Menebak Peran Egy Maulana Vikri Era Shin Tae-yong, Nomor 10 atau Seperti Nicolo Zaniolo?
Asad Arifin | 10 Agustus 2020 09:28
Bola.net - Kiprah Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia sangat dinantikan. Bukan hanya soal permainan secara umum, tetapi peran apa yang akan diberikan pada Egy Maulana Vikri juga ditunggu publik.
Egy Maulana Vikri menghabiskan dua tahun terakhir bersama klub Polandia, Lechia Gdansk. Dia masih minim menit bermain mengingat baru mengemas tiga penampilan sejak 2018.
Dari tiga pertandingan, hanya sekali Egy didapuk sebagai pemain utama. Momen itu terjadi pada musim lalu ketika pelatih Piotr Stokowiec menaruhnya sebagai gelandang sayap kanan atau pemain nomor tujuh saat Lechia Gdansk melawan Wisla Krakow pada pekan kedua Ekstraklasa.
Sayang, Egy hanya bermain salama 45 menit. Pada jeda turun minum, pemain asal Medan, Sumatra Utara itu diganti oleh Jaroslaw Kubicki.
Posisi bermain Egy di level klub dan Timnas Indonesia tidak jauh berbeda. Dia ditaruh sebagai winger kanan dalam formasi 4-3-3 ala Indra Sjafri di SEA Games 2019.
Perbedaan perannya tidak terlalu signifikan. Jika pada formasi 4-4-2 Egy Maulana Vikri dituntut untuk lebih sering mundur ke belakang, maka dalam skema 4-3-3 ia diharuskan dominan membantu serangan.
Mengenal Pakem Shin Tae-yong
Sebelum menemukan posisi yang cocok bagi Egy Maulana Vikri di Timnas Indonesia saat ini, ada baiknya untuk memahami ciri khas Shin Tae-yong lebih dulu.
Ambil contoh pada tim terakhir yang ditangani oleh Shin Tae-yong, yaitu Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Arsitek berusia 49 tahun tersebut menggunakan pola 4-3-3 dan 4-4-2, demikian menurut catatan Transfermarkt.
Shin Tae-yong dua kali memakai pakem 4-3-3, ketika kalah 0-1 dari Swedia dan 1-2 dari Meksiko. Saat menghadapi Jerman, ia mengubah pola menjadi 4-4-2.
Kejelian Shin Tae-yong dengan mengubah formasi Korea Selatan berbuah hasil. Meski sudah dipastikan tersingkir, Son Heung-min dan kawan-kawan dapat mengakhiri Piala Dunia 2018 dengan manis setelah membungkam sang juara bertahan 2-0.
Karena baru membesut Timnas Indonesia, Shin Tae-yong belum memperkenalkan pakemnya untuk mengakomodir Febri Hariyadi dan kawan-kawan. Namun, dilihat dari daftar pemain yang dipenuhi gelandang tengah, kemungkinan besar ia akan menerapkan pola 4-3-3.
Egy Maulana Vikri di Nomor 7
Waktu kilaunya baru terang, Egy Maulana Vikri pernah memainkan peran nomor 10 alias gelandang serang di Timnas Indonesia U-19 periode 2017-2018. Kala itu, pelatih Indra Sjafri terobsesi dengan pola 4-2-3-1.
Setelah dikontrak Lechia Gdansk, yang notabene merupakan klub profesional pertamanya, dan promosi ke Timnas Indonesia U-22, gaya bermain Egy mulai berubah. Kini, pemain berkaki kidal itu gemar bermain melebar di sisi sayap kanan khas inverted winger. Di posisi ini, Egy punya banyak pilihan. Dia bisa memilih dribel bola ke sisi luar atau malah menusuk ke dalam.
Beradaptasi dengan pola Shin Tae-yong, maka Egy cocok memerankan pemain nomor tujuh sebagai winger kanan di formasi 4-3-3. Namun, karena atribut bertahannya tidak menonjol, ia kurang pas dipasang pada pola 4-4-2.
Egy Maulana Vikri di Nomor 10
Tidak ada ruang bagi Egy sebagai pemain bernomor sepuluh dalam racikan Shin Tae-yong saat ini, baik dalam pola 4-3-3 maupun 4-4-2. Pasalnya, pada formasi itu, barisan gelandang juga dituntut untuk rajin membantu pertahanan.
Egy, yang notabene merupakan pemain kreatif dan bukan bertipikal pekerja keras, lemah dalam aspek tersebut.
Formasi 4-3-3 dan 4-4-2 memang tidak mengenal pemain bernomor 10. Pada pola 4-3-3, misalnya. Tiga gelandang bisanya diisi oleh pemain yang berkarakter mirip. Satu sebagai gelandang bertahan dan dua menjadi gelandang box to box.
