Pemangkasan Gaji, Pemain Arema FC Sempat Curhat

Yaumil Azis | 3 April 2020 00:44
Pemangkasan Gaji, Pemain Arema FC Sempat Curhat
Arema FC (c) Bola.com/Iwan Setiawan

Bola.net - Sebuah pengakuan dilontarkan Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro, terkait adanya pemotongan gaji timnya akibat penghentian sementara kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020. Ia menyebut anak asuhnya sempat sulit menerima keputusan ini.

"Ada beberapa pemain yang sempat curhat soal ini. Bukan protes, hanya sekadar curhat," kata Kuncoro, pada Bola.net.

Advertisement

"Umumnya mereka mempertanyakan kenapa gaji Maret ikut dibayar 25 persen, padahal liga masih berjalan," sambungnya.

Kuncoro mengaku berusaha memberi pengertian anak asuhnya soal ini. Menurut pelatih 46 tahun tersebut, keputusan ini juga harus adil bagi klub.

"Mungkin Maret mereka hanya mendapat 25 persen. Namun, pada April, Mei, dan Juni, ketika kompetisi dipastikan belum bergulir, mereka juga mendapat gaji," kata Kuncoro.

"Alhamdulillah, para pemain akhirnya mau mengerti. Mereka menggunakan hati nurani juga untuk memahami kondisi ini," sambungnya.

Sebelumnya, PSSI memastikan bahwa Bulan Maret, April, Mei, dan Juni merupakan status keadaan tertentu darurat bencana. Hal ini tak lepas dari merebaknya persebaran Virus Corona di Indonesia.

Dengan status ini, PSSI mengizinkan perubahan kontrak pemain, pelatih, dan ofisial tim peserta kompetisi. Gaji komponen tim ini maksimal 25 persen dari yang tercantum di kontrak.

Selain itu, dalam keputusan tersebut, PSSI juga menunda jadwal lanjutan kompetisi sampai 29 Mei 2020. Jika status darurat bencana tidak diperpanjang pemerintah, kompetisi akan dihelat mulai 1 Juli 2020.

Namun, jika pemerintah memperpanjang status darurat bencana, atau PSSI menganggap kondisi belum ideal, maka musim kompetisi ini akan dihentikan.

Simak artikel di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Terima Alasan PSSI

Lebih lanjut, Kuncoro mengaku bahwa, sama seperti para pemain, ia tak mau gajinya dipangkas. Namun, ia mengaku bisa menerima alasan PSSI dalam keputusan mereka.

"Saya pakai hati saja. Saya rasa, memang layak. PSSI tentu sudah mempertimbangkan semua hal, termasuk kemampuan klub," tuturnya.

Menurut Kuncoro, ia pun bisa menerima pemangkasan gaji dilakukan sejak Maret. Padahal, pada Maret, kompetisi masih sempat bergulir.

"Memang, tapi ketika kompetisi berhenti, kita kan menganggur, sedangkan klub masih harus menggaji. Ini yang saya jadikan pertimbangan," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)