Totti dan 10 Pemain Spesial di Serie A
Editor Bolanet | 29 Maret 2013 07:17
Bola.net - Silvio Piola menghabiskan seluruh karier profesionalnya di Italia dari 1929 sampai 1954. Dia mencetak 274 gol liga bersama sejumlah klub, termasuk Pro Vercelli, Lazio, serta Juventus. Namun, kini dia lebih terkenal sebagai satu-satunya orang yang berdiri di jalan Francesco Totti untuk menjadi top scorer sepanjang masa Serie A.
Bersama AS Roma, ya hanya bersama AS Roma, Totti telah melewati semua kecuali satu nama sepanjang sejarah kasta tertinggi Italia untuk urusan menggetarkan gawang lawan.
Totti adalah ikon dan simbol Giallorossi. Sepanjang kariernya, sang nomor 10 telah mencetak sederet gol indah dan berkelas khas seorang fantasista.
Pemain seperti Totti mungkin takkan muncul lagi dalam waktu yang sangat lama. Namun, jika kita flashback 20 tahun ke belakang, Serie A merupakan arena unjuk kebolehan para pemain spesial seperti Totti.
Berikut adalah 10 di antaranya. Namun, perlu diingat bahwa ini bukanlah untuk menentukan siapa yang terbaik dari semua. Ini adalah untuk mengingatkan kita terhadap bintang-bintang besar yang pernah membawa Serie A ke sebuah level yang benar-benar berbeda selama dua dekade terakhir. (br/wiki/gia)
Marco van Basten
Setiap kali Marco van Basten melangkah ke lapangan dengan seragam AC Milan, hampir selalu bisa dipastikan gawang lawan akan bergetar.
Torehan 90 gol dalam 148 penampilan untuk Rossoneri membuat sang bintang Belanda, meski kariernya berlangsung singkat akibat cedera dan sudah hampir dua dekade sejak aksi terakhirnya, masih dikenang sebagai salah satu striker terbaik yang pernah ada.
Hanya sedikit striker yang memiliki inteligensi serta keindahan permainan seperti Van Basten. Dari awal karier di Ajax hingga mendominasi Eropa bersama Milan, permainannya selalu menyenangkan untuk dilihat.
Bicycle kick yang bersarang di gawang IFK Goteborg, satu dari empat kreasinya hari itu, dianggap sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah European Cup.
Van Basten memenangi empat Scudetto dan tiga titel European Cup selama membela panji Rossoneri. Dia adalah satu dari tiga pemain yang meraih trofi Ballon d'Or sebanyak tiga kali.
Seandainya karier Van Basten tidak berhenti di usia 28, mungkin dia bisa meraih prestasi yang lebih hebat. Namun, hanya dengan sepak terjang nan singkat itu, Van Basten sudah sanggup mengibarkan namanya di pentas persepakbolaan dunia, bahkan layak dianggap sebagai salah satu bintang terbesar dalam sejarah.
Gianfranco Zola
Sebelum pergi ke Inggris dan menjadi legenda Chelsea, Gianfranco Zola terlebih dahulu menunjukkan talenta istimewanya di seluruh penjuru Italia.
Zola bermain dengan Diego Maradona di Napoli dan membawa Parma menjadi salah satu kekuatan besar Eropa bersama Nevio Scala.
Zola begitu populer semasa di London hingga dia mendapatkan status Officer of the Order of the British Empire. Sebelum pensiun, Zola kembali ke tanah kelahirannya dan membantu Cagliari promosi ke Serie A.
Baik di level klub maupun saat memperkuat timnas Italia, Zola selalu bersinar meski bermain dengan nama-nama besar di sekitarnya.
Di usia 39, Zola menutup kariernya di Serie A dengan sebuah gol saat melawan Juventus.
Sungguh sebuah cara terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal.
Gianluigi Buffon
Dia muncul pertama kali saat masih berusia 17 tahun dalam balutan seragam Parma - dan menghentikan satu penalti melawan AC Milan. Dari awal, sudah terihat jelas: Gianluigi Buffon adalah pemain spesial.
Buffon tak hanya dianggap salah satu kiper terhebat dalam sejarah, tapi dia juga dikagumi seantero Italia karena sikap teladan yang ditunjukkannya baik di dalam maupun luar lapangan. Selain itu, Buffon juga termasuk tipe pemain yang sanggup memberi pengaruh positif bagi rekan-rekan di sekitarnya.
