Saat Semua Tunduk di Bawah Kaki La Furia Roja
Editor Bolanet | 6 Desember 2013 16:06
Bola.net - Pada 11 Juli 2010 di Johannesburg, dua tahun setelah merajai Piala Eropa, meraih gelar juara Piala Dunia pertamanya. Saat itu, La Furia Roja jadi yang terbaik sejagat dan semua tunduk di bawah kaki mereka.
Di Brasil 2014 mendatang, Spanyol akan tampil dengan mengusung status juara bertahan.
Namun sebelum itu, mari terlebih dahulu kita segarkan kembali ingatan tentang perjalanan Iker Casillas dan kawan-kawan menuju tangga tertinggi pada edisi sebelumnya di Afrika Selatan. [initial]
Skuat
Kiper:
Iker Casillas (29, Real Madrid)
Víctor Valdes (28, Barcelona)
Pepe Reina (27, Liverpool)
Belakang:
Raul Albiol (24 tahun, Real Madrid)
Gerard Pique (23 tahun, Barcelona)
Carlos Marchena (30 tahun, Valencia)
Carles Puyol (32 tahun, Barcelona)
Joan Capdevila (32 tahun, Villarreal)
Sergio Ramos (24 tahun, Real Madrid)
Alvaro Arbeloa (27 tahun, Real Madrid)
Tengah:
Andres Iniesta (26 tahun, Barcelona)
Xavi (30 tahun, Barcelona)
Cesc Fabregas (23 tahun, Arsenal)
Juan Mata (22 tahun, Valencia)
Xabi Alonso (28 tahun, Real Madrid)
Sergio Busquets (21 tahun, Barcelona)
Javi Martinez (21 tahun, Athletic Bilbao)
David Silva (24 tahun, Valencia)
Jesus Navas (24 tahun, Sevilla)
Depan:
David Villa (28 tahun, Valencia)
Fernando Torres (26 tahun, Liverpool)
Pedro Rodriguez (22 tahun, Barcelona)
Fernando Llorente (25 tahun, Athletic Bilbao)
*Usia dan klub disesuaikan dengan saat turnamen digelar.
Grup
Chile
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Peringkat tiga saat menjadi tuan rumah edisi 1962 dengan mengalahkan Yugoslavia 1-0 lewat gol tunggal Eladio Rojas.
Swiss
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Perempat final 1934, 1938, 1954.
Honduras
Prestasi terbaik di Piala Dunia: Fase grup di Spanyol 1982.
(Klasemen akhir Grup H © Wikipedia).
Demam Panggung?
Melihat kualitas tim, yang dihuni pemain-pemain top di setiap lini, Spanyol sebenarnya diprediksi bakal menang mudah. Namun, Swiss memberi mereka mimpi buruk. Gol tunggal Gelson Fernandes pada menit 52 menjadi satu-satunya pembeda dalam laga di Durban tersebut.
(© Wikipedia)
Man of the Match: Gelson Fernandes (Swiss)
Bukan start yang ideal untuk sang raja Eropa. Namun, setelah kekalahan itu, langkah mereka tak terhadang.
Perubahan Taktik Beri Hasil Positif
Hasilnya cukup memuaskan. Honduras mereka tekuk 2-0. Villa menjadi bintang dengan dua gol berkelas yang diukirnya pada menit 17 dan 51.
(© Wikipedia)
Man of the Match: David Villa (Spanyol)
Spanyol mulai menemukan ritme yang paling pas sekaligus memulihkan reputasinya sebagai kandidat juara.
Menghindari Jalur Berbahaya
Misi tercapai. David Villa membuka skor dengan tendangan jarak jauh ke gawang kosong di menit 24. Spanyol lalu menggandakan keunggulan pada menit 37 melalui Andres Iniesta. Chile sendiri, meski kalah jumlah pemain sejak gelandang bertahan Marco Estrada menerima kartu kuning kedua, sempat menipiskan selisih skor lewat gol Rodrigo Millar dua menit pascajeda.
Spanyol menang 2-1 dan mengamankan posisi teratas dengan keunggulan selisih gol atas Chile. Spanyol mengirim Chile ke hadapan juara Grup G, Brasil.
(© Wikipedia)
Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)
Spanyol terhindar dari Brasil. Lawan mereka berikutnya di babak 16 besar memang bukan Samba, tapi gaya permainannya hampir sama.
Dihadang Samba Eropa
Spanyol mendominasi Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan dengan ball possesion mencapai 60% serta shots 19 berbanding 9.
Xavi menjadi motor permainan Spanyol dari lini tengah dan La Furia Roja menang 1-0 berkat gol tunggal David Villa di menit 63, yang sempat memicu kontroversi karena sang striker dianggap offside saat menerima operan dari Xavi.
