Lima Kesimpulan Yang Tersisa Dari El Clasico

Heri | 3 April 2016 17:37
Lima Kesimpulan Yang Tersisa Dari El Clasico
El Clasico. (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Dua pertandingan El Clasico di La Liga musim ini sudah selesai digelar. dan Real Madrid masing-masing berbagi satu kali kemenangan, yang menariknya dicetak di kandang lawan. Barca menang 4-0 di Bernabeu pada edisi pertama dan Madrid menang 2-1 di edisi kedua.

Kemenangan Madrid ini sedikit di luar perkiraan banyak pengamat. Pasalnya, musim ini Madrid memang sedang dilanda banyak masalah sementara Barcelona sedang berada dalam performa terbaik mereka.

Advertisement

Kemenangan ini membangkitkan lagi semangat lagi. Sebagian masih optimis Madrid bisa juara di La Liga sementara yang lain ingin agar kemenangan kali ini bisa menjadi modal bagus Madrid di ajang lain yang tersisa; Liga Champions.

Dalam laga yang digelar di Camp Nou, Madrid tertinggal lebih dulu oleh heading Gerard Pique. Madrid tak mau menyerah dan sukses menyamakan kedudukan lewat tendangan akrobatik Karim Benzema. Setelah Sergio Ramos diusir wasit, Madrid justru sukses mencetak gol kemenangan lewat Cristiano Ronaldo.

Ada banyak hal yang bisa dipelajari dan disimpulkan dari pertandingan tersebut. Berikut kami ringkaskan lima di antaranya.

1 dari 5 halaman

Barcelona Bisa Dikalahkan

Barcelona Bisa Dikalahkan

Barcelona terakhir kali merasakan kekalahan pada 3 Oktober silam. Artinya, sudah genap enam bulan Barca tak tersentuh hasil negatif di semua kompetisi. Catatan tak terkalahkan barca ini pun sudah mencapai 39 pertandingan. Madrid membuktikan bahwa Barca bisa dikalahkan.

Madrid menunjukkan bahwa Barca yang perkasa pun punya kelemahannya sendiri, tentunya di sektor pertahanan. Lini belakang Barca terlihat rapuh saat menghadapi lawan yang bisa melakukan serangan balik kilat. Dua bek sayap Barca kerap maju membantu serangan dan menyisakan ruang bagi winger lawan untuk berkreasi di sepanjang sisi lapangan.

Madrid memang harus menghadapi gempuran Barca pada babak pertama, namun pertahanan mereka mampu meredam semua ancaman Barca. Pada 30 menit akhir pertandingan, Madrid seperti meledak dan menunjukkan daya dobrak mereka yang eksplosif. Tak kurang dari lima peluang emas sukses diciptakan Los Blancos di setengah jam terakhir laga.

Barca tentu berharap pesan ini tak terbaca oleh klub lain, utamanya di kancah Eropa yang persaingannya mengerikan.
2 dari 5 halaman

Bukti Kehebatan Ronaldo

Bukti Kehebatan Ronaldo

Selama ini ada semacam argumen generik yang digunakan untuk mengkritik Cristiano Ronaldo. Yang pertama, Ronaldo disebut hanya bisa mencetak gol dengan cara yang mudah seperti tap-in atau penalti. Yang kedua, Ronaldo disebut hanya bisa mencetak gol melawan tim kecil saat timnya sudah unggul jauh.

Laga kontra Barcelona ini menjadi ajang Ronaldo untuk membungkam semua kritikan yang datang padanya. Ronaldo mencetak gol penentu kemenangan Madrid dalam partai penuh gengsi dan terbesar di Spanyol. Proses penciptaan gol itu pun tidak mudah. Ronaldo menerima umpan silang Garet Bale dengan dadanya, melewati gangguan lawan dan melepas tembakan yang melewati dua kaki Claudio Bravo.

Ronaldo saat ini sudah mengemas 29 gol dalam 31 pertandingan La Liga. Ronaldo juga sudah menciptakan 13 gol di ajang Liga Champions. Masih kurang subur?
3 dari 5 halaman

Barca Kelelahan?

Barca Kelelahan?

Luis Enrique adalah pelatih yang sangat piawai dalam mengatur rotasi permainan Barcelona. Ia berusaha untuk sebisa mungkin menurunkan pemain yang berbeda agar semua pemainnya bisa mendapatkan istirahat yang cukup. Namun upaya Enrique ini bisa jadi belum cukup.

