Inilah 5 Tragedi Teror Bom yang Mengguncang Jagat Sepakbola

Haris Suhud | 15 November 2015 16:53
Inilah 5 Tragedi Teror Bom yang Mengguncang Jagat Sepakbola
Pray for Paris (c) KLN

Bola.net - Bola.net - Masih hangat dalam ingatan kita, ulah para teroris yang meledakkan bom di kota Paris, Prancis, kemarin. Setidaknya 129 manusia tewas. Tragedi ini terjadi ketika Prancis dan tengah menjalani laga persahabatan di Stade de France. Meskipun tak ada korban di dalam stadion, namun kejadian tersebut telah menimbulkan rasa ketakutan.

Teror dan bom, yang berkaitan dengan sepakbola bukan pertama kalinya. Di Indonesia sendiri, teror seperti ini juga pernah terjadi. Mungkin masih ada dalam ingatan kita ketika hotel Ritz Carlton dan JW Marriott di Jakarta diguncang bom. Karena kejadian tersebut, Manchester United yang rencananya akan berkunjung ke Indonesia terpaksa dibatalkan.

Advertisement

Dalam pagelaran Piala Dunia tahun 2014 di Brasil kemarin juga tak lepas dari ancaman teror bom. Maka inilah, teror menakutkan yang pernah mengancam sepakbola, olahraga paling digemari manusia di seluruh penjuru dunia:

1 dari 5 halaman

Indonesia vs Manchester United

Indonesia vs Manchester United

Pada tahun 2009 lalu, Manchester United rencananya akan menjalani tour Asia, termasuk menantang All-Star Indonesia. Namun akibat ulah teroris yang meledakkan bom di hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton, maka rencana tersebut dibatalkan.

Perhelatan ini digagalkan tentunya karena alasan keamanan. Pasalnya, hotel Ritz Carlton merupakan tempat yang telah sewa sebagai tempat persinggahan para penggawa Setan Merah selama di Indonesia.

Gagal berkunjung ke Indonesia, akhirnya Manchester United memilih Malaysia sebagai tujuan.
2 dari 5 halaman

Brasil vs Chile

Brasil vs Chile

Ketika Piala Dunia di Brasil tahun kemarin memasuki delapan besar, ancaman teror berhembus. Ada kegelisahan ketika pertandingan antara Brasil dan Chile berlangsung.

Pengumuman adanya bom pertama kali muncul dari akun Twitter Polisi Federal Brasil. Numun hingga pertandingan antara kedua tim di atas selesai, tak ada bom meledak seperti yang telah diumumkan.

Ternyata, usut punya usut, pengumuman itu disampaikan oleh peretas yang telah membajak akun polisi Brasil.
3 dari 5 halaman

Shaktar Donetsk

Shaktar Donetsk

Agustus tahun lalu, markas klub raksasa dari Ukraina, Shaktar Donetsk, diruntuhkan oleh dua ledakan bom. Kerusakan cukup parah terjadi dalam peristiwa ini. Beruntung tak ada korban jiwa.

Bom yang menghancurkan stadion kebanggaan Donetsk ini merupakan akibat kerusuhan yang terjadi di Ukraina di mana tentara nasional dan kelompok separatis pro-Rusia tengah bertempur. Bom pun jatuh menimpa markas Shaktar Donetsk.

Ledakan membuat sebagian bangunan stasdion dan jaringan komunikasinya rusak. Karena kerusakan tersebut, Shaktar tak bisa menggunakan Donbass Arena sebagai kandang di setiap pertandingan yang dijalani musim lalu.
4 dari 5 halaman

Barcelona vs Athletic Bibao

Barcelona vs Athletic Bibao

Teror bom juga menimpa pagelaran final Copa del Rey musim lalu. Sebelum kick off antara Barcelona dan Atheletic Bilbao, muncul ancaman dari media sosial yang mengatakan akan ada bom meledak di tengah pertandingan tersebut.

Sebelum ketakutan menyebar luas, pihak kepolisian bergerak cepat untuk mengusut isu tersebut. Dan ternyata, pelaku teror adalah anak berusia 17 tahun yang tinggal di daerah Molina de Segura.

Setelah itu, final Copa del Rey pun berjalan tanpa kekhawatiran dan akhirnya Barcelona menang dalam partai final tersebut sekaligus mengantar Blaugrana meraih Treble Winner kedua.
5 dari 5 halaman

Prancis vs Jerman

Prancis vs Jerman

Ya, teror bom yang terakhir adalah yang baru saja terjadi di Paris, Prancis, ketika pertandingan uji coba antara Prancis dan Jerman berlangsung di Stade de France.

Tak ada korban jiwa di dalam stadion, karena bom meledak di luar. Selain di kawasan stadion, menurut laporan setidaknya ada lima target lokasi. Jika di total, tidak kurang dari 125 orang menjadi korban dalam tragedi ini.

Serangan yang disebut dilakukan oleh ISIS ini telah dikonfirmasi memakan korban salah satu keluarga mantan pemain Arsenal, Lassana Diarra.

Let's pray for Paris!