai muncul suara-suara sumbang terkait Potter. Tidak sedikit fans Chelsea yang menggaungkan tagar #potterout sebagai bentuk kekeewaan mereka atas performa buruk tim mereka.
Namun yang perlu diingat adalah Potter masuk di tengah musim, di mana ia mewarisi pemain-pemain yang kemungkinan besar tidak cocok dengan gaya bermainnya. Maklum, skuat Chelsea saat ini dibangun untuk Thomas Tuchel, sementara kita tahu gaya bermain Tuchel dan Potter berbeda jauh.
Situasi Potter juga semakin berat karena skuat Chelsea dilanda badai cedera. Sehingga ia tidak bisa memanfaatkan timnya dengan baik untuk saat ini.
Sah-sah saja sih bagi para fans Chelsea untuk kehilangan kepercayaan kepada Potter. Namun jika mereka mau melihat contoh yang baik terkait percaya pada proses, maka mereka bisa belajar dari tetangga mereka, Arsenal.
Situasi Arteta pertama kali menangani Arsenal mirip dengan apa yang dialami Potter, di mana ia mewarisi skuat yang tidak sesuai dengan keinginannya. Namun dengan sedikit kesabaran (tepatnya selama tiga tahun) ia mampu membuat Arsenal menjelma menjadi penantang gelar yang serius di mana mereka kini menjadi pemuncak klasemen.
Jadi fans Chelsea, kalian masih mau percaya proses atau tidak?
Baca Juga:
- Jadwal Siaran Langsung Premier League di SCTV Hari Ini, Minggu 13 November 2022
- Bekuk Chelsea, Kiper Newcastle Puji Tuah St James Park
- Menjadi Penentu Kemenangan Newcastle atas Chelsea, Begini Komentar Joe Willock
- Chelsea Kalah Lagi, Fans The Blues: Mbadut kok Jadi Hobi? Balik Tuchel! #PotterOut?
- Cesar Azpilicueta Cedera, Batal Perkuat Timnas Spanyol di Piala Dunia 2022?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Leandro Trossard: Saya Pindah ke Chelsea?
Liga Inggris 12 November 2022, 23:59 -
Premier League: Link Live Streaming Newcastle vs Chelsea di Vidio Malam Ini
Liga Inggris 12 November 2022, 21:30 -
Paul Merson: Reece James Sepenting Harry Kane, Seharusnya Dibawa ke Piala Dunia 2022
Piala Dunia 12 November 2022, 18:23 -
Graham Potter Isyaratkan Chelsea Tak Beli Pemain Baru di Januari 2023
Liga Inggris 12 November 2022, 14:31 -
4 Pemain Kontroversial yang Dipanggil ke Timnas Inggris untuk Piala Dunia 2022
Piala Dunia 11 November 2022, 20:10
LATEST UPDATE
-
Lupakan Australia, Timnas Indonesia Fokus Hadapi Bahrain
Tim Nasional 22 Maret 2025, 19:57 -
Bintang Muda RB Leipzig Ini Masuk Daftar Belanja Manchester United
Liga Inggris 22 Maret 2025, 17:58 -
Syukurlah Fans MU! Cedera Ayden Heaven Tidak Parah dan Segera Latihan Lagi!
Liga Inggris 22 Maret 2025, 17:50
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39