Kaleidoskop 2018: Liga 1 dan Timnas Indonesia

Ari Prayoga | 31 Desember 2018 10:33
Kaleidoskop 2018: Liga 1 dan Timnas Indonesia
Timnas Indonesia (c) Bola.com/M. Iqbal Ichsan

Bola.net - Pasang surut terjadi di belantika sepakbola nasional sepanjang tahun 2016 ini. Tak hanya cerita manis, kisah pahit dan miris juga mewarnai alur perjalanan sepakbola Indonesia.

Dari ajang Liga 1, Persija Jakarta akhirnya keluar sebagai kampiun setelah melewati musim yang penuh drama. Sementara PSMS Medan, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar harus terdegradasi ke Liga 2.

Advertisement

Timnas Indonesia senior mengakhiri tahun 2018 dengan memprihatinkan setelah gagal lolos dari penyisihan grup dalam ajang Piala AFF.

Untuk lebih lengkapnya, simak dalam Kaleidoskop Liga 1 dan Timnas Indonesia 2018 yang sudah Bola.net rangkum berikut ini.

1 dari 4 halaman

Liga 1

Setelah mengalami beberapa kali kemunduran, kompetisi Liga 1 yang kali ini bernama resmi Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak akhirnya dimulai pada 23 April 2018. Juara bertahan Bhayangkara FC menghadapi juara Piala Presiden, Persija Jakarta di laga pembuka.

Lima pekan awal, Persipura Jayapura, Persija serta beberapa tim lain bersaing di papan atas. Sementara tim yang sebelumnya selalu menjadi langganan papan atas, Arema FC secara mengejutkan justru terpuruk di posisi juru kunci.

Paruh pertama selesai, banyak perubahan terjadi di klasemen. Persib Bandung keluar sebagai juara paruh musim dengan mengumpulkan 29 poin, unggul satu angka dari Barito Putera. Liga 1 kemudian libur untuk sementara karena pentas Asian Games 2018.

Setelah kembali dilanjutkan, bencana datang menerpa sepakbola Indonesia. Tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, pada Minggu (23/9) membuat PSSI menghentikan Liga 1 selama dua pekan. Persib pun dihukum tak boleh menggelar laga kandang di Pulau Jawa.

Tak lama berselang, giliran Arema FC yang dikenai sanksi laga kandang tanpa penonton hingga akhir musim setelah suporter mereka berulah dalam laga melawan Persebaya, Minggu (7/10).

PSM Makassar berhasil mengkudeta Persib dari posisi puncak klasemen. Tim asuhan Robert Rene Alberts konsisten bertengger di singgasana hingga pekan ke-32 sebelum akhirnya disalip Persija yang kemudian menjadi juara.

2 dari 4 halaman

Timnas Indonesia Kelompok Umur

Berita bagus datang dari bintang Timnas Indonesia U-19, Egy Vikri Maulana yang pada awal 2018 resmi bergabung dengan klub Polandia, Lechia Gdanks.

Tak berselang lama kemudian, Timnas Indonesia U-16 meraih gelar juara di turnamen Jenesys. Garuda Muda sukses keluar sebagai kampiun turnamen ini setelah menaklukan Vietnam di partai final dengan skor tipis 1-0.

PSSI sempat mengangkat Bima Sakti untuk menukangi Timnas U-19, akan tetapi tak lama setelah kekalahan 1-4 dari Jepang, Bima Sakti kemudian dilengserkan dari kursi pelatih dan digantikan Indra Sjafri.

Timnas Indonesia U-19 terpaksa gagal melaju ke partai final Piala AFF U-19 2018 usai disingkirkan Malaysia lewat drama adu penalti di babak semifinal. Egy Maulana cs akhirnya mengakhiri turnamen dengan status juara tiga setelah mengalahkan Thailand.

Hasil berbeda didapat junior mereka. Timnas Indonesia U-16 sukses mencatat sejarah dengan menjadi juara menang adu penalti dari Thailand di partai puncak, Sabtu (11/8).

