Duel Pemain Kunci: Juventus vs Barcelona

Editor Bolanet | 4 Juni 2015 07:00
Duel Pemain Kunci: Juventus vs Barcelona
Juventus vs Barcelona (c) Bola.net

Bola.net - Bola.net - Akhir pekan ini dipastikan akan menjadi hari bersejarah bagi dan . Bukan hanya karena mereka akan tampil di final Liga Champions, tapi juga karena pertandingan ini bisa membuat keduanya mengakhiri musim dengan raihan tiga gelar alias treble winner.

Melihat perjalanan kedua tim di babak-babak sebelumnya, tak ada yang menyangsikan kelayakan kedua tim akhirnya mencapai final. Bila Juventus mampu menyingkirkan tim-tim seperti AS Monaco, Borussia Dortmund hingga Real Madrid, Barcelona juga secara meyakinkan mampu menggulung tim seperti Manchester City, PSG dan juga Bayern Munchen.

Advertisement

Kedua tim memiliki kekuatan berimbang di masing-masing lini. Juventus selama ini dikenal sebagai tim yang memiliki pertahanan terbaik di Eropa, sementara Barcelona tak mau kalah, mereka mendapat label tim dengan penyerang terbaik di dunia pada diri Lionel Messi, Neymar dan Luis Suarez.

Bagaimanakah peta kekuatan kedua tim di masing-masing lini? Siapa saja sosok sentral di skuat mereka? Berikut duel kunci Juventus vs Barcelona.

1 dari 5 halaman

KIPER

KIPER

Gianluigi Buffon

Banyak yang yakin bahwa semakin 'menua' kiper semakin matang kemampuan mereka. Itulah yang dibuktikan oleh seorang Gianluigi Buffon musim ini.

Di usianya yang telah mencapai 37 tahun, Buffon tetap menunjukkan penampilan super seperti julukannya Superman. Penyelamatan demi penyelamatan yang ia lakukan membuat Juventus sebagai tim yang kebobolan paling minim di Eropa saat ini.

Dari 12 pertandingan yang ia jalani bersama Juventus di panggung Eropa, Buffon mencatat enam kali clean sheets dan melakukan total rata-rata penyelamatan sebanyak 3,29 dan hanya kebobolan rata-rata 0,58.

Marc-Andre ter Stegen

Meskipun di kompetisi domestik La Liga namanya kalah bersaing dengan Claudio Bravo, namun ia menunjukkan bahwa ia tak kehilangan sentuhan saat menjadi andalan di Liga Champions.

Dengan beban yang lebih berat di Liga Champions, kiper Jerman ini mampu menunjukkan performa gemilang. Penyelamatan demi penyelamatan yang ia lakukan di babak-babak sebelumnya mampu membawa Blaugrana mencapai final.

Sama seperti Buffon, Ter Stegen juga selalu menjadi andalan di tiap laga Liga Champions Barcelona musim ini. Ia tercatat membuat rata-rata 1.50 saves per pertandingan dan membuat enam clean sheets.
2 dari 5 halaman

BEK

BEK

Giorgio Chiellini

Inilah salah satu pemain kunci pertahanan solid Juventus dalam beberapa tahun terakhir.

Chiellini membuktikan bahwa dirinya merupakan salah satu bek terbaik di dunia saat ini. Dengan usianya yang telah menginjak kepala tiga, Chiellini semakin matang sebagai seorang bek. Bila dulu ia dikenal sebagai bek temperamen dan kerap melakukan pelanggaran yang tidak perlu di area pertahan, namun kini Chiellini semakin tenang namun mematikan bagi penyerang.

Dari 12 pertandingan di Liga Champions, Chiellini juga memiliki catatan apik. Dilansir Whoscored, Chiellini tercatat melakukan rata-rata 1,2 tekel sukses dan 5,6 clearances dan 2,7 intersep per pertandingan

Gerard Pique

Sejak 'dipulangkan' dari Manchester United beberapa musim lalu, Pique langsung menjadi andalan di lini belakang Barcelona. Seolah sudah menjadi takdir, bersama Barca, Pique telah memperoleh hampir semua trofi bergengsi.

