Para Bintang Yang Pernah Disia-siakan Klub Besar

Gia Yuda Pradana | 17 Februari 2016 12:31
Para Bintang Yang Pernah Disia-siakan Klub Besar
Raul Gonzalez vs Andrea Pirlo, 28 April 2004 (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Sepuluh pemain bintang ini pernah disia-siakan, bahkan dibuang oleh klub besar. Namun, para pesepakbola tersebut membuktikan kalau mereka salah.

Siapa saja sepuluh pemain yang dimaksud? Seperti dilansir Four Four Two, berikut ulasannya.

Advertisement
1 dari 10 halaman

Pierre-Emerick Aubameyang

Top scorer sementara Bundesliga 2015/16 ini belakangan kerap dikaitkan dengan Barcelona dan Real Madrid. Melihat torehan golnya bersama Borussia Dortmund musim ini, yang sudah mencapai 29 gol di semua ajang, wajar jika dia menjadi salah satu penyerang paling diinginkan di Eropa.

AC Milan mengeluarkan uang senilai €30 juta untuk membeli striker tajam Carlos Bacca dari Sevilla musim panas kemarin.

Uang dengan nilai sebesar itu sebenarnya bisa saja dihemat Milan andai mempertahankan Aubameyang. Milan melepasnya ke Saint-Etienne pada tahun 2012.

Selama berstatus pemain Milan periode 2008-2012, striker Gabon ini tak sekali pun tampil memperkuat tim utama Rossoneri di kompetisi resmi. Selama itu, dia hanya dipinjamkan ke Dijon, Lille, AS Monaco dan Saint-Etienne. Kini, dia semakin bersinar di Dortmund.
2 dari 10 halaman

Jerome Boateng

Jerome Boateng

Pertahanan Manchester City cukup rapuh musim ini, dan itu membuat mereka sedikit kesulitan dalam persaingan di papan atas Premier League. Hal tersebut pasti membuat para pendukung City menyesali keputusan klub kesayangan mereka menjual Jerome Boateng ke Bayern Munchen pada tahun 2011.

Pasalnya, sekarang, pemain timnas Jerman itu diakui sebagai salah satu bek sentral terbaik di dunia.

Boateng yang waktu itu baru berusia 22 cuma dimainkan 16 kali di Premier League oleh Roberto Mancini ketika keduanya masih di City. Hanya setahun di City usai direkrut dari Hamburg, Boateng dilego ke Bayern 'cuma' seharga €13,5 juta.

Nominal itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kontribusi Boateng membantu Bayern meraih tiga gelar Bundesliga dan satu trofi Liga Champions Eropa.
3 dari 10 halaman

Giorgio Chiellini

Giorgio Chiellini

Giorgio Chiellini merupakan salah satu pilar Juventus dalam mendominasi Serie A selama beberapa tahun terakhir. Namun, hal itu mungkin takkan terjadi andai AS Roma tidak menjual separuh hak kepemilikan mereka atas bek Italia tersebut ke Livorno pada tahun 2004 silam.

Dua tahun sebelum itu, Roma membeli separuh hak kepemilikan Chiellini dengan opsi pembelian penuh. Roma memilih melepasnya.

Livorno diizinkan membayar €3 juta untuk mengamankan 100% kontrak Chiellini, yang belum pernah tampil dengan seragam Roma. Livorno lalu menjualnya ke Juventus pada tahun 2005.
4 dari 10 halaman

Paul Pogba

Paul Pogba

Sir Alex Ferguson adalah manajer paling sukses dalam sejarah Manchester United. Namun, penanganan Paul Pogba merupakan salah satu kesalahan terbesar dalam kariernya di Old Trafford.

Pogba bergabung dengan MU dari Le Havre di usia 16 tahun pada 2009. Gelandang Prancis itu lalu melakoni debutnya bersama tim senior melawan Leeds United di Piala Liga musim 2011/12.

Itu cuma satu dari tujuh penampilan Pogba dengan seragam MU. Rasa frustrasi Pogba akibat kesempatan main yang minimal menemui puncaknya dengan dia gabung Juventus di akhir musim tersebut. Sejak itu, dia tak pernah melihat ke belakang lagi.

Dengan Juventus, Pogba sudah meraih tiga Scudetto Serie A dan lolos ke final Liga Champions. Sekarang, dia bahkan menjadi salah satu pemain muda paling diinginkan di muka planet.
5 dari 10 halaman

Samuel Eto'o

Samuel Eto'o

Tidak banyak pemain yang pernah berseragam Real Madrid sekaligus Barcelona dalam kariernya. Sebut saja Luis Figo, Michael Laudrup, Luis Enrique atau Ronaldo. Dari segelintir pemain tersebut, mungkin tidak banyak yang tahu kalau ada satu nama besar lain yang pernah berada di persimpangan El Clasico. Dia adalah Samuel Eto'o.

Striker kaya pengalaman asal Kamerun ini bergabung dengan akademi sepakbola Madrid di usia 16 tahun pada 1996. Empat tahun di Madrid, dia dipinjamkan ke Leganes, Espanyol dan Mallorca.

Selama itu, Eto'o hanya enam kali memperkuat Madrid. Dia lalu dijual ke Mallorca pada tahun 2000.

