Piala Kemerdekaan: Persinga Paham Karakter Persiba Bantul

Editor Bolanet | 10 September 2015 10:10
Piala Kemerdekaan: Persinga Paham Karakter Persiba Bantul
Piala Kemerdekaan 2015 (c) Tim Transisi
- Bagi Persinga Ngawi, calon lawan yang akan mereka hadapi di semifinal Piala Kemerdekaan 2015, Kamis (10/9) malam nanti di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), yakni Persiba Bantul, bukanlah tim yang asing. Sejauh ini Persinga sudah dua kali bertemu Laskar Sultan Agung.

Laskar Ketonggo, julukan Persinga memastikan akan tampil all out dalam laga malam nanti. Menurut asisten pelatih Persinga, Fajar Hermawan, pihaknya sudah menyiapkan strategi berbeda sebagai penentu lolos tidaknya Persinga ke partai final.

Kalau dengan laga nanti, berarti sudah tiga kali bertemu dengan Persiba. Pastinya akan ada strategi berbeda, terang pria yang akrab disapa Dullah ini. Baik Persinga dan Persiba Bantul menjadi tim yang minim gol di laga perempat final Piala Kemerdekaan.

Mereka hanya mampu mencetak satu gol untuk mengamankan tiket ke semifinal. Pada babak sebelumnya, Persinga mengalahkan Cilegon United lewat lesakkan Zuhri Dwi Saputro pada menit 74. Setelah melawan Cilegon United, Persinga sudah membenahi kelemahan.

Kami perbaiki permainan terutama pada tempo penyerangan. Sebab kami menjadi tim yang minim gol di laga perempat final lalu, ujar Dullah.

Sementara itu, asisten pelatih Persiba Bantul, Sambudiana menjelaskan bahwa mereka sudah mengantongi kekuatan Persinga. Menurut Persiba, Laskar Ketonggo banyak mengandalkan striker Slamet Hariyadi dan gelandang M, Fathurozi.

Dari referensi yang diterima dan kemudian dianalisa, kami sudah tahu kekuatan dari Persinga, ungkapnya. Sambudiana menilai, untuk Slamet punya kecepatan dan finishing yang cukup bagus. Apalagi pemain tersebut mampu menjebol gawang Persiba saat kedua tim bermain imbang 1-1.

Sementara rekannya Fathurozi yang kerap memprovokasi wasit dinilainya punya kemampuan sebagai pembagi bola yang sangat baik. Keduanya kami anggap sebagai pemain kunci di tim itu. Jadi perlu diwaspadai oleh anak-anak, pungkas Sambudiana. (faw/dzi)