KLB PSSI Diharapkan Jadi Penyelesai Kemelut
Editor Bolanet | 15 Maret 2013 01:04
- Kemelut di pentas persepakbolaan Indonesia diharapkan bisa selesai melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia () di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3) mendatang.
KLB PSSI tersebut dipastikan dihadiri 100 voters. Peran mereka diharapkan dapat menata ulang kerangka persepakbolaan Indonesia di dalam bentuk kompetisi.
Dengan begitu, prestasi yang didambakan bisa segera dicapai. Karena itu, pengamat sepak bola Tommy Welly berharap agar semua pihak dapat menjadikan KLB PSSI sebagai bagian akhir dari kemelut sepak bola nasional.
Terlebih lagi, penyelenggaraan KLB PSSI merupakan batas waktu terakhir yang diberikan FIFA kepada Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi selama dua tahun terakhir.
Karena itu, semua permasalahan yang selama ini telah terjadi harus ditutup dalam KLB, ucap Tommy Welly dalam seminar Diskusi Publik Sepak Bola Indonesia yang digelar SIWO PWI Jaya, Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, proses perubahan besar sepak bola Indonesia dapat terjadi ketika semua pihak bisa memanfaatkan keputusan yang ditetapkan FIFA melalui Task Force AFC dalam MoU. Misalnya, seputar voters KLB, yang harus berasal dari voters KLB di Solo 9 Juli 2011 lalu.
Alasannya, karena FIFA tidak akan memilih voters caretaker atau pengganti yang tidak sesuai aturan. Sehingga, FIFA ingin KLB nanti menetralkan persepakbolaan Indonesia ke titik awal. Keputusan tersebut juga didukung melalui surat BAORI pada 11 Maret, yang memutuskan KLB PSSI nanti harus dihadiri Pengprov PSSI yang asli dan bukan caretaker, tuturnya. (esa/gia)
KLB PSSI tersebut dipastikan dihadiri 100 voters. Peran mereka diharapkan dapat menata ulang kerangka persepakbolaan Indonesia di dalam bentuk kompetisi.
Dengan begitu, prestasi yang didambakan bisa segera dicapai. Karena itu, pengamat sepak bola Tommy Welly berharap agar semua pihak dapat menjadikan KLB PSSI sebagai bagian akhir dari kemelut sepak bola nasional.
Terlebih lagi, penyelenggaraan KLB PSSI merupakan batas waktu terakhir yang diberikan FIFA kepada Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi selama dua tahun terakhir.
Karena itu, semua permasalahan yang selama ini telah terjadi harus ditutup dalam KLB, ucap Tommy Welly dalam seminar Diskusi Publik Sepak Bola Indonesia yang digelar SIWO PWI Jaya, Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, proses perubahan besar sepak bola Indonesia dapat terjadi ketika semua pihak bisa memanfaatkan keputusan yang ditetapkan FIFA melalui Task Force AFC dalam MoU. Misalnya, seputar voters KLB, yang harus berasal dari voters KLB di Solo 9 Juli 2011 lalu.
Alasannya, karena FIFA tidak akan memilih voters caretaker atau pengganti yang tidak sesuai aturan. Sehingga, FIFA ingin KLB nanti menetralkan persepakbolaan Indonesia ke titik awal. Keputusan tersebut juga didukung melalui surat BAORI pada 11 Maret, yang memutuskan KLB PSSI nanti harus dihadiri Pengprov PSSI yang asli dan bukan caretaker, tuturnya. (esa/gia)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hadiyandra Bantah Kabar FIFA Surati PSSI
Bola Indonesia 14 Maret 2013, 18:02 -
18 Pengprov PSSI Gugat Proses Verifikasi Melalui BAKI
Bola Indonesia 14 Maret 2013, 17:15 -
Jelang KLB, FIFA Persoalkan Pelengseran Halim Mahfudz?
Bola Indonesia 14 Maret 2013, 12:32 -
Ketum PSSI Bantah Keabsahan Surat 7 Maret 2013
Bola Indonesia 13 Maret 2013, 19:00 -
Mafia Terlibat KLB, Reformasi Sepakbola Indonesia di Ujung Tanduk
Bola Indonesia 13 Maret 2013, 15:31
LATEST UPDATE
-
Manchester United Resmi Ubah Nama Patrick Dorgu di Daftar Pemain Mereka
Liga Inggris 25 Maret 2025, 12:21 -
Link Live Streaming Nonton Timnas Indonesia vs Bahrain, Klik di Sini!
Tim Nasional 25 Maret 2025, 12:09
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain yang Bisa Jadi Penerus Ronaldo di Timnas Portugal
Editorial 25 Maret 2025, 11:53 -
Di Mana Mereka Sekarang? 3 Pemain MU Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson
Editorial 24 Maret 2025, 12:37 -
5 Eks Pemain Premier League yang Bisa Diboyong Arsenal
Editorial 24 Maret 2025, 12:10 -
Ayah dan Anak yang Bermain untuk Klub yang Sama: Ada Pelatih Timnas Indonesia
Editorial 24 Maret 2025, 11:44