Insiden SBO TV, Ini Kata Arek Bonek 1927

Editor Bolanet | 17 April 2015 15:07
Insiden SBO TV, Ini Kata Arek Bonek 1927
Persebaya 1927 (c) Bola.net
- Suporter Persebaya 1927, Arek Bonek 1927 mengutuk keras insiden pemukulan dan perusakan yang dilakukan sejumlah oknum anggota ormas paramiliter. Mereka menyebut, insiden ini menegaskan bahwa sepakbola Indonesia sudah dikangkangi mafia dan premanisme.

Insiden memalukan itu menjadi cermin paling jernih yang memantulkan wajah sepakbola Indonesia: busuk, buruk, barbar, korup, dan menghalalkan segala cara, ujar Presidium Arek Bonek 1927, Andie Peci.

Infiltrasi ormas-ormas semimiliter ke dalam tubuh PSSI sudah sedemikian jauh. Beberapa tokoh ormas-ormas semimiliter berseragam loreng bahkan menjadi pengurus PSSI hingga pengurus klub. Nalar kekerasan yang melekat dalam cara berpikir dan bertindak ormas semimiliter itu akhirnya dipakai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sepakbola, sambungnya.

Andie Peci sendiri pernah merasakan korban kekerasan terkait masalah sepakbola ini. Dia sempat diseret dari kediamannya dan menderita beberapa jahitan karena aksi pembacokan.Tak hanya Andie, beberapa Bonek lain juga sudah mengalaminya.

Kejadian serupa sempat terjadi di tempat lain, misalnya bus yang mengangkut pemain dan ofisial Persis Solo di Samarinda, juga mengalami kekerasan dari organisasi paramiliter itu. Menurut Andie, membiarkan PSSI terjebak pada aksi premanisme ormas adalah pelecehan terhadap sejarah panjang organisasi.

Jangan biarkan PSSI menjadi Persatuan Semimiliter Sepakbola Indonesia, seloroh Andie.

Berikut pernyataan sikap Bonek Persebaya 1927 tentang aksi kekerasan di SBO TV, Kamis (16/04) malam selengkapnya.

Kami Bonek Persebaya 1927 menyatakan pernyataan sikap:

  1. Mengutuk keras tindakan kekerasan dalam diskusi di SBO TV dan menuntut kepolisian untuk mengusut dan menindak tegas para pelakunya.

  2. Menuntut PSSI untuk tidak menggunakan ormas semimiliter sebagai tukang pukul dan centeng.

  3. Menolak penyelenggaraan Kongres PSSI di Surabaya.

  4. Untuk Bonek Persebaya 1927, rapatkan barisan untuk menggelar perlawanan panjang sampai keadilan ditegakkan.

Keadilan adalah ibunda dalam setiap perlawanan dan perjuangan kami. Kami akan terus berjuang dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan. Kami akan melawan dengan sebaik-baiknya, dengan sehormat-hormatnya. [initial]

 (den/pra)