PSSI Akan Tanggung Biaya Tes Virus Corona saat Kompetisi Kembali Dimulai

Gia Yuda Pradana | 29 Juni 2020 14:30
PSSI Akan Tanggung Biaya Tes Virus Corona saat Kompetisi Kembali Dimulai
Para pemain dan wasit Shopee Liga 1 2020 (c) Liputan6.com/Johan Tallo

Bola.net - Tes Covid-19 secara periodik jadi salah satu syarat yang tertuang dalam protokol kesehatan PSSI saat kompetisi Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 kembali dimulai pada Oktober mendatang. Namun, belum diputuskan bentuk pemeriksaannya apakah berupa rapid tes atau swab tes.

Namun, biaya yang harus dikeluarkan untuk tes Covid-19 pastinya tak sedikit. Untuk swab tes misalnya, menurut penuturan Ketua Tim Medis PSSI, Syarif Alwi, harganya paling murah Rp 1,5 juta untuk sekali tes.

Advertisement

PSSI pun menyadari pengeluaran klub akan membengkak bila harus mengeluarkan anggaran sendiri. Oleh sebab itu, induk sepak bola di Tanah Air tersebut akan menanggung biayanya.

"Seyogyanya memang nanti federasi menanggung itu. Seyogyanya demikian," ujar Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan, saat sesi jumpa pers di Kantor PSSI, Gedung FX, Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (28/6/2020) malam.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Komunikasi dengan PT LIB

Komunikasi dengan PT LIB

Suasana Pembukaan Liga 2 2020 (c) Bola.net/Fitri Apriani

Saat ditanya berapa kira-kira biaya yang harus dikeluarkan, pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengaku belum tahu. Sebab, PSSI masih harus berkoordinasi lebih dulu dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.

"PT LIB akan berkomunikasi kembali dengan klub-klub Liga 1 dan Liga 2. Kami akan jelaskan nanti setelah penghitungan oleh PT LIB," tutur Iwan Bule.

"Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa klub. Memang ada yang keberatan, ada yang tidak. Tentunya, akan didiskusikan dengan PSSI," imbuh pria kelahiran Jakarta ini.

Sejauh ini, tes yang paling akurat untuk menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak ialah swab tes. Tes tersebut dilakukan dengan mengambil sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan yang kemudian sampelnya dianalisis dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

(Bola.net/Fitri Apriani)