Buffon telah memenangi sederet trofi selama memperkuat Parma, Juventus, dan dengan tim nasional Italia. Kini, sebagai kapten Bianconeri dan Azzurri, Buffon masih berpeluang menambahnya.
Salah satu kebesaran Buffon terlihat dari reaksinya terhadap skandal Calciopoli pada tahun 2006. Diyatakan terlibat di dalamnya, Juventus pun dilempar ke Serie B. Apa yang dilakukan sang kiper terbaik, tepat setelah menjuarai Piala Dunia? Dia bertahan di Juventus meski harus turun kasta.
Saat pelatih Fabio Capello dan bintang-bintang seperti Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Patrick Vieira dan Zlatan Ibrahimovic memutuskan hengkang, Buffon memilih jalan sebaliknya.
Itu adalah karakter sejati Buffon - salah satu alasan utama kenapa dia menjadi legenda La Vecchia Signora.
Roberto Baggio
Dua Scudetto dan satu Piala UEFA mungkin bukan penghargaan yang cukup untuk talenta seperti Roberto Baggio. Namun, seperti halnya Francesco Totti, kehebatan Il Divin Codino tak perlu dibuktikan dengan trofi juara.
Vicenza, Fiorentina, Juventus, AC Milan, Bologna, Inter, hingga Brescia semua pernah menjadi bagian dalam perjalanan karier Baggio, yang diwarnai dengan Ballon d'Or serta FIFA World Player of the Year pada 1993.
Baggio dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa. Dengan gol-gol seperti di atas, rasanya hal itu tak perlu dipertanyakan.
Franco Baresi
Franco Baresi terpilih sebagai pemain terbaik AC Milan untuk abad 20. Apa lagi yang perlu diragukan darinya?
Baresi adalah salah satu pemain belakang yang paling sulit ditaklukkan.
Dia tembok baja di lini pertahanan Milan dan timnas Italia selama hampir lebih dari dua dekade.
Dia adalah one-club legend Milan. Dari 1977 hingga 1997, Baresi mencatatkan total 719 penampilan serta 33 gol bersama Rossoneri, dan telah memenangi segalanya: 3 Liga Champions, 6 Scudetto Serie A, 4 Supercoppa Italiana, 3 Piala Super Eropa, serta 2 Piala Interkontinental.
Dengan seragam Azzurri, Baresi mengangkat trofi Piala Dunia di Santiago Bernabeu pada tahun 1982.
Gabriel Batistuta
Dia dijuluki Batigol dengan alasan yang sangat kuat.
Gabriel Batistuta adalah salah satu striker paling komplet yang pernah ada. Power, tendangan keras, sundulan akurat, insting gol mematikan hingga kemampuan mengeksekusi free kick terangkum jadi satu dalam dirinya. Gol pun identik dengan namanya.
Batistuta meraih Scudetto kala memperkuat AS Roma setelah sebelumnya melegenda bersama Fiorentina.
Batistuta menyarangkan total 168 gol liga dalam 269 penampilan untuk Fiorentina dan 30 dalam 63 pertandingan Serie A untuk Roma.
Bukan hal yang aneh bila kita masih menemukan replika jersey Batistuta di tribun Roma. Di Florence, kita bahkan bisa melihat patung perunggu yang dibuat Viola sebagai bentuk penghargaan atas semua jasanya.
Batigol, he is a true legend of football...
Paolo Maldini
Salah satu pemain paling setia dalam sejarah AC Milan. Dianggap sebagai pemimpin paling hebat oleh para koleganya, yang membuat dia mendapatkan julukan Il Capitano.
Paolo Maldini mencatatkan masa pengabdian terlama di Milan serta memegang rekor penampilan terbanyak untuk sang raksasa Italia.
Dia memenangi 7 Scudetto, 1 Coppa Italia, 5 Supercoppa Italiana, 5 European Cup/Liga Champions, 5 Piala Super Eropa, 2 Piala Interkontinental dan 1 Piala Dunia Antarklub FIFA.
Maldini adalah simbol, legenda Milan, pujaan para tifosi, dan salah satu bek paling tangguh yang pernah malang melintang di kancah Serie A dan persepakbolaan dunia.
Alessandro Del Piero
Alesandro Del Piero adalah salah satu pemain paling hebat yang pernah dimiliki Juventus.
Di Italia, Del Piero dikenal sebagai pribadi yang santun dan layak dijadikan panutan. Seperti Gianluigi Buffon, Del Piero juga termasuk salah satu bintang yang loyal meski klubnya dilempar ke Serie B akibat skandal Calciopoli 2006.
