Filosofi Javier Roca di Persik Kediri: Umpan Bola ke Pemain Dengan Jersey yang Sama

Asad Arifin | 23 Maret 2022 15:21
Filosofi Javier Roca di Persik Kediri: Umpan Bola ke Pemain Dengan Jersey yang Sama
Javier Roca saat memimpin latihan Persik Kediri (c) Bola.com/Gatot Susetyo

Bola.net - Kehadiran Javier Roca membawa perubahan besar di Persik Kediri di BRI Liga 1 2021/2022. Sempat diragukan, Roca datang dengan filosofi yang sederhana tetapi bisa diterapkan dengan baik.

Persik Kediri terpuruk di papan bawah klasemen BRI Liga 1 pada awal musim ini. Setelah itu, manajemen Persik melakukan perubahan. Pelatih Joko Susilo mengundurkan diri. Sempat memakai jasa karteker, Persik menunjuk Javier Roca sebagai pelatih kepala.

Advertisement

Sejak Roca datang, permainan Persik meningkat sangat pesat pada ajang BRI Liga 2021/2022. Persik di awal musim tertatih-tatih. Macan Putih sulit beranjak dari papan bawah dan, bahkan, sesekali mencicipi zona degradasi.

Pelan tapi pasti, cara bermain, taktik, dan karakter Persik mulai nampak berkat sentuhan Javier Roca. Apa metode yang diterapkan sosok asal Cile ini? Simak selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 4 halaman

Umpan ke Jersey yang Sama

Umpan ke Jersey yang Sama

Persik Kediri di BRI Liga 1 2021/2022 (c) Bola.com/Gatot Susetyo

Sebenarnya metode yang dipakai Javier Roca cukup simpel. Dia hanya memakai filosofi umum di sepakbola. "Main bola itu sederhana. Bagaimana memberi bola kepada pemain yang memakai warna jersey sama," katanya.

Sekilas ini memang sebuah filosofi gampang, tapi sulit dilakukan jika tak dilatih secara konsisten. Dan, ini juga ilmu dasar bermain bola.

"Ya, kalau kita memberi bola kepada pemain yang pakai warna jersey beda, artinya kita salah passing. Tapi kalau kita sering memberi bola kepada pemain yang pakai jersey sama, dan itu dilakukan dalam waktu lama. Berarti kita menguasai permainan," jelasnya.

Tapi untuk mengalirkan bola kepada pemain dengan jersey sewarna dibutuhkan skill tinggi. Ini menyangkut kontrol bola sempurna dan chemistry antar pemain yang bagus.

2 dari 4 halaman

Bukti di Lapangan

Bukti di Lapangan

BRI Liga 1: Pemain Persik Kediri, Dionatan Machado dan Youssef Ezzejjari (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Penguasaan bola seperti ini pernah sukses ditunjukkan pemain Persik ketika menundukkan Persela 1-0 di putaran kedua. Untuk mencetak sebutir gol yang dilesakkan Youssef Ezzejjari, Persik memang harus sabar.

Dari rekaman video laga tersebut, pemain Persik melakukan 40 passing tanpa sekali pun mampu direbut penggawa Persela! Dan itu dilakukan di area milik Laskar Jaka Tingkir.

Filosofi berikutnya yang diusung Javier Roca juga tidak lah rumit. Setelah penguasaan bola bagus, skuat Persik harus sering mengarahkan bola ke gawang lawan.

"Apa sih tujuan main bola? Cetak gol kan. Ya, kalau mau bikin gol harus sebanyak mungkin menendang bola ke gawang lawan. Masak sih kalau kita sepuluh kali tendang bola ke gawang, tak ada satu pun yang masuk?" ujarnya.

3 dari 4 halaman

Permainan Kolektif

Permainan Kolektif

Youssef Ezzejjari (kanan) merayakan golnya di laga pekan ke-12 BRI Liga 1 2021/2022 antara Persik Kediri vs Arema FC di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (19/11/2021). (c) Bola.com/Bagaskara Lazuard

Inilah alasan Javier Roca bisa naik pitam bila pemain Persik minim mengarahkan bola ke gawang musuh. Berikutnya, filosofi Javier Roca, sepakbola adalah permainan kolektif.

Bertahan dan menyerang tugas sebelas pemain yang ada dalam lapangan. Javier Roca menerapkan pertahanan yang dimulai dari atas.

Makanya, jangan heran bila seorang Youssef Ezzejjari harus rajin mengejar bola dan menahan laju lawan, saat Persik kehilangan bola.

"Tugas seorang striker tak hanya cetak gol. Dia harus jadi orang pertama sebagai pertahanan tim. Jika metode ini bisa jalan, tugas pemain lain di tengah dan belakang juga lebih ringan. Dan, bola akan jarang mengancam gawang kita," tuturnya.