Timnas Indonesia U-23 memastikan jadi juara Grup A Asian Games 2018 dengan perolehan poin 9. Namun mereka tersingkir setelah dikalahkan Uni Emirate Arab lewat drama adu penalti di babak 16 besar.

Perjalanan Timnas Indonesia U-16 berlanjut di ajang Piala Asia U-16. Tim asuhan Fachri Husaini tampil impresif dan menjadi juara Grup C.

Timnas U-16 pun memiliki peluang besar untuk menembus pentas Piala Dunia U-17. Sayang Bagas Kaffa cs dikalahkan Ausralia dengan skor 2-3 di partai perempat final. Impian lolos ke Piala Dunia pun harus kandas.

3 dari 4 halaman

Timnas Indonesia Senior

Timnas Indonesia senior asuhan Luis Milla mengawali tahun kalender 2018 dengan menggelar laga persahabatan internasional melawan tim kontestan Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018, Islandia pada Minggu (14/1). Hasilnya, Skuat Garuda menyerah dengan skor 1-4.

Timnas Indonesia harus mengakhiri ajang Anniversary Cup tanpa pernah meraih kemenangan. Dalam ajang yang digelar pada akhir April hingga awal Mei tersebut, Indonesia hanya meraih dua poin dari tiga laga. Indonesia dua kali meraih hasil imbang. Selain itu, Skuat Garuda juga gagal mencetak gol dalam tiga laga tersebut.

Selepas gelaran Asian Games 2018, PSSI sempat menegaskan keinginan mereka untuk memperpanjang kontrak Luis Milla di timnas senior. Namun pria asal Spanyol itu akhirnya dipastikan tak lagi menukangi timnas. Sebagai pengganti, PSSI menunjuk sosok Bima Sakti.

Penunjukan Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia menjadi bumerang. Kekalahan 0-1 dari Singapura menjadi awal keterpurukan Stefano Lilipaly dkk. di Piala AFF 2018.

Dari empat pertandingan fase Grup B, Timnas Indonesia hanya menang 3-1 atas Timor Leste. Tim Merah-Putih juga takluk 2-4 dari Thailand dan bermain 0-0 kontra Filipina.

Semua hasil tersebut memaksa Timnas Indonesia menghuni peringkat keempat di klasemen akhir Grup B, karena hanya mendulang empat poin. Mereka pun dipastikan gagal menembus semifinal.

Bima menjadi sosok yang dianggap harus mempertanggung jawabkan hasil negatif Timnas Indonesia. Pada Desember 2018, PSSI akhirnya resmi melengserkan sosok 42 tahun itu dari kursi kepelatihan timnas senior.

Sebagai gantinya, PSSI menunjuk Simon McMenemy untuk menangani Timnas Indonesia. Sang pelatih diikat kontrak berdurasi dua tahun agar mempersiapkan Garuda berjala di Piala AFF edisi 2020.

4 dari 4 halaman

Skandal Pengaturan Skor

Usai gelaran Liga 1 dan Piala AFF 2018, sepakbola Indonesia dihebohkan dengan menguatnya dugaan praktik pengaturan skor, baik di level domestik maupun internasional.

Dugaan suap dialamatkan kepada para pemain Timnas Indonesia dalam partai final Piala AFF 2010 silam. Dugaan itu kembali dibahas di acara Mata Najwa, Rabu (19/12).

Setelah acara tersebut, publik beramai-ramai menghujat pemain. Tiga nama yang disorot adalah Maman Abdurrahman, Markus Horison, dan Firman Utina. Nama Maman disebut oleh Andi Darussalam Tabusalla dalam acara Mata Najwa.

Sementara dari kompetisi lokal, beberapa nama sempat disebut terlibat dalam percobaan pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3. Pihak kepolisian Republik Indonesia (Polri) pun bersikap dengan membentuk Satgas Anti Mafia Bola.