Bila tak ada masalah, bisa dipastikan Pique mengisi satu pos di lini belakang Barcelona. Siapa pun pasangannya, entah Jeremy Mathieu atau Marc Bartra hingga Javier Mascherano, Pique menunjukkan bahwa dialah nyawa lini belakang Barcelona.

Dari 10 kali bermain di Liga Champions, Pique mencatat satu gol dan mencatat rata-rata 2.2 aerials won (duel udara) dan 1.9 tekel sukses tiap pertandingan. Bukan hanya itu saja, ia juga melakukan 59 clearances, 17 intersep dan tujuh blok.
3 dari 5 halaman

GELANDANG

GELANDANG

Claudio Marchisio

Banyak yang mengira bahwa inti dari permainan Juventus adalah Andrea Pirlo. Memang nama Pirlo tak bisa dikesampingkan perannya di lini tengah Juventus dengan pengalaman dan sentuhan ajaibnya. Namun kekuatan dan sumber nafas Juventus di lini tengah adalah Claudio Marchisio.

Jebolan akademi Juventus ini memang selama lima musim terakhir menjadi kunci kekuatan Juventus. Perannya cukup vital di lini tengah untuk menyeimbangkan tim. Kemampuan bertahan yang mumpuni dan kemampuan menyerang yang juga tak buruk membuat Marchisio menjadi sosok sentral di lini tengah.

Memiliki daya jelajah yang sangat tinggi, Marchisio mampu menyusuri setiap sudut lapangan. Dari 11 pertandingan di Liga Champions, Marchisio menciptakan sembilan kreasi serangan berbentuk satu assist dan delapan keypass. Sementara dari sisi pertahanan, Marchisio juga tak kalah. Ia mencatat total 29 intersep, 1 blok dan 17 clearances dan mencatat rata-rata 1,7 tekel sukses di tiap pertandingan.

Andres Iniesta

Tanpa Xavi yang musim ini tak mendapatkan banyak kesempatan bermain, Iniesta membuktikan bahwa Barcelona bukan hanya melulu tentang Xavi sebagai sosok pengatur irama serangan Blaugrana.

Kemampuan utama Iniesta adalah visi bermain yang ia punya. Didukung umpan-umpan terukur dan juga kemampuan menahan bola serta dribble mumpuni, Iniesta menjadi sosok sentral dalam permainan Barcelona. Bila Iniesta berada dalam performa terbaiknya, lawan mana pun akan dibuat kerepotan olehnya.

Bagaimana dengan urusan statistik? Iniesta tercatat membuat empat assist dalam 10 pertandingan Liga Champions, dan salah satu yang paling fenomenal adalah assist-nya untuk Neymar saat melawan PSG, yang ia lakukan usai melewati beberapa pemain PSG dari separuh lapangan. Bukan hanya itu, Iniesta juga membuat delapan key pass, dan memiliki rata-rata 90% akurasi umpan sukses.

Namun Barcelona saat ini tengah berdebar-debar menanti kondisi Iniesta yang sempat mengalami cedera saat tampil di final Copa del Rey akhir pekan lalu. Meski begitu, baru-baru Iniesta sendiri telah mengonfirmasi bahwa dirinya telah pulih dan siap bermain melawan Juventus.
4 dari 5 halaman

PENYERANG

PENYERANG

Carlos Tevez

Melihat bagaimana perjalanan Juventus musim ini tak bisa dilepaskan dari Carlos Tevez. Mantan pemain Manchester United dan Manchester City tersebut mengobati kerinduan Bianconeri akan sosok 'menakutkan' di lini depan.

