Diimbangi PSIS, Arema Mengaku Jadi Korban Kejamnya Sepak Bola

Gia Yuda Pradana | 1 September 2019 01:37
Diimbangi PSIS, Arema Mengaku Jadi Korban Kejamnya Sepak Bola
Milomir Seslija (c) Bola.com/YoppyRenato

Bola.net - Milomir Seslija tak bisa menyembunyikan rasa kecewa usai timnya hanya bisa bermain imbang kala menjamu PSIS Semarang, pada lanjutan Shopee Liga 1 musim 2019. Pelatih Arema FC tersebut mengaku bahwa sepak bola sedang bersikap kejam pada timnya.

"Sepak bola terkadang bisa kejam. Selama 90 menit, kami bisa bermain bagus," ucap Milo, sapaan karib Milomir Seslija.

Advertisement

"Sementara, lawan tak punya kesempatan sama sekali. Mereka tiba-tiba mendapat sepakan bebas dan berbuah gol," sambungnya.

Sebelumnya, Arema gagal meraih poin penuh kala menjamu PSIS Semarang pada laga pekan ke-17 Shoppe Liga 1 musim 2019. Dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (31/8/2019), mereka harus puas berbagi angka 1-1.

Dalam pertandingan ini, Arema mampu unggul lebih dulu melalui gol Hamka Hamzah. Namun, asa mereka mengemas poin penuh harus pupus ketika sepakan bebas Claudir Marini menembus gawang Sandi Firmansyah, pada menit 77.

Dengan hasil ini, Arema masih tertahan di peringkat empat klasemen sementara dengan raihan 26 poin dari 16 pertandingan. Sementara, PSIS juga masih berada di posisi 13 dengan raihan 16 angka dari 16 laga.

Bagaimana Milo menilai laga antara timnya dan PSIS Semarang? Simak di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Puji PSIS Semarang

Milo menyebut, selain karena kejamnya sepak bola, hasil imbang tersebut tak lepas dari apiknya permainan PSIS Semarang. Menurut pelatih asal Bosnia tersebut, Laskar Mahesa Jenar -julukan PSIS Semarang- bermain militan, terutama saat mereka bertahan.

"Mereka main luar biasa," kata Milo.

"Mereka bermain seakan ini pertandingan terakhir dalam hidup mereka. PSIS berhasil menyulitkan kami," sambungnya.

2 dari 2 halaman

Punya Banyak Peluang

Menurut Milo, anak asuhnya memiliki banyak peluang pada pertandingan ini. Selain satu peluang yang berbuah gol, ada dua sampai tiga peluang lagi yang seharusnya bisa dikonversi.

"Kami bekerja keras dan membuat sejumlah peluang pada pertandingan ini. Mereka bermain dengan 10 orang bertahan, tapi kami masih bisa membuat sejumlah peluang tersebut," tutur Milo.

"Namun, kami tidak bisa memanfaatkan peluang-peluang tersebut," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)