Kemana Saham Klub Anggota di PT MMIB?
Editor Bolanet | 9 Agustus 2016 10:24
Saat pertama kali muncul tahun 2011 silam, PT MMIB memiliki komposisi sebagai berikut; 70 persen atau 1.400 lembar saham milik Diar Kusuma Putra sebagai direktur, dan 30 persen atau 600 lembar milik klub anggota yang direpresentasikan oleh Ketua Persebaya ex officio Ketua Pengcab PSSI Surabaya saat itu, Wisnu Wardhana.
Komposisi saham ini diperkirakan bertahan hingga akhir 2013, atau awal tahun 2014. Pada perhelatan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014, saham mayoritas PT MMIB dibeli oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, disingkat PT Emtek. Dalam wawancara dengan , April 2015 lalu, Gede Widiade menjelaskan bahwa Emtek menguasai 51 persen saham di PT MMIB.
Sedangkan sisanya, yakni 49 persen saham dimiliki oleh dua orang, yaitu Diar Kusuma Putra dan Ali Affandi. Nama terakhir merupakan putra sulung La Nyalla Mahmud Mattalitti, mantan Ketua Umum PSSI. Hanya saja, belum diketahui secara jelas bagaimana porsi saham kedua nama ini di sisa 49 persen tersebut.
Kerap tekor sepanjang kompetisi tahun 2014 disebut-sebut menjadi alasan utama Emtek meninggalkan Surabaya. Setelah itu, seperti yang diketahui bersama, Gede Widiade melalui perusahaannya, yaitu PT Permata Sejahtera Nusantara (PSN), menguasai 100 persen saham PT MMIB. Era baru di PT MMIB dimulai sejak April 2015.
Setahun setelah menjadi pemilik tunggal PT MMIB, Gede mendapat partner. Ia menjual 39 persen sahamnya ke Primer Koperasi Kepolisian (Primkoppol). Nama klub berubah menjadi Bhayangkara Surabaya United (BSU). Empat bulan setelahnya, Gede tak lagi menjadi pemegang saham mayoritas. Sebab 90 persen saham di MMIB dikuasai Polri. Gede cuma kebagian 10 persen.
Lalu, kemana 30 persen saham yang sebelumnya diperuntukkan klub anggota? Tak ada penjelasan resmi tentang hal ini. Yang jelas, porsi untuk klub anggota 'mendadak' raib.
Besar kemungkinan saham klub anggota dikuasakan oleh salah satu pihak. Tidak ada sharing profit ke klub induk bisa menjadi alasan utamanya. Apalagi saat itu Persebaya ISL sebagai klub induk, mengalami kerugian terus menerus akibat minimnya pendapatan, utamanya dari sektor penonton. Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) melompong (faw/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PTTUN Kembali Kandaskan Gugatan PT MMIB Pada BOPI
Bola Indonesia 12 Februari 2016, 20:46
LATEST UPDATE
-
Depok, dari Sana Mengalir Darah Indonesia di Tubuh Miliano Jonathans
Tim Nasional 25 Maret 2025, 16:39 -
Bolivia vs Uruguay: Adu Strategi dan Ketahanan di Ketinggian El Alto
Amerika Latin 25 Maret 2025, 15:56 -
Pengakuan Patrick Kluivert Tentang Kabar Naturalisasi Miliano Jonathans
Tim Nasional 25 Maret 2025, 15:48 -
Cara Nonton Live Streaming Timnas China vs Timnas Australia dari HP
Piala Dunia 25 Maret 2025, 15:35 -
Barcelona Mencari Bek Kanan, Jeremie Frimpong jadi Pilihan?
Liga Spanyol 25 Maret 2025, 15:22
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Terbaik Dunia 2015 Versi Yaya Toure
Editorial 25 Maret 2025, 12:29 -
5 Pemain yang Bisa Jadi Penerus Ronaldo di Timnas Portugal
Editorial 25 Maret 2025, 11:53 -
Di Mana Mereka Sekarang? 3 Pemain MU Paling Underrated Era Sir Alex Ferguson
Editorial 24 Maret 2025, 12:37 -
5 Eks Pemain Premier League yang Bisa Diboyong Arsenal
Editorial 24 Maret 2025, 12:10