Laga Home di SUGBK, Jakmania Ingin Manajemen Persija Berikan Kepastian

- Manajemen Persija Jakarta semakin diburu waktu dalam menyiapkan laga home kontra Persib Bandung, dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) musim ini, Minggu (10/8).

Pasalnya, mereka belum mendapatkan kepastian untuk menggelar pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.

Kami harap manajemen terus melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terkait. Begitu pun, dengan kami yang terus berkomunikasi dengan Polda Metro Jaya. Kami sangat berharap Persija main di SUGBK, ujar Muhammad Larico Ranggamone, Ketua Umum The Jakmania- julukan suporter Persija Jakarta.

Dikatakan Larico, pihaknya sejauh ini fokus pertandingan bisa disaksikan The Jakmania secara langsung. Sebab, Ismed Sofyan dan kawan-kawan sangat membutuhkan dukungan guna mendulang poin.

Macan Kemayoran- julukan Persija Jakarta- kini menempati peringkat empat klasemen sementara ISL dengan koleksi 28 poin dari 16 laga.

Kalau kehadiran suporter lawan (Persib Bandung), itu tergantung kebijakan PT LI (Liga Indonesia). Kalau mereka (PT LI) mengizinkan, kami prinsipnya open saja dan siap mengamankan, pungkasnya.

Sebelumnya, Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjatuhkan sanksi kepada suporter Persib Bandung. Yakni, berupa larangan untuk menghadiri laga tandang selama satu tahun.

Keputusan tersebut, merupakan buntut dari kericuhan yang terjadi dalam pertandingan antara Persija Jakarta kontra Persib Bandung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 28 Agustus 2013 lalu.

Kemudian, berdasarkan hasil sidang Komdis pada 22 April lalu, suporter Persib kembali dinilai melakukan tindakan tidak pantas saat menjamu Arema pada 13 April 2014.

Mereka melakukan pelemparan botol ke bench Arema, menyalakan flare dan membunyikan pluit sehingga pertandingan terhenti selama 2 menit. Dampaknya, mendapat hukuman denda Rp50 juta.

Sanksi lainnya, karena terlihat datang menyaksikan Persib saat bertandang ke Gresik, di Stadion Petrokimia, Gresik, 20 April lalu. Akibatnya, didenda Rp10 juta plus hukuman tambahan percobaan selama enam bulan, total menjadi 18 bulan. (bola/esa)