Ambil contoh Liverpool. Jurgen Klopp dengan formasi 4-3-3-nya menaruh Fabinho, Jordan Henderson, dan Georginio Wijnaldum di lini tengah. Ketiganya memiliki kecenderungan lebih jago dalam bertahan ketimbang menyerang.
Di pola 4-4-2 pun begitu. Pemain bernomor sepuluh umumnya digeser sebagai pemain sayap. Seperti Leicester City yang menggeser James Maddison sebagai gelandang sayap kiri pada pertandingan terakhir sang pemain di Premier League musim lalu sebelum dihantam cedera.
Sepintas, Egy terlihat cocok memainkan peran pemain bernomor 10. Pemain dengan karakteristik itu biasa disebut trequartista dalam sepak bola Italia. Namun, pergeseran taktik di sepak bola, termasuk di Indonesia, mulai menghilangkan peran tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub di Indonesia maupun Timnas Indonesia mulai jarang memberdayakan peran tersebut.
Egy Maulana Vikri di Nomor 11, Mezzala seperti Nicolo Zaniolo
Sebenarnya, posisi yang paling cocok untuk pemain dengan karakter seperti Egy adalah di nomor 11. Layaknya seorang mezzala di Italia. Namun, peran tersebut tidak sesuai dengan pola Shin Tae-yong.
Mezzala adalah peran untuk pemain bunglon. Terkesan agak samar karena ia bukan seorang winger maupun gelandang serang. Posisinya ada di tengah-tengah lini tengah dan lini depan. Gampangnya digambarkan sebagai half winger.
Pemain dengan peran mezzala harus pintar mencari posisi agar terlibat dalam proses serangan. Mezzala umumnya berdiri dan bergerak di area yang sempit di perbatasan lini tengah dan belakang lawan.
Maka dari itu, pemain dengan karakteristik mezzala pasti dibekali teknik yang tinggi, kecerdasan membaca permainan, gesit, dan agresif dalam penetrasi ke kotak penalti lawan.
Mezzala yang paling mudah dipahami perannya adalah Nicolo Zaniolo, gelandang AS Roma. Pemain berusia 21 tahun itu butuh ruang saat mengusai bola, namun tidak dianugerahi kecepatan di atas rata-rata.
Maka dari itu, Zaniolo diplot sebagai mezzala pada pola 3-4-2-1 di AS Roma. Pelatih Paulo Fonseca menaruhnya di sisi kanan.
Layaknya Zaniolo, Egy memiliki atribut skill individu di atas rata-rata namun kecepatan larinya kalah dibanding winger original semodel Febri Hariyadi dan Yakob Sayuri, dua kompatriotnya di Timnas Indonesia saat ini.
Sebagai Mezzala, Egy tidak akan bermain terlalu melebar dan juga tidak cenderung ke dalam. Dia bakal lebih mudah dalam berkreasi di posisi ini lantaran akan lebih banyak terlibat dalam permainan.
Dikutip dari Bola.com (Penulis: Muhammad Adiyaksa/Editor: Yus Mei Sawitri, 8 Agustus 2020)
Baca Ini Juga:
- Timnas Indonesia Dianggap Masih Butuh Pemain Senior
- Shin Tae-yong Bawa 6 Peraturan Tegas di Timnas Indonesia: Dilarang Makan Gorengan!
- Tingkah Lucu Kiper Kiper Timnas Indonesia Jalani Isolasi di Hotel Mewah
- Menyambut HUT RI Ke-75, Muncul Kaus Bertema Timnas Indonesia dari Masa ke Masa
- Timnas Indonesia Kehilangan Satu Pemain karena Cedera, Siapa Dia?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tingkah Lucu Kiper Kiper Timnas Indonesia Jalani Isolasi di Hotel Mewah
Bola Indonesia 8 Agustus 2020, 22:50 -
Menyambut HUT RI Ke-75, Muncul Kaus Bertema Timnas Indonesia dari Masa ke Masa
Bolatainment 8 Agustus 2020, 18:55 -
Timnas Indonesia Kehilangan Satu Pemain karena Cedera, Siapa Dia?
Bola Indonesia 8 Agustus 2020, 18:51
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Inggris vs Albania: Myles Lewis-Skelly
Piala Eropa 22 Maret 2025, 05:11 -
Hasil Inggris vs Albania: Skor 2-0
Piala Eropa 22 Maret 2025, 04:41 -
Pesan Penyemangat Mees Hilgers Untuk Timnas Indonesia Usai Dihajar Australia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 04:32 -
Link Live Streaming Uruguay vs Argentina - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 22 Maret 2025, 03:30 -
Uji Coba Lawan Afghanistan, Thailand Menang Mudah
Asia 21 Maret 2025, 23:58 -
Bocoran Eks Striker MU: Sir Alex Ferguson Kembali Melatih Akhir Pekan ini!
Liga Inggris 21 Maret 2025, 23:55
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39