Dia bergabung dengan Juventus dari Padova pada 1993. Sejak itu, selama 19 tahun mengabdi di Turin, dia telah menulis ulang buku sejarah La Vecchia Signora.
Sosok pemimpin, mesin gol, serta spesialis tendangan bebas yang ditakuti para pemain bertahan dan kiper lawan itu telah memecahkan semua rekor yang ada di Juventus.
Aksi-aksi berkelas Del Piero merupakan warna tersendiri di Serie A
Del Piero menyandang ban kapten Juventus selama 11 tahun. Bersama Bianconeri, dia meraih enam Scudetto serta tampil di empat final Liga Champions, dan memenangi satu di antaranya.
Banyak pemain hebat sepanjang sejarah La Vecchia Signora dan Serie A, tapi yang satu ini takkan pernah terlupakan.
Andrea Pirlo
Serie A adalah liga yang terkenal dengan ketangguhan para bek dan nomor 10-nya. Selain itu, Serie A merupakan 'rumah' salah satu gelandang terhebat tidak hanya di generasinya, tetapi juga sepanjang masa.
Sebagai regista, Andrea Pirlo adalah pemain yang sempurna. Teknik, skill, dribbling, kontrol bola brilian, visi permainan tanpa batas, kreativitas, serta kemampuan untuk melepas operan-operan akurat dan mencetak gol dari set-piece menjadi satu dalam dirinya.
Pirlo muncul dari Brescia, lalu mencoba peruntungan di Inter Milan, kemudian menyeberang ke AC Milan dan menjadi lebih besar bersama mereka sebelum akhirnya dilepas ke Juventus, di mana peran vital serta kemampuannya makin terlihat jelas.
Pemain kunci Italia saat menaklukkan dunia pada tahun 2006 itu kini sudah berusia 33. Akan tetapi, dia belum habis. Pirlo sudah dekat dengan Scudetto keempatnya serta masih mengincar trofi Liga Champions ketiga dan Piala Dunia keduanya.
Javier Zanetti
Inter Milan sudah pernah diperkuat sederet pemain hebat selama dua dekade terakhir. Namun, jika bicara Nerazzurri, ada satu nama yang langsung terlintas dalam pikiran kita. Ya, nama itu adalah Javier Zanetti.
Zanetti adalah ikon Inter. Dia merupakan pemain yang paling identik dengan sang raksasa biru-hitam kota Milan.
Zanetti telah memperkuat Inter sejak 1995. Sampai sekarang pun dia masih jadi pilihan utama. Kiprahnya di Serie A sungguh mengagumkan.
Speed, power, stamina tanpa batas, dan kehebatannya dalam menyerang maupun bertahan di sektor kanan membuat El Tractor sangat disegani di Italia.
Selama hampir 20 tahun memperkuat Inter, jarang sekali kita melihat pemain yang mengangkat trofi Liga Champions di penampilannya yang ke-700 untuk Inter itu dihantam cedera atau tampil di bawah standar.
Usia Zanetti sudah 39. Jika tiba waktu dia mundur dari lapangan hijau, maka Inter dan Serie A pasti akan kehilangan salah satu bintang terbesarnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
United Dikabarkan Minati Marchisio
Liga Inggris 28 Maret 2013, 23:03 -
Handanovic Dinilai Belum Selevel Buffon
Liga Italia 28 Maret 2013, 22:47 -
Muller Tak Silau Oleh Kekuatan Juventus
Liga Champions 28 Maret 2013, 22:46 -
Marchisio: Juve Ingin Balas Dendam Lawan Inter
Liga Italia 28 Maret 2013, 20:11 -
'Kalahkan Juve Juga Cuma Dapat Tiga Poin'
Liga Italia 28 Maret 2013, 18:41
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Italia vs Jerman - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:25 -
Banding Ditolak, Laga Barcelona vs Osasuna Tetap Digelar Pekan Depan
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 01:18 -
Diinginkan MU dan Liverpool, Juventus Bersedia Lepas Kenan Yildiz?
Liga Italia 21 Maret 2025, 01:01 -
Gak Jadi Beli, Real Betis Mau Pinjam Antony Lagi dari MU!
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 00:52 -
Analisa Coach RD: Indonesia Kena Jebak Australia
Tim Nasional 21 Maret 2025, 00:41 -
Waduh, Thiago Motta Terancam Dipecat Juventus?
Liga Italia 21 Maret 2025, 00:40 -
Pemerintah Inggris Resmi Dukung Rencana MU Bangun Stadion Baru
Liga Inggris 20 Maret 2025, 23:49
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40