Tevez selalu tampil memimpin lini depan Juventus di Liga Champions musim ini. Siapa pun pendampingnya di lini depan, Tevez selalu menunjukkan bahwa ia bisa bermain apik. Dan kali ini, Tevez membuktikan ia bisa sangat berbahaya dengan Alvaro Morata. Kolaborasi keduanya mampu membawa Juventus ke partai puncak Liga Champions dengan gol-golnya.

Dari 12 kali bermain, pemain Argentina tersebut mencetak tujuh gol dan satu assist. Bukan hanya itu saja, Tevez sebagai seorang penyerang juga tercatat memiliki kemampuan komplit. Ia mencatat 27 key pass dan juga punya rata-rata 2,8 shots per pertandingan dan 2,2 dribble sukses per pertandingan.

Lionel Messi

Tak diragukan lagi, inilah peman paling berbahaya milik Barcelona. Ia menjadi senjata mematikan Blaugrana untuk menumbangkan lawan-lawan mereka.

Musim ini, Messi kembali menemukan performa terbaiknya yang sempat menurun musim lalu. Bersama Neymar dan Luis Suarez, Messi menunjukkan ketajamannya. Bahkan trio yang biasa disebut trio MSN ini menunjukkan sebagai trio terhebat dalam urusan mencetak gol. Salah satu penampilannya yang paling diingat adalah saat melawan Bayern Munchen di mana ia menjadi sorotan berkat aksi-aksi memikatnya.

Dalam 12 pertandingan Liga Champions musim ini, Messi telah mencetak 10 gol dan membuat lima assist untuk rekannya serta membuat 30 key pass. Catatan yang 'mewah' untuk seorang pemain. Kemampuan Messi selain mencetak gol adalah dribble yang membuatnya susah dihentikan karena pergerakannya yang sangat cepat. Dari 12 laga, Messi tercatat membuat rata-rata 6,8 dribble sukses di tiap pertandingan.
5 dari 5 halaman

PELATIH

PELATIH

Massimiliano Allegri

Banyak diragukan oleh berbagai pihak, bahkan oleh suporter Juventus sendiri, Allegri membuktikan bahwa para pengkritiknya itu telah salah menilainya.

Memiliki beban berat menggantikan Antonio Conte yang telah membawa kestabilan di Juventus, Allegri mampu menjawab dengan cara keren. Juventus musim ini ia bawa meraih dua gelar, Serie A keempat beruntun dan Coppa Italia yang telah lama tak mereka raih. Bukan hanya itu, Allegri juga punya kesempatan untuk memenangkan tiga gelar di musim debutnya andai menang atas Barcelona di final Liga Champions.

Allegri mungkin tak sepandai Conte dalam memotivasi pemain dengan gaya meledak-ledak yang ia tunjukkan di pinggir lapangan. Namun Allegri memiliki fleksibilitas dalam formasi dan tak sungkan melakukan rotasi serta kejelian melakukan pergantian pemain di setiap pertandingan.

Luis Enrique

Sama seperti Allegri, banyak pihak yang meragukan kemampuan Enrique menukangi tim sebesar Barcelona dengan para pemain bintangnya. Namun semua itu ia jawab dengan prestasi.

Sempat dikabarkan memiliki masalah dengan ikon klub, Lionel Messi, dan disebut akan didepak, Enrique justru membawa Barcelona kembali merasakan nikmatnya mengangkat trofi setelah musim lalu nirgelar. Sejauh ini Barcelona telah meraih dua trofi La Liga dan Copa del Rey, dan punya kesempatan melengkapinya dengan trofi Liga Champions.

Satu yang telah sukses diubah Luis Enrique musim ini dalam permainan Barcelona adalah kemampuan Barcelona bermain menyesuaikan gaya lawan. Bila selama ini Barca selalu dikenal sebagai tim yang memiliki kemampuan menyerang hebat dengan ciri khas tiki taka, Enrique membuat Barca musim ini juga tak sungkan bermain pragmatis dengan membiarkan lawan menyerang dan menguasai permainan untuk kemudian dilibas dengan hanya beberapa peluang saja.