Klub Dihantui Hukuman Berat jika Mundur di Tengah Kompetisi, PT LIB Berikan Penjelasan

Serafin Unus Pasi | 14 Agustus 2020 17:01
Klub Dihantui Hukuman Berat jika Mundur di Tengah Kompetisi, PT LIB Berikan Penjelasan
Direktur PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita (c) Bola.net/Fitri Apriani

Bola.net - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita memberikan penjelasan mengenai hukuman berat yang menghantui klub jika mundur dari Shopee Liga 1 2020. Aturan itu disebutnya sudah ada sebelum kompetisi vakum.

Seperti diketahui, Shopee Liga 1 musim ini yang baru berjalan tiga pekan harus ditangguhkan pada pertengahan Maret lalu akibat pandemi COVID-19. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Tanah Air itu rencananya akan diputar lagi mulai 1 Oktober, dan berakhir 29 Februari 2021.

Advertisement

Nah bagi peserta yang tak mau melanjutkan kompetisi, maka sejumlah hukuman siap menanti. Mulai dari turun kasta ke Liga 3, mengembalikan subsidi, membayar ganti rugi kepada klub lain, PSSI, LIB, dan TV, lalu mendapat sanksi tambahan dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.

"Ya itu sebenarnya kan regulasinya kita beberkan dulu kan semuanya, gak cuma itu. Ada poin itu, itu dipertanyakan oleh klub juga, gimana nih dengan kondisi extraordinary ini ada regulasi seperti ini, kita menjawabnya waktu itu kita akan godok," ujar Akhmad, di Kantor LIB, Jakarta, Jumat (14/8).

"Jadi hukuman itu kan memang salah satu regulasi yang memang waktu tahun 2020 keluar kan ada itu. Waktu dibeberkan memang ya itu pasti tersebut kan lagi. Jadi aturan itu ada dalam partisipan tim agreement," katanya menambahkan.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Kobarkan Semangat

Akhmad pun menegaskan sedianya bukanlah hukuman yang harus jadi pembahasan. Tapi semangat untuk berkompetisi di tengah pandemi COVID-19.

"Biar klub-klub ini jadi penyemangat bangsa Indonesia dengan adanya sepak bola, dengan protokol kesehatan, kita jadi semangat hidup lagilah, jadi jangan sampai sepak bola mati, atau sepertinya kok gak ada kegiatan apapun nih," tuturnya.

"Malah kita diarahkan oleh satuan gugus tugas (satgas) COVID-19 bahwa sepak bola menjadi pelopor kondisi yang memang seperti ini. Mungkin kita akan kampanye soal protokol kesehatan, pakai ini, pakai itu, pakai masker, dan sebagainya. Jadi setiap pertandingan mungkin akan keluar tigeline tigeline seperti itu," imbuh Akhmad.

(Bola.net/Fitri Apriani)