Barisan Pecundang Piala Dunia 2014
Editor Bolanet | 17 Juli 2014 22:01
Bola.net - Perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil telah selesai digelar. Pesta sepakbola dunia milik FIFA yang dilangsungkan dari 12 Juli hingga 13 Juni tersebut berlangsung sukses.
Di partai puncak, tampil sebagai penguasa sepakbola dunia setelah menghancurkan harapan untuk meraih trofi Piala Dunia yang terakhir mereka raih pada tahun 1986 tersebut. Skuat Panser berhasil mengandaskan perlawanan ketat Lionel Messi cs melalui gol Mario Gotze di paruh kedua babak tambahan waktu.
Gotze keluar dari kompetisi tersebut dengan senyum lebar. Ia layak dilabeli sebagai pemenang terbesar di ajang tersebut. Namun, bertolak belakang dengan cerita manis dari pemain 22 tahun tersebut, Piala Dunia 2014 juga melahirkan sejumlah pecundang.
Para pecundang ini jelas tak menuliskan tinta cerita mereka dengan manis di Piala Dunia edisi ke-20 tersebut. Diantara mereka, ada yang bermain buruk sehingga tak berkontibusi apapun bagi timnya, ada pula yang berulah sehingga merugikan timnya, hingga tak bisa memimpin timnya dari keterpurukan.
Siapa sajakah para pecundang tersebut? Simak daftarnya berikut ini: (bola/dim)
Roy Hodgson
Akan tetapi, ia justru gagal memaksimalkan potensi pemain-pemain tersebut. Salah satu keputusannya yang banyak dipertanyakan fans adalah ketika ia tetap mempertahankan Wayne Rooney. Padahal Wazza sendiri tampil ala kadarnya.
Sementara itu, Inggris memang berhasil tampil cukup beda. Dengan diperkuat sejumlah pemain Liverpool, The Three Lions bisa tampil dominan. Sayangnya, Hodgson tak bisa membuat timnya haus gol layaknya The Reds. Ia bahkan tampak seperti Manajer yang minim kreatifitas.
Alhasil, Inggris pun hanya dibawanya bertengger di dasar klasemen grup D dengan raihan poin 1. Timnya hanya bisa mencetak dua gol dan kebobolan empat gol. Hasil yang buruk untuk tim seperti The Three Lions.
Vicente Del Bosque
Akan tetapi, di laga kedua kontra Chile, mereka kembali tersungkur. Kali ini dengan skor 2-0. Payahnya, tak ada perubahan siginifikan dari permainan mereka sebelumnya. Pemain yang diturunkan pun juga tetap yang itu-itu saja.
Xavi cs memang bisa bangkit di laga ketiga. Mereka bisa menang lawan Australia. Del Bosque merombak timnya. Akan tetapi, kemenangan itu terasa sia-sia karena Spanyol sudah tersingkir sejak kalah di laga kedua. Selain itu, Tim Cahill cs saat itu sudah tak bermain ngeyel lagi karena mereka juga sudah dipastikan tersingkir.
Spanyol sendiri akhirnya hanya bisa menempati peringkat 3 grup B. Mereka mengoleksi 3 poin, memasukkan 4 gol dan kebobolan 7 gol. Hasil yang sangat payah untuk tim sekelas La Roja, sang penguasa Eropa dalam beberapa tahun belakangan.
Iker Casillas
San Iker kini memang bukan kiper yang dulu lagi. Ia kini sepertinya akrab dengan blunder. Contohnya terlihat jelas kala Spanyol dipermak Belanda 1-5. Salah satu kesalahan yang paling fatal adalah ketika Robin Van Persie berhasil merebut bola dari penguasaannya dan mencetak gol ke-4 Oranje.
