5 Alasan Chelsea Blunder Pecat Frank Lampard
Gia Yuda Pradana | 26 Januari 2021 12:04
Bola.net - Berakhir sudah kebersamaan Chelsea dan Frank Lampard. Hubungan itu sejatinya tak sebatas klub dan manajer, tetapi juga kebersamaan selama bertahun-tahun, terutama saat Lampard masih menjadi pemain.
Meski bos Chelsea, Roman Abramovich, sudah menegaskan jika status legenda Lampard buat klub tidak akan berkurang dengan pemecatan ini, tetapi tetap ada yang hambar dalam hubungan tersebut.
Banyak pihak mengatakan, tidak seharusnya Chelsea mengirimkan surat pemecatan kepada Lampard. Selain karena durasi menjadi manajer masih terbilang pendek, direksi The Blues juga seharusnya bisa memahami proses.
Hal itu seperti diutarakan paman Lampard yang juga pelatih legendaris Inggris, Harry Redknapp. Ia mengecam Chelsea yang tidak mau sabar menunggu waktu.
"Semua orang mengalami masa-masa buruk. Jurgen Klopp sekarang sedang mengalaminya di Liverpool. Mikel Arteta juga merasakannya di Arsenal," ujar Redknapp, berbicara kepada TalkSport.
"Orang butuh waktu. Kehilangan empat atau lima pertandingan tidak seketika menjadikan Anda manajer yang buruk," katanya menambahkan.
Benarkah begitu? Bola.net coba menganalisis satu per satu dengan dasar pemecatan yang dilakukan Chelsea terhadap Lampard ini adalah blunder.
Baru Sebentar
Lampard menjadi manajer Chelsea menggantikan Maurizio Sarri pada 4 Juli 2019. Ia masuk menangani Chelsea pada musim panas 2019/20.
Alhasil, durasinya menjadi manajer Chelsea setelah dikirimi surat pemecatan adalah 1,5 tahun. Itu relatif pendek bila melihat kontraknya berlaku di The Blues selama tiga tahun.
Buat pelatih yang memegang suatu tim, durasi 1,5 tahun tentu sulit untuk mengukur kemampuan yang dimiliki dalam menangani klub. Namun, apa boleh buat, Chelsea pada dasarnya memang suka memecat pelatih.
Kebersamaan Chelsea dengan dua manajer sebelum Lampard, yaitu Antonio Conte dan Maurizio Sarri, juga tidak berlangsung lama. Conte 4 April 2016 - 13 Juli 2018, sementara Sarri 14 Juli 2018 - 30 Juni 2019.
Sabar
Seperti dikatakan Redknapp, Chelsea terkesan tidak sabar dalam mengambil keputusan mengenai posisi Lampard. Sebab, suatu tim pasti mengalami periode naik dan turun.
Faktanya memang begitu. Chelsea pernah beredar di tiga besar Premier League 2020/21, persisnya posisi ketiga pada pekan ke-9, 10, dan 11, sebelum akhirnya perlahan turun, dan sekarang ada di posisi sembilan.
Hal itu masih wajar jika melihat persaingan ketat di papan atas. Sebab, posisi puncak sering berganti klub hingga putaran pertama selesai.
Sekadar informasi, posisi puncak klasemen Premier League musim ini pernah bergantian ditempati Everton, Leicester City, Tottenham Hotspur, Liverpool, dan sekarang Manchester United yang di awal musim mencatat start kurang bagus.
Contoh Manchester United dan Solskjaer
Seperti disinggung di atas, Manchester United pernah terpuruk hingga ke papan tengah klasemen Premier League musim ini. Puncaknya, Setan Merah sampai jadi bahan bully setelah tersingkir dari Liga Champions.
Namun, direksi Manchester United tidak tergoda untuk menjatuhkan talak kepada Ole Gunnar Solskjaer. Semua tekanan dibiarkan secara alami dirasakan Solskjaer.
Terbukti, Manchester United sekarang bisa menempati posisi puncak klasemen sementara Premier League. Kondisi ini tentu bakal berbeda jika pada saat itu direksi klub Setan Merah secara reaksioner memecat Solskjaer.