Itu keputusan yang cukup buruk. Eto'o, sekarang 34, menikmati sederet kesuksesan sejak hengkang dari Santiago Bernabu. Empat gelar juara liga dan tiga trofi Liga Champions diraihnya bersama Barcelona serta Inter Milan.
6 dari 10 halaman

Mats Hummels

Mats Hummels

Skuat Bayern Munchen saat ini ditopang oleh sejumlah pemain yang merupakan lulusan akademi sepakbola mereka sendiri. Ada nama Philipp Lahm, Thomas Muller hingga Holger Badstuber.

Mats Hummels sendiri adalah bek sentral andalan Borussia Dortmund. Namun, dia adalah salah satu jebolan akademi sepakbola Bayern, yang bergabung The Bavarians di usia enam tahun pada 1995.

Hummels hanya pernah bermain dua kali untuk Bayern sebelum dijual permanen ke Dortmund pada tahun 2008.

Melihat tangguhnya lini pertahanan mereka, Bayern mungkin tak terlalu menyesali keputusan melego Hummels ke Dortmund. Namun, Bayern mungkin tak menyangka kalau, delapan tahun sejak itu, dia bisa jadi seperti sekarang dan bahkan memiliki 44 international caps bersama timnas Jerman.
7 dari 10 halaman

Andrea Pirlo

Juventus mendominasi Italia selama empat beberapa tahun terakhir. Andrea Pirlo lah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan Bianconeri.

Ketika AC Milan membiarkan Pirlo ke Juventus secara cuma-cuma pada tahun 2011, Rossoneri menjadi klub kedua dari kota Milan yang melepas sang regista nomor satu Italia terlalu cepat.

Satu dekade sebelum itu terjadi, Inter Milan lah klub kota Milan pertama yang melepas Pirlo. Di usia 22, Pirlo waktu itu dianggap surplus bagi skuat Inter. Nerazzurri pun melepasnya ke rival sekota.

Pirlo, yang hanya tampil 22 kali dengan seragam Inter di Serie A, kemudian meraih dua Scudetto, dua titel Liga Champions dan satu trofi Coppa Italia dengan kubu merah-hitam.

Empat setengah tahun lalu, Milan juga melakukan kesalahan yang sama.
8 dari 10 halaman

Gerard Pique

Gerard Pique

Saya sangat bahagia bisa kembali ke sini, kata Gerard Pique kepada pers Spanyol setelah hijrah dari Manchester United dan bergabung lagi dengan Barcelona, klub masa kecilnya, tujuh setengah tahun lalu.

Saya tak mengira saya bakal berada di sini lagi. Ini luar biasa. Manchester United adalah klub hebat dan saya menikmati jadi juara di sana. Bermain dengan pemain-pemain kelas dunia telah membantu perkembangan saya dan sekarang saya ingin melanjutkannya di Barca.

Pique menemui banyak kesulitan dalam upayanya menembus posisi inti di jantung pertahanan yang ditempati Rio Ferdinand atau Nemanja Vidic selama menghuni Old Trafford antara 2004 hingga 2008. Hanya enam kali jadi starter di Premier League menunjukkan betapa macetnya karier seorang Pique dengan seragam Red Devils.

Di Barcelona, Pique menemukan permainan terbaiknya. MU bisa saja memiliki bek setangguh Pique di skuat mereka saat ini.
9 dari 10 halaman

Thierry Henry

Thierry Henry

Membelinya seharga £10,5 juta dari AS Monaco pada Januari 1999, Juventus seharusnya lebih bersabar dengan Thierry Henry. Namun, Juventus memertahankannya cuma tujuh bulan.

Hanya tiga gol dalam 16 penampilan dengan seragam Juventus, Henry sepertinya tidak berjodoh dengan Serie A. Juventus melepasnya ke Arsenal.



Keputusan itu menjadi keuntungan masif bagi The Gunners. Sejak pindah ke Highburry di bulan Juni pada tahun yang sama, bomber Prancis itu lantas menjadi salah satu penyerang paling mematikan di seantero Eropa.
10 dari 10 halaman

Raul Gonzalez

Raul Gonzalez

Tidak banyak kenyataan yang lebih menyakitkan bagi penggemar klub sepakbola daripada melihat klub kesayangannya melepas seorang pemain ke kubu rival, yang mana pemain itu di masa depan kemudian menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah mereka.

Namun, itulah yang terjadi pada Atletico Madrid di awal 1990-an. Waktu itu, dengan alasan penghematan, Atletico menutup akademi sepakbolanya.

Di akademi Atletico tersebut, ada seorang pemuda bernama Raul Gonzalez. Ya, Raul yang itu.

Raul kemudian menyeberang, tidak jauh, yakni ke kubu sang rival sekota Real Madrid. Usianya waktu itu 17 tahun. Dari situ, lahirlah seorang legenda.

Raul kemudian menapaki karier yang cemerlang bersama Real Madrid. Penyerang Spanyol itu bahkan menjadi 'pangeran' di Santiago Bernabeu sekaligus menancapkan namanya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Real Madrid.

Raul mencetak total 323 gol sebelum hijrah dari Real Madrid pada tahun 2010. Selama berseragam Real Madrid, Raul membantu Los Blancos meraih sembilan trofi bergengsi.

Dengan 323 gol, Raul adalah pemain tertajam sepanjang masa Real Madrid. Namun, kini tidak lagi.

Rekor gol Raul tersebut tahun lalu sudah dipecahkan oleh Cristiano Ronaldo. Pecahnya rekor Raul oleh Ronaldo itu sepertinya bisa menjadi sedikit konsolasi bagi para pendukung Atleti.