Rapor Pelatih Lokal di Shopee Liga 1 2019
Aga Deta | 4 September 2019 09:07
Bola.net - Shopee Liga 1 2019 sepertinya kurang bersahabat dengan para pelatih lokal. Dari total tujuh pelatih lokal tersebar di sejumlah klub, sekarang tinggal tersisa dua nama saja.
Kedua nama tersebut adalah Rahmad Darmawan bersama Tira Persikabo dan Seto Nurdiyantoro di PSS Sleman. Mereka berdua belum tersentuh dari jurang pemecatan karena berhasil membuat timnya bersaing di Liga 1 2019.
Rahmad Darmawan menjadi pelatih lokal yang paling gemilang sampai putaran pertama musim ini. Pria yang akrab disapa RD itu berhasil membantu Tira Persikabo bersaing di papan atas. Bahkan, Laskar Padjadjaran sempat beberapa pekan nyaman di puncak klasemen.
Sementara itu, pujian juga layak diberikan kepada Seto Nurdiyantoro. Menukangi tim berstatus promosi, namun Seto berhasil menempa Tim Elang Jawa sebagai tim yang bisa bersaing dan patut diperhitungkan musim ini.
Nasib keduanya lebih beruntung dari lima pelatih lokal lainnya. Mereka harus menerima kenyataan pahit pemecatan karena dianggap gagal menukangi klub.
Mereka yang dipecat adalah Jan Saragih oleh Perseru Badak Lampung, Jafri Sastra oleh PSIS Semarang, dan Djadjang Nurdjaman oleh Persebaya Surabaya. Adapun Aji Santoso memilih mundur dari Persela Lamongan dan Syafrianto Rusli dari Semen Padang sebagai bentuk tanggung jawab kegagalan timnya.
Kelima pemain yang kehilangan jabatannya pada putaran pertama Shopee Liga 1 2019 merupakan setengah dari jumlah keseluruhan. Sampai berakhirnya pekan ke-17, terdapat 10 pelatih yang jadi korban ketatnya persaingan dan tekanan dari klub.
Berikut ini daftar kiprah pelatih lokal pada putaran pertama Shopee Liga 1 2019 seperti dilansir Bola.com:
Daftar Lengkap Pelatih Lokal
1. Rahmad Darmawan (Tira Persikabo)
Rahmad Darmawan bisa dibilang menjadi salah satu pelatih lokal yang sukses pada putaran pertama. Pria yang akrab disapa RD itu berhasil membuat Tira Persikabo berada di puncak klasemen dalam beberapa pekan.
Tira Persikabo asuhan RD saat ini berada di peringkat kedua dengan raihan 33 poin. Jumlah itu dikumpulkan Laskar Padjadjaran karena meraih sembilan kemenangan, enam kali imbang, dan hanya kalah dua kali.
2. Seto Nurdyantoro (PSS Sleman)
Pelatih lokal yang masih bertahan adalah Seto Nurdiyantoro. Sebagai klub promosi, PSS asuhan Seto berhasil menjadi kuda hitam dan kini menghuni peringkat ketujuh klasemen sementara.
PSS Sleman mengumpulkan 24 poin berkat enam kali menang, enam kali imbang, dan lima kali kalah. Pencapaian tersebut tentu masih dalam batas wajar untuk klub juara Liga 2 2018 tersebut.
3. Djadjang Nurdjaman (Persebaya Surabaya/Dipecat)
Kisah tragis justru dialami Djadjang Nurdjaman bersama Persebaya Surabaya. Pria yang akrab disapa Djanur itu tak mampu menghindari pemecatan yang terjadi pada putaran pertama.
Bersama Djanur, laju Persebaya sebenarnya tak buruk-buruk amat. Djanur berhasil membawa Bajul Ijo ke peringkat ketujuh dengan rincian tiga kali menang, enam imbang, dan empat kalah. Namun, jumlah tersebut dirasa kurang oleh manajemen yang akhirnya memecat Djanur pada 10 Agustus 2019.
Berikutnya
4. Aji Santoso (Persela Lamongan/Mengundurkan diri)
Kiprah Aji Santoso bersama Persela Lamongan hanya bertahan sampai pekan keenam Shopee Liga 1 2019. Ketika itu, Aji memilih mengundurkan diri pada 30 Juni 2019 karena gagal mendongkrak posisi Laskar Joko Tingkir di tabel klasemen.
Bersama Aji Santoso dalam enam laga, Persela meraih dua kali imbang dan tiga kali kalah. Ketika itu, Persela yang hanya mampu mencetak delapan gol dan kebobolan 16 kali harus terdampar di peringkat ke-17 dengan jumlah 2 poin.
5. Jan Saragih (Perseru Badak Lampung/Dipecat)
Karier Jan Saragih bersama Perseru Badak Lampung hanya bertahan selama 11 pekan. Ketika itu, Perseru Badak Lampung tak mampu bersaing dan harus tercecer di peringkat ke-15.
Jan Saragih hanya mampu memberikan dua kemenangan, tiga kali imbang, dan menelan enam kekalahan. Manajemen Perseru Badak Lampung akhirnya memecat Jan Saragih pada 28 Juli 2019 dengan rapor tim 10 kali mencetak gol dan 26 kali kebobolan dalam 11 laga.
Selanjutnya
Jafri Sastra (PSIS Semarang/Dipecat)
Perjalanan Jafri Sastra bersama PSIS Semarang akhirnya berakhir pada pekan ke-13. Pelatih asal Sumatra Barat itu dianggap gagal karena hanya mampu mengantarkan PSIS sampai posisi ke-10 klasemen sementara ketika itu.
Bersama Jafri Sastra, PSIS meraih empat kemenangan, tiga kali imbang, dan enam kali kekalahan. Manajemen kemudian memecat Jafri Sastra pada 8 Agustus 2019.
7. Syafrianto Rusli (Semen Padang/Mengundurkan diri)
Rentetan hasil minor yang diraih Semen Padang membuat Syafrianto Rusli sadar diri. Pelatih asal Sumatra Barat itu memilih mengundurkan diri setelah menukangi Kabau Sirah dalam tujuh pekan.
Penyebabnya tak lain karena Semen Padang gagal meraih kemenangan dan tercecer di peringkat ke-16 ketika itu. Irsyad Maulana dkk menelan empat kali kalah dan tiga kali imbang.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Zulfirdaus Harahap/Editor Ario Yosia
Published: 4 September 2019
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tantangan Berat Tira Persikabo Hadapi Borneo FC
Bola Indonesia 31 Agustus 2019, 22:25 -
Candaan Bos Tira Persikabo: Siap Lepas Ciro Alves Jika Dapatkan Messi
Bola Indonesia 20 Agustus 2019, 09:08 -
Meski Menang atas PSS, Rahmad Darmawan Tak Puas Penampilan Tira Persikabo
Bola Indonesia 19 Agustus 2019, 21:06 -
Pelatih Tira Persikabo Akui Bali United Layak Menang
Bola Indonesia 15 Agustus 2019, 22:48 -
3 Pemain Tira Persikabo Dipanggil Timnas Indonesia, Perasaan RD Campur Aduk
Tim Nasional 15 Agustus 2019, 20:12
LATEST UPDATE
-
Optimisme Timnas Bahrain Curi Poin di Jakarta
Tim Nasional 22 Maret 2025, 11:46 -
Krisis Bek Melanda Bahrain Jelang Lawan Timnas Indonesia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 11:15
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39