PSSI Tuding KONI dan Baori Intervensi PON 2012
Editor Bolanet | 9 September 2012 19:34
- Koordinator pertandingan sepakbola PON 2012, Saleh Ismail Mukadar menilai Panpel sudah berkonsprirasi dengan KONI dan Baori untuk merusak nama baik PSSI. Hal itu berkaitan dengan kekisruhan jelang laga yang mempertemukan daerah yang organisasinya bermasalah.
Kami diusir dari lapangan. Semua perangkat pertandingan PSSI, pun ikut diusir. Tapi nyatanya, mereka sudah berkumpul di tengah arena pertandingan dan ikut mengurusi semua hal-hal teknis yang bukan wewenangnya, terang Saleh.
Saleh mengatakan, semua kisruh yang terjadi di PON bermula dari campur tangan KONI Pusat dan Baori melalui Panitia Besar (PB) PON. Tim sepakbola Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Jambi yang sudah terdaftar di PB PON, sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku. Namun, bisa dianulir karena campur tangan KONI Pusat dan Baori. Semuanya menjadi kacau, karena mereka banyak melakukan pelanggaran, tuturnya.
Dilanjutkan Saleh, putusan PSSI menarik semua wasit dan perangkat pertandingan disebabkan karena adanya tindakan pengusiran dan intimidasi yang terlihat sistematis. Jadi, PSSI mengambil tindakan darurat, sebagai akibat dari perbuatan anarkis di lapangan.
Lebih jauh dikatakannya, pada saat manager meeting, 4 September di kantor PB PON, semua berjalan lancar sesuai urutan dan tata cara pertandingan. Dan semua berjalan sesusi jadwal. Namun, pada technical meeting sehari kemudian, persoalan mulai muncul karena KONI dan Baori sudah melakukan intervensi ke PB PON.
Selanjutnya, akibat intervensi KONI Pusat dan Baori ke PB PON, tim Kalimantan Selatan, Jawa Barat, maupun Jambi yang semestinya bertanding, secara sepihak dianulir oleh PB PON berdasarkan putusan Baori yang tidak tidak diakui PSSI.
Kisruh kemudian berkembang di lapangan pada 6 September saat pertandingan kedua grup C akan berlangsung pukul 19.00 WIB, di Bangkinang antara Jawa Tengah lawan Kalimantan Selatan. Massa dan Panpel setempat, secara tiba-tiba memprovokasi perangkat pertandingan PSSI.
Jadi, PSSI menarik semua wasit dan perangkat pertandingan. Itu, cermin tindakan anarkis Panpel. Meski begitu, kami mendukung sepenuhnya kesuksesan PON. Tetapi, ada aturan yang harus dihormati semua pihak. Itu juga yang berlaku di Olimpiade, Asian Games ataupun SEA Games. ujar Direktur media PSSI, Tommy Rusihan Arief. (esa/end)
Kami diusir dari lapangan. Semua perangkat pertandingan PSSI, pun ikut diusir. Tapi nyatanya, mereka sudah berkumpul di tengah arena pertandingan dan ikut mengurusi semua hal-hal teknis yang bukan wewenangnya, terang Saleh.
Saleh mengatakan, semua kisruh yang terjadi di PON bermula dari campur tangan KONI Pusat dan Baori melalui Panitia Besar (PB) PON. Tim sepakbola Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Jambi yang sudah terdaftar di PB PON, sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku. Namun, bisa dianulir karena campur tangan KONI Pusat dan Baori. Semuanya menjadi kacau, karena mereka banyak melakukan pelanggaran, tuturnya.
Dilanjutkan Saleh, putusan PSSI menarik semua wasit dan perangkat pertandingan disebabkan karena adanya tindakan pengusiran dan intimidasi yang terlihat sistematis. Jadi, PSSI mengambil tindakan darurat, sebagai akibat dari perbuatan anarkis di lapangan.
Lebih jauh dikatakannya, pada saat manager meeting, 4 September di kantor PB PON, semua berjalan lancar sesuai urutan dan tata cara pertandingan. Dan semua berjalan sesusi jadwal. Namun, pada technical meeting sehari kemudian, persoalan mulai muncul karena KONI dan Baori sudah melakukan intervensi ke PB PON.
Selanjutnya, akibat intervensi KONI Pusat dan Baori ke PB PON, tim Kalimantan Selatan, Jawa Barat, maupun Jambi yang semestinya bertanding, secara sepihak dianulir oleh PB PON berdasarkan putusan Baori yang tidak tidak diakui PSSI.
Kisruh kemudian berkembang di lapangan pada 6 September saat pertandingan kedua grup C akan berlangsung pukul 19.00 WIB, di Bangkinang antara Jawa Tengah lawan Kalimantan Selatan. Massa dan Panpel setempat, secara tiba-tiba memprovokasi perangkat pertandingan PSSI.
Jadi, PSSI menarik semua wasit dan perangkat pertandingan. Itu, cermin tindakan anarkis Panpel. Meski begitu, kami mendukung sepenuhnya kesuksesan PON. Tetapi, ada aturan yang harus dihormati semua pihak. Itu juga yang berlaku di Olimpiade, Asian Games ataupun SEA Games. ujar Direktur media PSSI, Tommy Rusihan Arief. (esa/end)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PSSI Sebut Pertemuan Jokdri-Tri Goestoro Tidak Resmi
Bola Indonesia 7 September 2012, 10:26 -
Alfred Riedl Senang Kembali Latih Timnas
Tim Nasional 6 September 2012, 12:15 -
Kisruh Sepakbola Indonesia Berimbas Pada PON
Bola Indonesia 6 September 2012, 11:29 -
PSSI: Produk Baori Tidak Diakui
Bola Indonesia 5 September 2012, 22:30 -
Tony Apriliani Minta Pengprov PSSI Patuhi Putusan BAORI
Bola Indonesia 5 September 2012, 11:50
LATEST UPDATE
-
Optimisme Timnas Bahrain Curi Poin di Jakarta
Tim Nasional 22 Maret 2025, 11:46 -
Krisis Bek Melanda Bahrain Jelang Lawan Timnas Indonesia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 11:15 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 22 Maret 2025, 10:51 -
Update Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 22 Maret 2025, 10:49
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39