Mereka Bisa Lebih Hebat Dari Messi & Ronaldo Tapi Gagal

Juan Sebastian Veron

Pemain Argentina ini menimbulkan kehebohan di media ketika ia memutuskan bergabung dengan Manchester United. Veron punya semua kemampuan untuk menjadi gelandang yang luar biasa dan terlihat sekilas selama waktunya di Old Trafford.

Namun, Veron tidak bisa tampil konsisten dan kesulitan bersaing dengan Paul Scholes, Roy Keane dan Nicky Butt. Ia kemudian melanjutkan karirnya dengan bergabung Chelsea tapi juga tidak bersinar di sana.

Giovani Dos Santos

Giovani dianggap sebagai salah satu pemain muda potensial saat ia bermain di tim junior Barcelona yang juga ada pemain-pemain seperti Thiago Alacantara, Jordi Alba dan Sergio Busquets. Performa yang mengesankan membantunya menembus skuat senior tapi terburu-buru pindah ke Tottenham. Sejak saat itu, Giovani kesulitan menunjukkan performa terbaiknya dan saat ini bermain untuk LA Galaxy.

Ricardo Quaresma

Quaresma berasal dari akademi yang sama dengan Cristiano Ronaldo dan Luis Figo. Banyak yang mengharapkan dia bisa lebih bersinar dari Ronaldo tapi sejak bergabung dengan Barcelona, ia gagal untuk memenuhi ekspektasi termasuk juga di Chelsea, Inter Milan dan Porto. Pemain berusia 33 tahun itu saat ini bermain untuk Besiktas di Turki setelah sejumlah periode yang gagal di klub sebelumnya.

Javier Saviola

Saviola menjadi pencetak gol terbanyak di liga Argentina pada usia 18. Dia mencetak 11 gol dalam tujug pertandingan di Piala Dunia Junio 2001 yang membuatnya bergabung dengan Barcelona. Meskipun pernah bermain untuk Barcelona dan Real Madrid, Saviola tidak bisa mencapai hal-hal yang diharapkan dan saat ini bermain untuk River Plate.

Michael Johnson

Michael pernah bermain di tim junior Everton dan Leeds United sebelum bergabung dengan Manchester City. Performa yang impresif membuatnya mendapatkan tempat di Starting XI City dan mulai dibandingkan dengan Michael Ballack dan Frank Lampard. Namun, serangkaian cedera mengakhiri karirnya dan ia memutuskan pensiun di usia yang baru menginjak 24 tahun.

Freddy Adu

Freddy Adu digadang-gadang bakal menjadi bintang besar setelah menjadi pemain Amerika Serikat termuda yang menandatangani kontrak profesional. Dia membuat debutnya untuk DC United pada usia 14 tahun.

Adu juga tampil sangat mengesankan di tim muda Amerika Serikat setelah mencetak 16 gol dalam 15 pertandingan. Ia sempat melakukan trial selama dua minggu di Manchester United, tapi tidak ada yang terjadi. Ia kemudian bergabung dengan Benfica dan berbagai klub lainnya tapi tidak bisa tampil sesuai yang diharapkan.

Alexandre Pato

Pato tampil mengesankan di liga Brasil tetapi karir terbaik terjadi di AC Milan di mana ia mampu menarik banyak perhatian. Ia mencetak 9 gol dalam 18 pertandingan pertamanya tapi kemudian cedera merusak performanya sehingga membuatnya kembali ke Corinthians untuk mengembalikan karirnya. Pato sempat bermain di Chelsea dengan status pinjaman sebelum bergabung dengan Villarreal pada musim panas.

Nani

Nani adalah pemain yang diharapkan bisa menjadi penerus Cristiano Ronaldo tapi setelah Ronaldo bergabung dengan Real Madrid ia tak mampu menjadi bintang baru di Old Trafford. Ia sempat dipinjamkan ke Sporting Lisbon selama masih terikat kontrak dengan Setan Merah dan bermain di Turki bersama Fenerbahce. Pemain Portugal ini sekarang bermain di La Liga dengan Valencia.

Bojan Krkic

Bojan terlihat sangat mengesankan ketika ia muncul di tim senior Barcelona pada tahun 2007. Kedatangan Sanchez dan David Villa di Barcelona ternyata membuat Bojan tak mendapatkan tempat sehingga menghambat perkembangannya dan harus meninggalkan Camp Nou. Meskipun, Bojan kini bermain impresif dengan Stoke, ia bisa menjadi pemain yang lebih baik andai mendapat banyak kesempatan bermain sebelumnya.

Adriano

Adriano sering disebut sebagai 'New Ronaldo' setelah tampil mengesankan sebagai pencetak gol terbanyak kedua di Piala Dunia Junior 2001. Ia mencetak 23 gol dalam 37 pertandingan untuk Parma yang membantunya pindah ke Inter Milan dan semakin bersinar di sana. Namun, seiring berjalannya waktu, masalah alkohol membuat karir Adriano di lapangan hijau berakhir dengan tragis.