Diego Costa
Nyatanya, kontribusinya minim bagi La Roja. Bahkan, ia akhirnya tak bermain penuh di dua laga Spanyol, yakni lawan Belanda dan Chile. Ia digantikan oleh Fernando Torres. Ia bahkan tak diturunkan sama sekali ketika timnya menghadapi Australia. Posisinya di laga lawan Socceroos itu diisi oleh David Villa. Mantan rekan setimnya di Atletico Madrid itu bahkan langsung mencetak gol di laga tersebut.
Wilson Palacios
Akan tetapi, ia justru mengecewakan timnya. Saat Honduras melakoni laga pertamanya kontra Prancis, ia diusir keluar akibat melakukan dua kali pelanggaran keras yang berbuah kartu kuning. Permainan gelandang 29 tahun tersebut kala itu memang keras menjurus kasar. Timnya pun kemudian dihajar dengan skor telak 3-0 oleh Les Bleus.
Palacios pun akhirnya tak bisa tampil di laga kedua kontra Ekuador dan timnya kalah 1-2. Ia bisa tampil di laga ketika kontra Swiss, namun tak banyak membantu karena timnya justru tumbang 3-0. Honduras sendiri akhirnya terseok di dasar klasemen grup E tanpa bisa mengoleksi satu poin pun. Selain itu, tim tersebut juga hanya bisa mencetak sebiji gol dan kemasukan 8 gol.
Pepe
Namun, di laga kontra Jerman, ia seperti kehilangan akal sehatnya. Ia kembali berulah sehingga menyebabkan dirinya diusir oleh wasit. Ia kedapatan menanduk Thomas Muller yang terjatuh setelah berebut bola dengannya.
Portugal pun akhirnya disantap dengan mudah oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Negaranya pun akhirnya tak bisa lolos dari fase grup setelah kalah selisih gol dari Amerika yang ada di posisi kedua kendati sama-sama mengumpulkan poin 4.
Victor Moses
Di laga perdana kontra Iran, ia dipercaya menjadi starter. Namun karena bermain jelek, ia akhirnya diganti di menit ke-52. Di dua laga berikutnya, performa The Super Eagles justru tampil lebih solid tanpa kehadiran dirinya.
Wayne Rooney
Ia bahkan menjadi salah satu kambing hitam jeleknya performa Inggris di Piala Dunia kali ini. Performanya di laga lawan Italia dan Uruguay mengecewakan. Lawan Kosta Rika memang ia berhasil mencetak sebiji gol. Namun tetap saja performanya biasa-biasa saja. Ia bahkan diturunkan sebagai pemain pengganti di laga terakhir grup D tersebut.
Satu hal lagi yang sangat memalukan untuk pemain sekelas Rooney. Ingat sepak pojoknya kala melawan Italia? Ia menendang bola justru keluar lapangan, jauh ke arah tribun penonton.
Steven Gerrard
Namun, bencana untuknya datang di laga kontra Uruguay. Ia terlibat dalam dua gol yang dilesakkan oleh Luis Suarez. Yang pertama, ia gagal menutup aliran bola di daerahnya sehingga bola bisa sampai di kaki Edinson Cavani dan mengumpakannya pada Suarez.
Yang kedua, Ia gagal mengantisipasi tendangan gawang dari lawan dengan baik. Alhasil, bola justru meluncur tepat ke arah Suarez yang berdiri bebas. Il Pistolero pun dengan mudah menaklukkan Joe Hart.
Alex Song
Kartu merah itu sendiri melengkapi performa pas-pasan yang ia tunjukkan kala membela Kamerun di laga pertama kontra Meksiko. Kendati turun sebagai starter, ia tak bisa membantu timnya membendung serangan yang dibangun oleh Oribe Peralta cs. Ia bahkan akhirnya ditarik keluar di menit ke-79.
Mario Balotelli
Ia tampil cukup apik di laga kontra Inggris. Namun, di laga Kosta Rika ia mulai menunjukkan gejala malas-malasan. Bahkan, karena tampak frustasi, ia pun mulai bermain keras dan mendapat kartu kuning. Hal itu memaksa Cesare Prandelli menariknya keluar di menit ke-69.
