Kisah Unik Suporter Klub Beda Negara Yang Saling Bersahabat
Editor Bolanet | 8 November 2013 11:41
Bola.net - Hubungan antar klub sepakbola bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, mereka saling bersaing satu sama lain untuk menjadi yang terbaik di atas lapangan. Selain itu, setiap klub bisa dikatakan wajib memiliki setidaknya satu rival utama sebagai musuh bebuyutan yang akan selalu menghadirkan suasana panas tiap kalo keduanya bertemu.
Selain rivalitas, sepakbola juga identik dengan persahabatan. Di era modern, sejumlah klub memang memiliki hubungan dekat berkat kerjasama pertukaran pemain yang dilakukan dengan konsisten, atau sering juga disebut dengan istilah feeder club. Ambil contoh seperti Juventus-Siena, Inter-Chievo, Chelsea-Vitesse, Arsenal-Beveren.
Namun selain kerja sama seputar pertukaran pemain, ada pula sejumlah klub beda negara yang menjalin persahabatan dengan alasan yang cukup unik, mulai dari latar belakang klub yang sama, memiliki kemiripan kultur, atau bahkan masalah jersey yang seragam!
Berikut Bolanet sajikan rangkuman sejumlah klub lintas negara yang menjalin hubungan baik bukan karena kepentingan bisnis maupun franchise atau kesamaan sama. Semoga ini kembali membuka mata kita semua bahwa sepakbola juga memiliki fungsi sebagai alat pemersatu bagi umat manusia.
Lewat sepakbola kita bisa lebih bersosialisasi dan menjalin hubungan pertemanan, bukan malah menebar api permusuhan. Check this out. (bola/mri)
Juventus - Notts County
Di awal berdirinya, Juve tidak mengenakan kostum hitam putih seperti yang kita kenal sekarang, melainkan jersey berwarna pink dengan motif dasi berwarna hitam. Karena sudah terlalu sering dicuci, warna tersebut perlahan pudar dan menjadi tidak elok lagi untuk dilihat.
Pada saat itu pihak direksi meminta salah seorang penggawa mereka, John Savage untuk menghubungi koleganya yang memiliki usaha konveksi di Inggris. Kebetulan rekan Savage ini adalah pendukung Notts County yang memiliki kostum utama hitam putih.
Akhirnya paket kostum dengan warna hitam-putih tersebut dikirim ke Turin. Ternyata tanggapan dari Juve cukup positif karena warna tersebut terlihat lebih agresif dan memancarkan kekuatan. Sejak saat itulah Juve identik dengan julukan Bianconeri Si Putih Hitam.
Juve dan Notts County menjalin hubungan baik sejak saat itu. Bahkan seabad setelah kejadian kirim kostum tersebut, Notts County mendapatkan kehormatan untuk menjadi lawan tanding Juve yang pertama di stadion baru mereka, Juventus Stadium pada tanggal 8 September 2011 lalu.
Sunderland - Feyenoord
Hubungan antara suporter kedua tim pun tumbuh semakin baik. Fans Feyenoord sering melakukan kunjungan ke Stadium of Light, begitu pula sebaliknya. Bahkan sejumlah fans Sunderland pernah ditangkap polisi akibat mengenakan jersey Feyenoord dalam laga pramusim antara The Black Cats versus Ajax Amsterdam, yang notabene merupakan rival sengit dari Feyenoord.
Adalah pemandangan biasa menyaksikan penonton berkostum Sunderland menyaksikan laga Feyenoord di De Kuip. Sedangkan bendera bertuliskan Feyenoord Mackems (Mackems adalah sebutan bagi penduduk Sunderland) juga kerap terlihat di pertandingan home kedua klub tersebut.
Partizan Belgrade - PAOK Thessaloniki
Kedua suporter klub menganggap mereka sebagai saudara satu sama lain. Motto mereka adalah Same Color, Same Religion, sebuah deklarasi hubungan yang sangat berani dan tak ada yang mampu menyamai. Jika seseorang menjadi fans Partizan, maka di saat yang sama ia adalah suporter PAOK, begitu pula sebaliknya.
Jika anda memasukkan nama kedua tim dalam mesin pencari internet, anda akan menemukan banyak foto dan fanart yang menunjukkan betapa erat hubungan kedua tim. Sebuah fenomena yang tidak ditemukan pada tim lain.
Hubungan antar kedua klub semakin erat setelah kedua rival mereka, Olympiakos dan Red Star Belgrade, juga menjalin ikatan tandingan dengan nama Orthodox Brother.
Liverpool - Borussia M'Gladbach
The Reds menang 3-1 dalam laga tersebut, namun fans dari kedua tim menemukan kecocokan di ibukota Italia tersebut. Sejak saat itu, suporter kedua tim secara rutin saling mengunjungi kandang satu sama lain.