Trio MSN (Messi, Suarez dan Neymar) nampak tidak segarang biasanya saat bertemu Madrid tadi. Bukan kebetulan karena mereka bertiga baru saja kembali dari membela negara masing-asing di ajang Kualifikasi Piala Dunia Zona CONMEBOL. Selain harus menjalani pertandingan, tiga pemain itu juga harus menjalani perjalanan yang sangat panjang.

Andres Iniesta sebelumnya sudah membantah bahwa faktor fisik bukan penentu dalam laga El Clasico tadi. Iniesta tidak yakin bahwa Madrid lebih bugar dari Barca. Iniesta menganggap bahwa Madrid hanya lebih cerdas dan disiplin dalam aspek positioning mereka. Namun Barca terlihat sudah kalah berlari pada 30 menit terakhir pertandingan. Nampak bahwa lini depan Madrid memang lebih segar dibanding Barca.

Selain itu, Barca juga sudah bermain 13 pertandingan lebih banyak dibanding Real Madrid musim ini. Faktor kelelahan juga harus benar-benar diperhitungkan jika Barca ingin meraih target mempertahankan gelar treble winners mereka. Barca mungkin sudah nyaris menggapai gelar juara La Liga, namun Liga Champions akan menghadirkan tantangan yang jauh berbeda.
4 dari 5 halaman

Pembuktian Zidane

Pembuktian Zidane

Laga El Clasico ini menjadi tribute Barca untuk seorang jenius, seorang legenda; Johan Cruyff. Sosok asal Belanda itu dikenal bukan saja karena hebat sebagai pemain, tapi juga visioner sebagai pelatih. Uniknya, laga yang sama juga bisa menjadi awal bagi sosok yang sama bagi Real Madrid; Zinedine Zidane.

Kemampuan Zidane sebagai pemain sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Kini yang banyak diperdebatkan adalah apakah sosok sehebat Zidane akan mampu melanjutkan kesuksesannya sebagai pemain ketika sudah pindah profesi menjadi pelatih.

Well, Zidane sudah menunjukkan kemampuan taktisnya dalam pertandingan paling sulit yang mungkin didapat Madrid. Zidane berani mencadangkan Isco dan James Rodriguez untuk memberikan tempat kepada Casemiro yang lebih bisa membawa keseimbangan permainan di lini tengah Madrid. Hasilnya pun terlihat.

Zidane juga pandai membaca permainan dan menerjemahkannya dalam pergantian pemain. Masuknya Jese Rodriguez untuk menggantikan Karim Benzema benar-benar menghidupkan serangan Madrid di fase akhir pertandingan. Madrid secara umum memang tampil defensif, tapi mereka pulang dengan kemenangan yang mereka inginkan.

Zidane mungkin masih harus banyak belajar dan menimba pengalaman, tapi ia sudah memiliki bekal yang cukup besar untuk sukses.
5 dari 5 halaman

Sergio Ramos Adalah Beban Bagi Madrid

Sergio Ramos Adalah Beban Bagi Madrid

Jangan salah, Sergio Ramos adalah sosok bek yang hebat. Ia merupakan salah satu bek terbaik dunia dalam beberapa tahun terakhir. Namun kehebatan Ramos seperti luntur begitu saja saat ia tampil di El Clasico. Ramos punya tradisi untuk mendapatkan kartu merah saat bertemu Barcelona atau ketika laga berjalan panas.

Sebagai kapten, Ramos harusnya bisa menjadi panutan rekan-rekannya dalam pertandingan sepenting Clasico. Ramos sepertinya kerap terbawa emosi ketika menghadapi Barca sehingga ia kehilangan konsentrasi dan kerap melakukan tekel-tekel tak terukur dan berbahaya.

Ramos beruntung ia baru diusir pada menit-menit akhir pertandingan. Is sebelumnya sudah melakukan beberapa pelanggaran keras kepada para penggawa Barca. Ramos juga beruntung karena kecerobohannya tidak merugikan timnya dalam laga tadi.

Setelah ramos diusir dari lapangan, Madrid justru mencetak gol dan mereka mampu mempertahankan keunggulan sampai laga usai. Tapi tentunya kartu merah Ramos kali ini akan menjadi catatan tersendiri bagi Zidane. tak ada pelatih yang senang jika pemainnya menjadi langganan penerima kartu merah, apalagi sang pemain juga merupakan kapten tim.