Suporter Terus Jadi Tumbal, SOS Minta Jokowi Hentikan ISC 2016
Asad Arifin | 7 November 2016 16:48
Bola.net - - Terus berjatuhannya korban jiwa dari kalangan suporter di sepakbola Indonesia memancing reaksi keras Save Our Soccer (SOS). Mereka berharap Presiden Indonesia, Joko Widodo, menghentikan turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 untuk menghentikan berjatuhannya korban.
“SOS berharap Presiden melihat fakta-fakta di lapangan dan menuntut untuk dihentikannya ISC sementara karena sudah tak bisa memberikan hiburan bagi masyarakat, ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali.
Bahkan, sudah mengalami distorsi menjadi ladang pembantaian dan kuburan massal. Buat apa ada sepakbola bila masih ada darah, nyawa, dan air mata terbuang sia-sia, sambungnya.
Menurut Akmal, ada beberapa alasan di balik tuntutan SOS agar Jokowi, sapaan karib Presiden Joko Widodo, menghentikan ISC. Pertama, ISC tak memiliki legal standing yang jelas. Siapa yang bertanggung jawab terhadap permasalahan yang terjadi sejauh ini terkesan tertutup. Tidak ada yang tahu siapakah yang bertanggung jawab, pemerintah, PSSI atau PT Gelora Trisula Semesta, operator ISC.
Bila pemerintah yang bertanggungjawab, BOPI sebagai lembaga yang menangani olahraga profesional sejauh ini tak mengeluarkan rekomendasi. PSSI juga sedari awal tidak dilibatkan karena saat ISC digelar posisinya dibekukan Menteri Pemuda dan Olahraga. Sementara, jika GTS, dari mana mereka mendapatkan hak sebagai operator? paparnya.
Ini sangat riskan dan berisiko di tengah persaingan sengit para kontestan dari Sabang sampai Merauke, Akmal menambahkan.
Alasan kedua, sambung mantan jurnalis ini adalah ISC -yang dikelola GTS dan diharapkan sebagai proyek percontohan reformasi tata kelola sepakbola Indonesia- tak memberikan contoh yang benar. Ia mencontohkan kasus Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) pemain asing, kontrak pemain, sampai kepada pengelolaan dan pembinaan suporter yang berujung hilangnya nyawa.
Ketiga, Akmal menambahkan, keinginan Jokowi agar sepakbola harus tetap jalan sebagai hiburan masyarakat tak tercapai. Terbukti, sepakbola malah menjadi tempat bersimbahnya darah, nyawa, dan air mata.
Keempat, tak adanya langkah-langkah konkret dari pemerintah, kepolisian, PSSI, dan GTS untuk mencegah terjadinya aksi-aksi anarkis di lapangan yang berujung kematian. Tak ada regulasi untuk suporter seperti Football Spectator Act (FSA) di Inggris, Akmal menjelaskan.
Selain itu, dari enam korban tewas belum ada satupun yang diusut tuntas dan pelakunya diberikan hukuman sesuai undang-undang. GTS dan klub juga tak ada upaya-upaya pembinaan terhadap suporter untuk mencegah potensi kerusuhan dan bentrokan, imbuhnya.
Sebelumnya, sepakbola Indonesia kembali meminta tumbal nyawa. Kini, giliran Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon yang harus menjadi korbannya. Pria berusia 30 tahun yang tercatat sebagai anggota The Jakmania Korwil Kali Malang itu tewas setelah terlibat bentrokan dengan warga Lungbenda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu di Tol Palimanan, sekitar pukul 16.40 WIB dalam perjalanan pulang usai menyaksikan laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (05/11).
Data Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS mencatat sudah 54 tumbal nyawa di sepak bola Indonesia sejak Liga Indonesia digelar pada 1993/1994. The Jakmania, suporter Persija, tercatat sudah mengorbankan lima nyawa. Khusus 2016, litbang SOS mencatat sudah enam nyawa melayang. Mulai dari M. Fahreza (The Jakmania), Stanislaus Gandhang Deswara (BCS, Sleman), Naga Reno Cenopati (Singamania), M. Rovi Arrahman (bobotoh), sampai Gilang dan Harun Al Rasyid Lestaluhu (The Jakmania). Mirisnya, semua terjadi dalam kegiatan kompetisi tak resmi: Indonesia Soccer Championship (ISC) yang digagas pemerintah dan dikelola PT Gelora Trisula Semesta (GTS) sebagai proyek percontohan reformasi tata kelola sepak bola Indonesia.
Lebih lanjut, menurut Akmal, SOS meminta agar Presiden benar-benar bisa mendengar dan memenuhi permintaan mereka. Selain itu, ia berharap agar ISC tak boleh digulirkan lagi sebelum ada jaminan tumbal nyawa tak terus bertambah.
Silahkan ISC bergulir kembali bila operator dan pihak-pihak terkait bisa memberikan jaminan berjalan lebih baik dan tak akan ada nyawa lagi yang jadi tumbal, tandasnya. (den/asa)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Rencana Menpora Bantu Dana Kongres PSSI Dinilai Blunder
Bola Indonesia 1 November 2016, 21:03 -
SOS Tuntut Tragedi Sepakbola Gajah Direkonstruksi dan Diusut Tuntas
Bola Indonesia 27 Oktober 2016, 21:35 -
Suporter Kembali Jadi Korban, SOS: Sepakbola Adalah Hiburan, Bukan Pemakaman
Bola Indonesia 25 Oktober 2016, 15:32 -
SOS Harap Voter Ikut Berperan Benahi PSSI
Bola Indonesia 22 Oktober 2016, 08:25 -
SOS: PSSI Jangan Lagi Dipimpin Politisi
Bola Indonesia 21 Oktober 2016, 17:15
LATEST UPDATE
-
Sudah Ketok Palu! Victor Osimhen Jadi Buruan Utama MU di Musim Panas 2025
Liga Inggris 25 Maret 2025, 19:56 -
Xavi Simons ke MU? Kok Kayaknya Sulit Ya!
Liga Inggris 25 Maret 2025, 19:35 -
Timnas Indonesia Menang, Mudik Tenang
Tim Nasional 25 Maret 2025, 19:22 -
Usai Joao Felix, AC Milan Kepincut Pemain Chelsea Ini?
Liga Inggris 25 Maret 2025, 19:20 -
Bukan Guimaraes, Barcelona akan Coba Angkut Gelandang Newcastle Ini
Liga Spanyol 25 Maret 2025, 19:12 -
Tepis Isu Bakal Cabut, Federico Chiesa Dipastikan Bakal Tetap di Liverpool
Liga Inggris 25 Maret 2025, 18:50 -
Kondisi Kian Membaik, Comenback Luke Shaw di MU Sudah di Depan Mata
Liga Inggris 25 Maret 2025, 18:39
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Terbaik Dunia 2015 Versi Yaya Toure
Editorial 25 Maret 2025, 12:29 -
5 Pemain yang Bisa Jadi Penerus Ronaldo di Timnas Portugal
Editorial 25 Maret 2025, 11:53 -
Di Mana Mereka Sekarang? 3 Pemain MU Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson
Editorial 24 Maret 2025, 12:37 -
5 Eks Pemain Premier League yang Bisa Diboyong Arsenal
Editorial 24 Maret 2025, 12:10