8 Pemain Naturalisasi Ramai-Ramai Kecam Kebijakan Baru Erick Thohir: Kami Merasa Didiskriminasi!
Ari Prayoga | 7 Maret 2023 04:08
Bola.net - Kebijakan baru Ketua PSSI, Erick Thohir soal kuota pemain naturalisasi yang rencananya akan diterapkan mulai musim depan mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Ketua PSSI, Erick Thohir tengah menggodok aturan pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi profesional dengan setiap klub maskimal mempunyai satu personel.
Sedikitnya delapan pemain naturalisasi mengungkapkan isi hatinya di akun Instagramnya ketika kebijakan ini mencuat. Mereka merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil.
Naturalisasi Lewat 2 Jalur
Stefano Lilipaly, misalnya, pemain yang sudah dinaturalisasi sejak 2011 itu beranggapan 'dinilai sebagai pemain Indonesia ketika membela timnas, tapi pemain naturalisasi saat bermain di kompetisi'.
Padahal, darah Indonesia kental dalam tubuh Lilipaly. Ayahnya berasal dari Ambon, Maluku. Gelandang Borneo FC Samarinda tersebut telah berkarier penuh di Indonesia sejak 2017.
Sejumlah pemain naturalisasi mendapatkan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) melalui jalur keturunan dan kepentingan Timnas Indonesia seperti Lilipaly dan Ezra Walian.
Namun, ada pula yang melalui mekanisme tinggal lima tahun secara berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut di Indonesia dan menikahi wanita Indonesia semisal Ilija Spasojevic serta Alberto Goncalves.
Ungkapan Marc Klok
"Kami WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. Namun, kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi," ungkap pemain naturalisasi Persib Bandung, Marc Klok dalam akun @marcklok.
"Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepak bola di sini."
"Kami berharap kompetisi yang ramah bagi semua pemain. Terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka," tutur pesepak bola yang dinaturalisasi pada 2020 tersebut.
Alasan Erick Thohir
Sementara itu, Erick Thohir mengungkapkan latar belakang niatan untuk membatasi pemain asing. Pria berusia 52 tahun itu ingin memberikan ruang bagi pemain lokal.
"PSSI mengambil posisi. Kalau bisa dan harus bisa, pemain naturalisasi hanya satu. Kalau tidak, kapan pemain Indonesia akan bermain?" ujar Erick Thohir.
"Liga 2 juga bersepakat untuk menaikkan kelas dengan maksimal satu pemain naturalisasi. Jangan karena naturalisasinya mudah, tahu-tahu klub memiliki tujuh pemain naturalisasi di Liga 2," ungkapnya.
Ironi dengan Penambahan Kuota Pemain Asing
"Mengapa pembatasan naturalisasi kami dorong menjadi satu, supaya jangan tiba-tiba sebelas orang yang bermain, ada lima pemain asing ditambah enam pemain naturalisasi," papar Erick Thohir.
"Artinya apa? Bukan orang kita semua. Iya kalau pemain naturalisasinya mau bermain untuk Timnas Indonesia. Makanya kami bikin batasan-batasan," ucapnya.
Namun, gagasan pengetatan jumlah pemain naturalisasi menjadi ironi karena PSSI malah merancang untuk menambah jumlah pemain asing dari 3+1 menjadi 5+1 mulai BRI Liga 1 musim depan.
Jeritan Hati Pemain Naturalisasi (1)
Ezra Walian (Persib Bandung)
Kebangsaan Indonesia. Keluarga Indonesia. Tinggal di Indonesia. Kenapa bermain di klub menjadi naturalisasi? Kalau bermain di Timnas Indonesia, WNI. Kalau bermain di klub, pemain naturalisasi.
Victor Igbonefo (Persib Bandung)
Kalau bermain di Timnas Indonesia, WNI. Kalau bermain di klub, pemain naturalisasi.
Marc Klok (Persib Bandung)
Kami WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. Namun, kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi. Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepak bola di sini. Kami berharap kompetisi yang ramah bagi semua pemain. Terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka.
Stefano Lilipaly (Borneo FC)
Kalau bermain untuk Timnas Indonesia, kita orang Indonesia. Saat bermain di kompetisi, kita orang 'naturalisasi'.
Jeritan Hati Pemain Naturalisasi (2)
Diego Michiels (Borneo FC)
Keluarga dari Indonesia. Darah saya Indonesia. Istri saya orang Indonesia. Anak-anak saya orang Indonesia. Paspor saya Indonesia. Tinggal di Indonesia. Bayar pajak setiap bulan untuk Indonesia. Dianggap orang Indonesia saat membela Timnas Indonesia. Tapi sekarang? Diangga orang luar? Oke siap!
Alberto Goncalves (Madura United)
Waktu di Timnas Indonesia, kita pemain lokal. Sekarang di kompetisi, kita menjadi naturalisasi. Kuota satu atau dua. Coba hargai kita dan semua yang kita buat untuk negara ini.
Ilija Spasojevic (Bali United)
Sepak bola adalah olahraga global yang merayakan keberagaman. Peraturan yang beredar baru-baru ini bertentangan dengan semangat ini. Kami berharap semua pihak dapat mempertimbangkan kembali peraturan ini dan membuat kompetisi yang adil serta inklusif untuk semua pemain. #forbetterindonesiafootball
Herman Dzumafo (FC Bekasi City)
Entah apa yang merasuki orang ini? Supaya apa bos coba? Ooo supaya dibilang ada perubahan ya. Mana janji manismu.
Klasemen BRI Liga 1 2022/2023
Disadur dari: Bola.com (Muhammad Adiyaksa, Wiwig Prayugi) 6 Maret 2023
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil BRI Liga 1 2022/2023 Persija Jakarta vs Borneo FC: Skor 1-0
Bola Indonesia 6 Desember 2022, 20:42 -
Highlights Piala Presiden 2022: Borneo FC 4-0 PSS Sleman
Open Play 12 Juli 2022, 00:30
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Inggris vs Albania: Myles Lewis-Skelly
Piala Eropa 22 Maret 2025, 05:11 -
Hasil Inggris vs Albania: Skor 2-0
Piala Eropa 22 Maret 2025, 04:41 -
Pesan Penyemangat Mees Hilgers Untuk Timnas Indonesia Usai Dihajar Australia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 04:32 -
Link Live Streaming Uruguay vs Argentina - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 22 Maret 2025, 03:30
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39