Sejumlah Kejanggalan Warnai Perjalanan Persija Jakarta di Makassar

Serafin Unus Pasi | 30 Juli 2019 20:17
Sejumlah Kejanggalan Warnai Perjalanan Persija Jakarta di Makassar
Persija Jakarta (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Sejumlah kejanggalan dibeberkan CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus, saat timnya berada di Makassar untuk menghadapi PSM Makassar pada leg kedua final Piala Indonesia 2018/2019 di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (28/7).

PSSI menunda laga tersebut setelah mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan. Keputusan itu tak lepas setelah Persija diteror dua kali di Makassar.

Advertisement

Teror yang paling kelewat batas ialah saat Persija kembali ke hotel setelah melakukan official training (OT) di Andi Mattalatta, Sabut (27/7) sore WITA. Bus yang mengangkut skuat Macan Kemayoran ditimpuki batu hingga mengalami pecah kaca dan menimbulkan beberapa orang luka.

Selain dua teror tersebut, Ferry merasa keanehan lainnya ketika PSM membuat tribun portable di tribune VIP alias persis di belakang bangku cadangan kedua tim. Ferry menilai jarak antara tribune portable dan bench timnya terlalu dekat.

Ferry juga menyoroti penjualan tiket secara on the spot untuk tribune portable itu dilangsungkan berbarengan dengan OT Persija di Stadion Andi Mattalatta. Alhasil, calon penonton pun menumpuk dan situasi menjadi tidak kondusif.

"Lalu kenapa saat OT Persija terjadi penumpukan? Bahwa dapat informasi, di hari yang sama, panpel menambah penjualan tiket secara langsung di sekitar stadion. Tiket yang dijual jelas-jelas menyalahi aturan karena seat/portable yang disiapkan persis di belakang di bench kedua pihak," ujar Ferry di Kantor Persija yang terletak di Rasuna Office Park (ROF), Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (30/7).

"Di regulasi jelas ada, tim tamu yang berada di bench pemain harus nyaman. Kenyamanan didapat dari jarak dengan penonton. Pada 27 Juli atau sehari sebelum laga, dijual 800 tiket kalau tidak salah. Animo masyarakat Makassar yang besar, jumlah 800 tiket itu habis dalam waktu singkat. Sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat tiket," lanjutnya.

"Di Jakarta juga sering (animo besar), hanya harusnya panpel buat antisipasi lengkap dan cerdas sehingga penumpukan massa bisa diantisipasi oknum-oknum yang anarkistis sampai terjadi pelemparan-pelemparan," katanya menambahkan.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters

1 dari 1 halaman

Boarding Pass Dipindai

PSSI memutuskan untuk menunda laga tersebut menjadi 6 Agustus mendatang. Lokasi masih di Andi Mattalatta. Sebelum ditunda, Ferry mengatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria meminta Munafri untuk mencari stadion yang lain.

"Sekali lagi, buat kami Persija tidak pernah khawatir main di mana pun. Ketika Sekjen PSSI menyampaikan laga ditunda dan awalnya dipertandingkan di tempat netral, karena PSM minta main di tempat itu juga, kami sanggupi. Mari tanding secara fair, tanpa intimidasi," tutur Ferry.

Ferry menanbahkan cerita, saat Macan Kemayoran pulang dari Makassar via Bandara Sultan Hasanuddin, boarding pass tiket para pemainnya dipindai oleh petugas di lokasi. Ferry menyebut, perlakuan tersebut menyalahi privasi skuat Persija.

"Sampai kita pulang ke Jakarta pun banyak hal janggal. Semua tiket boarding pass pemain dan ofisial discan dan dipublish dengan ada kata-kata yang tidak baik. Dari sisi etik penerbanganan tidak diperkenankan, itu pribadi sifatnya," imbuh Ferry.