(© Wikipedia)
Man of the Match: Xavi (Spanyol)
Spanyol sukses melewati ujian ini, lalu melanjutkan langkah untuk menghadapi lawan yang bisa dibilang lebih ringan.
Espana ke Semfiinal
Jalannya laga hampir sama dengan laga Spanyol vs Portugal. Pasukan Vicente del Bosque kembali unggul mutlak ball possession sampai 60% dan menang 1-0. Gol tunggal mereka lagi-lagi diciptakan oleh David Villa.
Laga ini sendiri diwarnai kegagalan penalti Oscar Cardozo (Paraguay) dan Xabi Alonso (Spanyol).
(© Wikipedia)
Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)
Lawan tangguh menunggu para penggawa Espana di semifinal.
Puyol Membuka Jalan
Jerman sendiri sampai pada tahap ini dengan cara yang sangat impresif, yaitu menghantam Inggris 4-1 di babak 16 besar dan melumat Argentina 4-0 di perempat final. Di atas kertas, pasukan Joachim Loew diunggulkan untuk bisa membalas dendam kepada La Furia Roja.
Namun, seperti deja vu, skor serupa (1-0) tercipta dan Jerman kembali jadi pihak yang kalah. Kalau dua tahun sebelumnya Spanyol berjaya berkat solitary goal Fernando Torres, kali ini mereka menyingkirkan Die Mannschaft berkat gol tunggal Carles Puyol meneruskan corner Xavi pada menit 73.
(© Wikipedia)
Man of the match: Xavi (Spanyol)
Untuk kali kedua secara beruntun, Jerman kandas di semifinal Piala Dunia. Spanyol pun melangkahkan kaki ke partai final Piala Dunia pertamanya.
Iniestaaaaaa....!!!
Dalam pertemuan pertamanya di turnamen besar (EURO maupun Piala Dunia) ini, Spanyol dan Belanda berebut gelar perdana.
Belanda mencapai babak pemungkas dengan mengalahkan Denmark 2-0, Jepang 1-0 dan Kamerun 1-0 di fase grup, Slovakia 2-1 di 16 besar, Brasil 2-1 di perempat final dan Uruguay 3-2 di semifinal.
Laga panas tercipta dari 2x45 menit plus 2x15 menit di extra time. Diwarnai tendangan Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso, rekor 14 kartu kuning dicabut oleh wasit Inggris Howard Webb, di mana sembilan di antaranya untuk Belanda. Oranje bahkan kehilangan John Heitinga akibat second yellow di menit 109. Sial bagi Belanda, harapan mencetak gol kemenangan di waktu sisa atau setidaknya memaksakan adu penalti musnah di penghujung laga.
Pada menit 116, Andres Iniesta lepas dari pengawalan, sepakan menyilangnya bersarang telak di gawang Maarten Stekelenburg dan Spanyol pun berpesta. 'Prediksi' Paul sang gurita juga menjadi kenyataan.
(© Wikipedia)
Man of the Match: Andres Iniesta (Spanyol)
Selebrasi Iniesta usai mencetak gol kemenangan merupakan salah satu momen yang paling berkesan. Pesan bertuliskan Dani Jarque siempre con nosotros (Dani Jarque, always with us) yang tertulis di balik jersey-nya sungguh menyentuh, terutama bagi para suporter Espanyol.
Spanyol keluar sebagai juara dan menjadi negara Eropa pertama yang memenangi Piala Dunia di luar benuanya.
David Villa menyudahi turnamen sebagai top scorer bersama Thomas Muller (Jerman), Wesley Sneijder (Belanda) dan Diego Forlan (Uruguay) dengan torehan masing-masing lima gol.
Saat itu, semua tunduk di bawah kaki La Furia Roja.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Iniesta Kenang Kembali Proses Gol Terbaik Sepanjang Karirnya
Piala Dunia 19 November 2013, 12:57 -
Irlandia Akan Menjajal Spanyol
Piala Dunia 9 April 2013, 06:30 -
Domenech Beber Borok Timnas Prancis di Otobiografinya
Bolatainment 22 November 2012, 14:02
LATEST UPDATE
-
Lupakan Australia, Timnas Indonesia Fokus Hadapi Bahrain
Tim Nasional 22 Maret 2025, 19:57 -
Bintang Muda RB Leipzig Ini Masuk Daftar Belanja Manchester United
Liga Inggris 22 Maret 2025, 17:58 -
Syukurlah Fans MU! Cedera Ayden Heaven Tidak Parah dan Segera Latihan Lagi!
Liga Inggris 22 Maret 2025, 17:50
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39