EDITORIAL: Marc Bartra, Dari La Masia Menatap Dunia

Editor Bolanet | 18 November 2013 11:50
EDITORIAL: Marc Bartra, Dari La Masia Menatap Dunia

Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana

Usianya baru 22, tapi Marc Bartra sudah menunjukkan potensi untuk menjadi seorang bek kelas dunia. Bukan tak mungkin peran sebagai salah satu perisai utama lini pertahananan dan timnas segera jatuh ke tangannya.

Bartra bergabung dengan akademi La Masia kebanggaan Barcelona 11 tahun silam. Setelah 'naik kelas' dan merintis karier di tim Barcelona B sejak 2009, pemuda kelahiran Catalan itu dipromosikan ke tim utama Blaugrana untuk musim 2012/13. Pada 17 November 2013, setelah mengoleksi 37 caps bersama Spanyol di semua kategori level junior serta turut mengantarkan negaranya menjuarai UEFA European Under-21 Football Championship 2011 dan 2013, dia melangkah ke tahap yang lebih tinggi lagi, yakni melakoni debut penuh untuk tim senior La Furia Roja.

Namun, perjalanan karier Bartra tidak selalu mulus, terutama di level klub. Sepanjang musim 2012/13, kesempatannya bermain sangat terbatas (16 di semua ajang) karena Tito Vilanova, pelatih Barcelona waktu itu, lebih suka menurunkan Javier Mascherano, Alex Song atau Adriano setiap kali duet bek sentral Spanyol-nya, Gerard Pique (26 tahun) dan Carles Puyol (35 tahun), absen.

Musim ini, jalan nasib Bartra berubah total.

Arsitek anyar Gerardo Martino memberi Bartra kepercayaan lebih seiring cederanya Puyol atau absennya Pique. Bartra pun mendapatkan apa yang paling dia butuhkan, yaitu jam terbang, dan dia tidak menyia-nyiakannya.

Penampilan resmi perdana Bartra musim ini adalah dalam laga melawan Ajax di Liga Champions. Bartra hanya bermain 10 menit dalam kemenangan 4-0 Barcelona tersebut. Di La Liga, Bartra harus menunggu sampai jornada 6 untuk turun ke lapangan. Bermain 55 menit, Bartra tampil solid dan menyumbang satu gol saat Barcelona melumat Real Sociedad 4-1.

Sejak itu, Bartra hampir selalu bermain penuh. Dalam enam partai La Liga terakhir, di mana Bartra tampil solid selama 90 menit, Barcelona hanya kebobolan dua gol. Yang paling penting, Bartra bermain gemilang tidak hanya di Camp Nou, tapi juga saat Barcelona bertandang ke markas lawan.

Contohnya adalah lawatan ke kandang Real Betis di jornada 13, laga terakhir sebelum jeda internasional pada 11 November kemarin.

Martino sejatinya berniat menduetkan Bartra dengan Pique. Namun, Pique terpaksa dicoret akibat cedera. Bartra pun turun bersama Puyol sejak menit awal, dan sama sekali tidak mengecewakan. Selain tangguh dalam bertahan, Bartra juga sanggup menginisiasi serangan. Dalam laga yang dimenangi Barcelona 4-1 itu, Bartra menghasilkan 44 operan dengan akurasi 84%, terbanyak dan tertinggi dibandingkan bek-bek lain.

Sejauh ini (statistik via WhoScored.com), Bartra bahkan tercatat sebagai pemain dengan akurasi operan terbaik di La Liga 2013/14. Dia mengalahkan nama-nama tenar lain seperti Sergio Busquets, dan Andres Iniesta, yang notabene merupakan para seniornya di Camp Nou.


(Enam pemain dengan pass accuracy terbaik di La Liga 2013/14 sampai jornada 13 © WhoScored)

Tiga kelebihan Bartra adalah passing skill serta kemampuannya dalam melancarkan tekel dan membaca serangan lawan. Rasionya adalah 3,0 interceptions per game dan 2,9 tackles per game. Untuk duel udara, Bartra juga cukup dapat diandalkan.


(Statistik Marc Bartra di La Liga 2013/14 sampai jornada 13 © WhoScored)

Berkat kerja kerasnya dalam memaksimalkan setiap kesempatan yang dia dapat, bukan semata karena statusnya sebagai 'pemain Barcelona', Bartra pun dipanggil oleh Vicente del Bosque ke skuat Spanyol. Debutnya adalah 2x45 menit uji coba melawan Guinea Khatulistiwa (17/11), salah satu persiapan Spanyol untuk Piala Dunia 2014.

Kalau Martino setia memberinya kesempatan turun sebagai starter di Barcelona dan Bartra sendiri sanggup menjaga performanya sampai akhir musim nanti, bukan tak mungkin dia bakal menjadi salah satu penggawa sang juara dunia dalam turnamen akbar di Brasil tahun depan.

Marc Bartra akan menjadi bek yang jauh lebih hebat daripada saya karena dia lebih cepat, lebih berani dan lebih cerdas, kata Pique (26 tahun)  tentang juniornya itu.

Siap dan sanggupkah Bartra mengeluarkan semua kemampuan dan potensi hebat dalam dirinya? Pemain idola saya adalah Carles Puyol. Saya akan terus berlatih dengan keras dan mendengarkan semua nasihatnya, ujar Bartra.

Ya, Bartra siap melakukannya. Dalam waktu dekat, dia sepertinya takkan hanya mendengarkan nasihat dari Puyol, tapi juga bakal mengambil alih tempatnya di jantung pertahanan Blaugrana maupun La Furia Roja. [initial]

(bola/gia)