Suporter Gladbach memiliki tradisi untuk berkunjung ke Anfield di tiap musim dingin sejak tahun 1992. Mereka memanfaatkan momen libur musim dingin Bundesliga untuk mendukung Liverpool di laga kandang.
Di kandang Gladbach, terdapat sudut khusus di tempat berkumpul para fans yang didedikasikan untuk Liverpool. Salah satu beranda resmi stadion juga diberi nama 'Liverpool FC Suite'.
Sementara Liverpool memulai inisiatif sebaliknya sejak peringatan 30 tahun pertemuan keduanya di final European Cup pada tahun 2007 lalu. Di Borussia Park, mereka masuk lapangan 20 menit sebelum kick off untuk bertukar bendera persahabatan.
Hamburg SV - Rangers FC
Di sisi lain, klub lokal Hamburg SV sendiri baru memiliki serikat klub mereka yang resmi pada tahun 1972. Fans HSV ingin belajar lebih banyak kepada fans Rangers dan akhirnya tumbuh hubungan baik antara keduanya.
Suporter Hamburg kagum dengan atraksi fans Rangers saat mereka hadir di Volpark Stadium, kandang HSV. Fans Hamburg akhirnya memutuskan untuk mengunjungi kandang Rangers, Ibrox Stadium agar bisa lebih mudah untuk mempelajari gaya suporter Skotlandia yang cenderung lebih ramai dan atraktif ketimbang suporter Jerman kala itu.
Sejak saat itu, hubungan antara kedua klub terjalin erat. Bahkan kepindahan pemain idola suporter Hamburg, Jorg Albertz ke Rangers pada tahun 1996 disebut sebagai salah satu bentuk persahabatan kedua klub.
St. Pauli - Celtic
Kedua klub mulai menjalin hubungan melalui fanzine di era 90-an dan rutin mengadakan pertemuan tahunan di Jerman untuk mengakrabkan kedua kelompok suporter. Selain itu, lagu dukungan suporter Celtic yang berjudul Love You merupakan lagu adaptasi dari milik suporter St. Pauli.
Pada tahun 2009 lalu, Celtic menjalani laga away ke kandang Hamburg. Saat itu sejumlah suporter St.Pauli bergabung dengan suporter Celtic dan membuat pertemuan tersebut terasa seperti derby.
Ajax Amsterdam - Tottenham Hotspur
Kelompok suporter Ajax menyebut diri mereka sebagai SuperJews (Jews atau Jewish adalah sebutan bagi orang Yahudi) sementara suporter Tottenham sering dipanggil sebagai Yid Army (Yid adalah sebutan bagi bangsa Yahudi dalam Bahasa Jerman, namun digunakan sebagai istilah slang di Inggris).
Salah satu insiden bersejarah yang semakin mendekatkan hubungan kedua klub ini adalah saat Tottenham bertemu Feyenoord di Final Piala UEFA tahun 1974. Dalam pertemuan kedua di kandang Feyenoord, De Kuip, Spurs kalah 0-2.
Hasil itu membuat suporter Spurs yang hadir di stadion mengamuk dan merusak fasilitas stadion. Hal itu menuai respek dari fans Ajax, mengingat kubu Rotterdam saat itu muncul sebagai rival baru yang mengganggu hegemoni tim asal Amsterdam.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Juve Incar Wonderkid Skotlandia
Liga Italia 7 November 2013, 22:21 -
Bonucci: Laga Juventus vs Napoli Bagaikan Final
Liga Italia 7 November 2013, 22:05 -
Tevez: Prioritas Juve Adalah Scudetto
Liga Italia 7 November 2013, 18:38 -
Varane Dikritik, Ancelotti Pasang Badan
Liga Champions 7 November 2013, 18:17 -
Marotta: Llorente Tidak Dijual
Liga Italia 7 November 2013, 17:52
LATEST UPDATE
-
Patrick Kluivert Tak Punya Pilihan, Timnas Indonesia Harus Kalahkan Bahrain
Tim Nasional 22 Maret 2025, 23:16 -
Media Belanda Ikut Analisis Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Tim Nasional 22 Maret 2025, 23:02 -
Hadapi Bahrain, Rizky Ridho Disebut Cocok Kembali Berduet dengan Jay Idzes
Tim Nasional 22 Maret 2025, 22:55 -
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Bahrain: Saatnya Garuda Bangkit!
Tim Nasional 22 Maret 2025, 22:34 -
Belajar dari Kekalahan, Ini Solusi Pertahanan Timnas Indonesia vs Bahrain
Tim Nasional 22 Maret 2025, 22:19 -
3 Pemain Bahrain yang Bisa Jadi Mimpi Buruk Timnas Indonesia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 22:06 -
Pujian Setinggi Langit Bos Inggris untuk Myles Lewis-Skelly
Piala Dunia 22 Maret 2025, 21:16 -
Cedera Tidak Parah, Alisson Becker Siap Perkuat Liverpool Setelah Jeda
Liga Inggris 22 Maret 2025, 21:00
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39