Thomas Tuchel Juga Baru Dipecat PSG
Nama Thomas Tuchel belum resmi diumumkan sebagai manajer baru Chelsea. Namun, telah terkonfirmasi jika pelatih asal Jerman itu sedang bernegosiasi dengan The Blues.
Namun, agak lucu karena sebetulnya Tuchel juga baru dipecat Paris Saint-Germain (PSG). Setelah membawa PSG ke final Liga Champions musim kemarin, perjalanannya di klub asal Paris itu pada awal 2020/2021 kurang mulus.
Meski PSG tak terperosok ke lubang yang dalam di klasemen Ligue 1, posisinya juga tidak bagus-bagus amat karena belum mendominasi papan atas. Akhirnya, direksi mengambil keputusan memecat Tuchel, yang alasannya saat itu bercampur dengan komentar negatif terhadap tim dalam wawancara dengan media.
Pelatih Baru Butuh Adaptasi
Atmosfer Premier League jelas berbeda dengan kompetisi lainnya. Setiap negara punya kekhususan dan tantangan masing-masing.
Nah, jika Tuchel menangani Chelsea, itu berarti menjadi debutnya di Premier League. Ia benar-benar newbie, karena saat jadi pemain pun tidak pernah merasakan sepak bola kick and rush.
Dari situ, boleh diyakini jika Tuchel butuh adaptasi dalam menangani Chelsea. Alhasil, bisa disangsikan jika mantan pelatih Borussia Dortmund itu bisa cepat membawa Chelsea bersaing di jalur juara Premier League.
(Bola.net/Fitri Apriani)
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Cara Roman Abramovich Pecat Frank Lampard: Diajak Sarapan, Diskusi, Lalu Dipecat
- Maaf Chelsea, Tuchel Bukan Guardiola atau Klopp
- Pemecatan Frank Lampard adalah Bukti Bahwa Chelsea Tidak Pernah Belajar
- Prediksi Gary Neville: Thomas Tuchel Cuma Bertahan Dua Tahun di Chelsea
- 4 Perkiraan Formasi Chelsea di Bawah Komando Thomas Tuchel
- Momen-momen Kemesraan, Kebersamaan, Kekompakan Ciro Immobile dan Jessica Melena
- Istri Lionel Messi, Antonela Roccuzzo dan Senyumnya yang Menawan
- Potret-potret Glamor Georgina Rodriguez, Pujaan Hati Cristiano Ronaldo
- Berkenalan dengan Ekaterina Kostyunina, Wasit Jelita dari Rusia
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Chelsea Sempat Dekati Dua Pelatih Jerman Sebelum Pecat Lampard
Liga Inggris 25 Januari 2021, 22:55 -
Chelsea Dikritik Karena Pecat Lampard: Harusnya Tiru MU, Liverpool, dan Arsenal
Liga Inggris 25 Januari 2021, 22:23 -
Kontrak Beres, Thomas Tuchel Segera Diperkenalkan Sebagai Manajer Baru Chelsea
Liga Inggris 25 Januari 2021, 21:40 -
Meme-meme Jenaka Sambut Pemecatan Frank Lampard Oleh Chelsea
Bolatainment 25 Januari 2021, 21:37 -
Tribut Menyentuh Thiago Silva untuk Frank Lampard yang Dipecat Chelsea
Liga Inggris 25 Januari 2021, 21:20
LATEST UPDATE
-
Reaksi Bijak Marselino Ferdinan Usai Timnas Indonesia Dipermak Australia 1-5
Tim Nasional 21 Maret 2025, 07:18 -
Vinicius, Raphinha, Rodrygo: Perburuan Bintang Baru Brasil Pasca Neymar
Amerika Latin 21 Maret 2025, 06:34 -
Italia Ukir Rekor Buruk Usai Kalah dari Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:22 -
Italia Kesulitan Hadapi Bola Udara Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:04 -
Man of the Match Italia vs Jerman: Joshua Kimmich
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:01 -
Man of the Match Belanda vs Spanyol: Jeremie Frimpong
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:55 -
Calafiori Cedera, Italia dan Arsenal Dibayangi Kekhawatiran
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:52
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40