Ferry Paulus Mengaku Akan Legowo Bila Tak Lagi Urusi Persija

Editor Bolanet | 18 Agustus 2015 14:15
Ferry Paulus Mengaku Akan Legowo Bila Tak Lagi Urusi Persija
Ferry Paulus (c) Eggi Paksha
- Ketua Umum Persija Jakarta, Ferry Paulus, mengaku legowo jika harus angkat kaki dari posisinya. Karena itu, membuka peluang bagi pihak lainnya untuk mengurus Persija.

Hanya saja diingatkannya, tidak mudah untuk menangani Macan Kemayoran- julukan skuad Persija Jakarta. Terlebih, harus bersedia mengeluarkan dana yang begitu besar.

Di manajemen, mau apa juga bisa. Termasuk, menjadi pemilik saham mayoritas juga bisa. Kalau pun saya harus keluar, tidak ada masalah. Yang penting bagaimana caranya Persija bisa lebih baik dan eksistensinya lebih baik. Jangan sampai masuk, tapi melorot, misalnya dari posisi tiga kemudian turun, bahkan degradasi, ungkapnya.

Kenapa timbul Rp76 miliar, bahkan lebih? Kalau dalam bahasa perusahaan itu rugi dan memang faktanya rugi. Kerugian ditanggung siapa? Tentu ditanggung pemegang saham. Pemegang saham siapa? Ya, saya. Utang perusahaan kepada saya, bukan orang lain, sambungnya.

Dilanjutkannya lagi, jika sudah ada pihak yang bersedia menangani Persija, silahkan untuk mengajukan diri. Bahkan, dilanjutkan FP- sapaan Ferry Paulus- akan membantu prosesnya.

Kalau mau mengurus Persija, silakan saja. Tidak perlu bayar utang ke saya. Tapi saya sudah berkorban, katakan saja Rp70 miliar, tidak diberi apapun. Harus diingat, buku tak terhapuskan. Utang paling besar terjadi di tahun pertama, sampai Rp8 miliar membayar utang. Setelah itu, sama sekali tidak ada sponsor. Tahun kedua lebih baik. Sementara tahun ketiga. kurang lagi sedikit dan tahun keempat berhenti, tutupnya.

Masih diterangkan FP, jika semua itu dipengaruhi beberapa hal dalam persoalan di sepak bola Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya yang sudah lebih dari empat tahun, Persija dilanda banyak persoalan. Misalnya saja, terkait pembayaran gaji pemain yang berimbas ke persiapan tim. Selain itu, belum pernah menjadi juara.

Dua tahun pertama ada gonjang-ganjing. Mengurusi gonjang-ganjing sendiri perlu waktu. Bicara hasil memang equal dengan all-out yang ada. Kemampuan mencari sponsor, kemampuan mencari terobosan baru, itu tidak terjadi. Memang saya memiliki cita-cita dan jujur itu sampai saat ini belum tercapai. Tapi, kan tidak selamanya cita-cita itu bisa dicapai, tutupnya. (esa/dzi)