EDITORIAL: Ronaldinho, Jenius Master Jogo Bonito

Editor Bolanet | 13 Januari 2014 16:32
EDITORIAL: Ronaldinho, Jenius Master Jogo Bonito

Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana

Joga bonito merupakan istilah dalam bahasa Portugis yang artinya play beautifully. Frasa itu sendiri berasal dari jogo bonito yang bermakna beautiful game atau bisa kita artikan pula sebagai sepak bola indah. Banyak master jogo bonito di dunia ini. Salah satunya adalah si jenius .

Ronaldinho memang sudah berusia 33. Namun, kelasnya sebagai pesepakbola dengan skill dan kualitas teknik papan atas seolah tak pernah pudar. Buktinya, beberapa waktu lalu, bintang dan mantan pilar , , , AC Milan serta yang memperkuat Atletico Mineiro sejak 2012 itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Amerika Selatan 2013.

Ronaldinho belum habis. Pemain murah senyum yang pernah mengangkat trofi Copa America 1999 dan Piala Dunia 2002 serta membawa Barcelona menjuarai Liga Champions 2005/06 itu bahkan dianggap banyak pihak masih layak membela Selecao di Piala Dunia 2014 mendatang.

Bagi Anda yang mungkin belum mengenal siapa Ronaldinho, meski itu hampir mustahil, berikut sekilas mengenai dirinya.

Dia lahir di Porto Alegre, Brasil, pada 21 Maret 1980 dengan nama Ronaldo de Assis Moreira. Publik mengenalnya sebagai Ronaldinho Gaucho atau Ronaldinho. Dia mengawali karier di klub Brasil Gremio pada 1998, lalu hijrah ke Prancis tahun 2001 untuk bergabung dengan PSG. Setahun berselang, Ronaldinho tampil di Piala Dunia pertamanya setelah sebelumnya menunjukkan talenta hebat bersama Brasil U-17 (juara FIFA U-17 World Championship 1997), U-20 dan U-23.

Di Korsel-Jepang 2002, di mana Brasil menyabet gelar kelima, Ronaldinho merupakan bagian skuat Selecao bersama dua pemain hebat juga seniornya, dan . Dia mencetak dua gol dan merancang sejumlah assist penting dalam lima penampilan. Salah satu golnya adalah penentu kemenangan 2-1 Brasil atas Inggris di perempat final dengan tendangan bebas dari jarak 35 meter yang sukses membuat kiper Three Lions David Seaman tampak seperti seorang amatiran. Legendanya pun dimulai.



Setelah tampil impresif di Korsel-Jepang, Ronaldinho dilirik sejumlah raksasa Eropa. Barcelona yang beruntung mendapatkannya dari PSG setahun kemudian dengan biaya transfer sekitar €32,25 juta, melampaui penawaran Manchester United. Bersama sang raksasa La Liga, Ronaldinho mencapai masa-masa keemasan dalam karier profesionalnya.

Lima musim di Camp Nou (2003-2008), Ronaldinho berjuang bersama sejumlah pemain top dunia dari hingga Samuel Eto'o serta sebentar berpartner dengan Lionel Messi. Selama itu pula, Ronaldinho membantu Barcelona meraih dua titel La Liga, dua Supercopa de Espana serta satu trofi Liga Champions. Untuk Blaugrana, Ronaldinho juga mengukir total 94 gol dan 81 assist dalam 207 penampilan di segala ajang.

Pada 19 November 2005, Ronaldinho mencetak dua gol sensasional untuk membantu Barcelona menang 3-0 dalam El Clasico melawan tuan rumah Real Madrid. Saat itu, Ronaldinho sampai mendapatkan standing ovation dari para pendukung sang rival abadi. Itu adalah sesuatu yang sangat langka. Satu-satunya pemain Barcelona yang pernah mendapat standing ovation di Santiago Bernabeu hanyalah Diego Maradona.  Ronaldinho 'dianugerahi' kehormatan serupa!



Kalau mau jujur, semua statistik maupun prestasi di atas bukanlah hal yang paling diingat dari seorang Ronaldinho. Kesan paling mendalam yang dia tanamkan di benak para pecinta sepak bola adalah kejeniusan dan bakat alaminya untuk menampilkan permainan indah.

Eks gelandang Portugal Rui Costa pernah bekata tentang Ronaldinho: Tak banyak pemain yang bisa menciptakan peluang gol seperti dirinya. Dia sungguh luar biasa. Dia adalah tipe assist man yang sanggup mengirim operan dari mana saja.

ESPN bahkan mendeskripsikan pemenang Ballon d'Or 2005 serta FIFA World Player of the Year 2004 dan 2005 yang identik dengan no-look-pass dan Elastico (flip flap) itu sebagai pemilik skill alami yang trik-triknya tak tertandingi. Dengan bola di kakinya, dia benar-benar mengagumkan. Pemain yang selalu tenang di tengah tekanan. Playmaker yang punya kecepatan dan skill serta bisa menghadirkan gol maupun assist dengan gerakan-gerakan hebatnya.



Kini bersama Mineiro, setelah sempat berseragam Milan dan Flamengo, Ronaldinho masih punya satu impian besar. Impian itu adalah tampil di Piala Dunia 2014, yang bakal menjadi Piala Dunia terakhirnya.



Banyak yang berharap untuk bisa melihat aksi-aksi Ronaldinho di pentas paling akbar dalam jagat sepak bola. Tak hanya trik, dribel, passing, assist, tendangan bebas atau gol, tapi juga senyuman khasnya yang selalu terkembang dalam hampir setiap keadaan.

Kalau Ronaldinho gagal masuk skuat Brasil untuk Piala Dunia 2014, mungkin banyak yang akan menyayangkan. Namun, itu takkan mengubah fakta bahwa dia merupakan salah satu anugerah terindah bagi sepak bola juga pemain terbaik yang pernah dilahirkan ke dunia.



Dengan permainan indahnya, Ronaldinho sudah mendapatkan tempat di hati para pecinta olahraga kulit bundar. Kita pun akan selalu mengenangnya sebagai Ronaldinho, masternya jogo bonito. (bola/gia)