Ferry Paulus Akui Punya Utang Mencapai Rp1,890 Miliar

Editor Bolanet | 14 Januari 2015 19:47
Ferry Paulus Akui Punya Utang Mencapai Rp1,890 Miliar
Ferry Paulus. (c) Eggi Paksha
- Eksistensi tampil di kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2015, tengah terancam. Pasalnya, Macan Kemayoran- julukan Persija Jakarta- masuk dalam kategori klub yang perlu pendalaman.

Hal tersebut, ditegaskan PT Liga Indonesia (PT LI) setelah menggelar rapat pleno, Senin (12/1). Tidak hanya Persija, melainkan terdapat lima klub lainnya. Masing-masing yakni, Pelita Bandung Raya (PBR), PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Arema Cronus, dan Gresik United.

Persija dimasukkan ke kategori tersebut akibat persoalan utang kepada pemain walau dinilai tak signifikan. Klub pimpinan Ferry Paulus tersebut, masih menunggak gaji pemain.

Sedangkan persoalan proyeksi pembiayaan, meliputi pengeluaran dan pendapatan, menjadi faktor lain. CEO PT LI, Joko Driyono, pernah menyebutkan bahwa Persija memproyeksikan mengeluarkan dana mencapai Rp50 miliar.

Kalau dibilang akan ada pendalaman, tentu bagus. Sebab artinya, kami diperhatikan. Apalagi, hal tersebut lebih kepada sinkronisasi pendapatan dan pengeluaran, kata Ketua Umum Persija, Ferry Paulus.

Yang agak krusial dari sisi penonton. Kami dianggap pengeluarannya besar sekali. Ini bukan tanpa sebab, karena ada perbedaan pendapatan saat Persija bertemu tim besar dengan tim papan tengah atau papan bawah. Gap skema pendapatan jauh sekali. Bukan merendahkan Perseru, tapi jika bermain melawan mereka, kami pasti rugi karena biaya yang dikeluarkan untuk stadion, keamanan, dan lain-lain hampir sama, tuturnya.

Dilanjutkannya, PT LI melihat berdasarkan animo penonton tahun lalu. Namun, tidak percaya dan terus mempertanyakan lantaran Persija tidak bisa hidup dari tiket penonton sekalipun jumlahnya sangat banyak.

Kami akan melunasi utang kepada pemain, namun menunggu RUPS. RUPS rencananya digelar 31 Januari dan setiap klub akan mendapat sisa dari kontribusi komersialnya. Jika ditotal, utang kami kepada pemain mencapai Rp1,890 miliar. Kami akan mengeluarkan dana lebih sedikit apabila ditutupi Rp1 miliar dari hak komersial, pungkasnya.[initial]

 (esa/ada)