EDITORIAL: Jiwa Besar Para Dewa

Editor Bolanet | 22 November 2013 08:55
EDITORIAL: Jiwa Besar Para Dewa
Yunani lolos ke Brasil (c) AFP

Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana

, Negeri Para Dewa, baru saja mendapatkan hak untuk tampil di putaran utama Piala Dunia 2014 setelah menyingkirkan dengan agreagat 4-2 dalam partai dua leg play-off zona Eropa. Namun, tahukah Anda bahwa di balik kesuksesan itu terdapat pula sebuah pelajaran tentang jiwa besar dan sportivitas?

Begini kisahnya.

Pada leg pertama, Yunani mengalahkan Rumania 3-1 di Athena. Kemenangan itu tak pelak membuat peluang Giorgos Karagounis dan kawan-kawan untuk lolos pun terbuka lebar.



Sebuah hasil yang sangat memuaskan setelah berjuang sekuat tenaga di atas arena. Padahal, kalau mau, Yunani sebenarnya bisa menang lebih telak dan dengan cara yang lebih mudah pula.

Dilansir harian setempat SportDay, sebelum laga di Karaiskakis Stadium, para ofisial Yunani menemukan sebuah kejanggalan - error lebih tepatnya - dalam daftar pemain Rumania. Berdasarkan peraturan FIFA, sebuah tim dengan skuat 23 orang wajib menyertakan tiga penjaga gawang di dalamnya. Di sinilah letak keteledoran Rumania.

Kemungkinan besar lalai akan peraturan tersebut, Rumania hanya membawa Bogdan Lobont dan Costel Pantilimon karena kiper utama Ciprian Tatarusanu, yang kemudian bermain di leg kedua, belum fit akibat baru pulih dari cedera. Dalam kondisi seperti ini, apa pun hasilnya, duel leg pertama tersebut pasti dianulir oleh FIFA dan Yunani diberi kemenangan otomatis 3-0.

Pihak Yunani paham bahwa itu bisa sangat menguntungkan. Namun, mereka justru bertindak sebaliknya.

Direktur tim Takis Fyssas, dengan sepengetahuan pelatih Fernando Santos, menghubungi ofisial Rumania dan memperingatkan mereka tentang error tersebut. Pihak Rumania pun langsung mengambil tindakan. Daripada memanggil kiper lain, mengingat terbatasnya waktu, Rumania 'menyulap' salah seorang pemain outfield-nya menjadi 'kiper ketiga' bersama Lobont serta Pantilimon.

Kenapa Yunani bertindak demikian? Masih menurut harian yang sama, Fyssas mengatakan: Kami ingin lolos dengan menang di atas lapangan, bukan di atas kertas.

Pihak Rumania sangat menghargai hal tersebut. Setelah kalah 1-3 di Athena dan bermain imbang 1-1 pada leg kedua di Bucharest empat hari setelahnya, meski kecewa, Rumania pasti takkan ragu mengakui kekuatan sang lawan, yang sudah menyingkirkan mereka lewat dua pertarungan yang paling adil.



Pasukan Negeri Para Dewa melanjutkan langkah ke Brasil 2014. Jalan yang mereka tempuh pun bukan jalan sembarangan, melainkan jalur yang dihiasi jiwa besar, kerja keras serta sportivitas. (bola/gia)