Keributan Suporter dan Insiden Gas Air Mata Terjadi Lagi, PSTI: Bukti PSSI Tak Lakukan Edukasi

Ari Prayoga | 20 November 2023 14:12
Keributan Suporter dan Insiden Gas Air Mata Terjadi Lagi, PSTI: Bukti PSSI Tak Lakukan Edukasi
Liga 2 musim 2023/2024 (c) Liga 2

Bola.net - Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) buka suara soal keributan suporter yang berujung insiden gas air mata usai laga Liga 2, antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo, Minggu (19/11/2023). Mereka menyebut bahwa ini merupakan bukti bahwa PSSI tak melakukan edukasi, baik kepada suporter dan aparat keamanan.

"Pertama, ini membuktikan PSSI tidak melakukan edukasi terhadap suporter maupun aparat keamanan, yang bertugas dalam sebuah pertandingan," kata Ketua Umum PSTI, Ignatius Indro.

Advertisement

"Pembentukan presidium suporter hanya bersifat pencitraan dan tidak menyentuh masalah sesungguhnya, terutama suporter di akar rumput," sambungnya.

Menurut Indro, edukasi terhadap suporter ini sangat penting dan harusnya menjadi lamgkah konkret untuk dilakukan oleh PSSI dan Menpora. Apalagi, sambungnya, di Indonesia, sudah ada Undang-Undang Keolahragaan yang juga mengatur soal suporter.

"Namun, hingga saat ini, belum ada aturan turunan yang bisa memaksa seluruh stakeholder melakukan edukasi hingga ke akar rumput," tutur Indro.

"Dengan adanya edukasi, diharapkan seluruh suporter bisa menjauhkan tindakan kekerasan dan menerima hasil pertandingan. Kalau ada hal-hal mencurigakan pun bisa dilakukan lewat cara yang baik dan benar," imbuhnya.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Harus Edukasi Aparat Keamanan

Indro menyebut, edukasi tak hanya harus diberikan kepada suporter. Tak kalah pentingnya, menurut ia, edukasi juga harus diberikan kepada aparat keamanan, yang juga merupakan salah satu pemangku kepentingan.

"Edukasi juga harus dilakukan kepada stakeholder lain, seperti aparat keamanan agar kala bertugas di pertandingan sesuai dengan standar FIFA," kata Indro.

"Diharapkan, dengan edukasi ini, aparat keamanan tidak melakukan hal-hal seperti penembakan gas air mata dan kekerasan lain yang mungkin memicu tindakan kekerasan lain dan juga mungkin menyebabkan jatuhnya korban seperti Tragedi Kanjuruhan," ia menambahkan.

2 dari 2 halaman

Opsi Hentikan Liga

Menurut Indro, PSSI maupun Kemenpora perlu mempertimbangkan opsi penghentian sementara kompetisi. Hal ini, sambungnya, agar mereka memiliki waktu untuk membenahi sepak bola Indonesia agar lebih baik lagi ke depannya.

"Jika ini tidak bisa dilakukan, baik oleh PSSI maupun Kemenpora, lebih baik liga dihentikan terlebih dahulu agar kita bisa fokus untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia ke depannya," tutur Indro.

"Apalagi, ini terjadi saat Piala Dunia U-17 masih berlangsung di mana mata penggemar sepak bola dunia sedang tertuju ke Tanah Air," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)