Performanya pun kian amburadul tatkala Italia bersua dengan Uruguay. Padahal, lawannya sendiri sejatinya tak menampilkan permainan yang apik. Balotelli pun tampil kian ganas, dalam arti yang negatif. Ia melakukan pelanggaran keras pada Alvaro Perreira di menit ke-22. Dalam duel perebutan bola, ia melompat sangat tinggi dari belakang dan menghajar kepala bek kiri itu dengan lututnya. Beruntung ia hanya dikenai kartu kuning. Balotelli sendiri akhirnya ditarik keluar pada menit ke 46.
Luis Suarez
Seperti yang diketahui, FIFA akhirnya memberik hukuman sangat berat pada pemain 27 tahun tersebut. Ia dilarang beraktifitas di dunia sepakbola selama 4 bulan dan tak boleh bermain di 9 laga internasional, plus hukuman dalam bentuk denda uang.
Uruguay pun akhirnya melaju ke babak 16 besar. Namun, tanpa superstarnya tersebut, skuat besutan Oscar Tabarez itu tak bisa menahan keperkasaan Kolombia dengan skor 2-0.
Juan Zuniga
Namun, justru di babak itulah, namanya tercoreng. Penyebabnya, apalagi jika bukan aksi kasarnya yang membuat Neymar nyaris lumpuh. Zuniga memang jelas ingin membuat bintang muda Brasil itu cedera. Ia tak perlu mengayunkan lututnya begitu keras jika memang ingin meloncat.
Satu lagi indikasi bahwa ia memang ingin mencederai Neymar adalah posisi bola. Jika dilihat, bola saat itu sebenarnya tak dalam posisi terbang tinggi. Ketika insiden tersebut terjadi, Neymar bahkan tak meloncat untuk menyundul bola. Ia bisa menerima bola dengan dadanya dengan posisi lutut sedikit ditekuk.
Jadi, untuk apa Zuniga mencoba melompat?
Fred
Ia tak bisa membuat bek-bek lawan kerepotan menjaganya. Ia juga minim sekali bisa mengancam gawang lawan. Wajar saja jika dalam beberapa poling yang diadakan publik Samba, ia berada dalam urutan terbawah pemain yang dinilai tampil jelek di Piala Dunia 2014 kemarin.
Marcelo
Di level klub, ia adalah sosok bek yang sulit untuk dilewati. Namun, di Piala Dunia, pos-nya justru menjadi jujukan tim-tim lawan untuk memulai penyerangan terhadap gawang Julio Cesar.
Kelemahannya pun terekspos jelas kala melawan Jerman. Hampir sepanjang laga pos-nya selalu diobrak-abrik secara bergantian oleh Thomas Muller dan Philipp Lahm. Parahnya lagi, ketika pos-nya diserang, ia seakan malas untuk sekedar menutup pergerakan lawan-lawannya.
Satu lagi, ia juga menjadi pencetak gol pertama di Piala Dunia 2014 tersebut. Namun, gol itu adalah gol bunuh diri. Cara yang buruk untuk memulai sebuah kompetisi.
Hulk
Namun, di area kotak penalti, ia tak berkutik sama sekali. Pergerakan tanpa bolanya payah, begitu pula dribelnya. Namun, yang paling membuat gemas adalah akurasi tendangannya. Sepakannya memang keras, namun bola justru gagal menemui sasaran dan malah menemui tribun penonton. Lucunya, ketika tendangannya on target, sepakannya justru tak terlalu kencang.
Bersama dengan Fred, Hulk justru menjadi beban bagi Neymar yang bekerja ekstra keras sendirian di lini depan Samba.
David Luiz
Kita semua melihat bagaimana ia begitu digdaya ketika berhasil membobol gawang Kolombia dengan tendangan bebasnya yang brilian. Namun, kita semua juga melihat betapa rapuhnya dia ketika Selecao bersua dengan Jerman dan Belanda.
Dibobol tujuh gol oleh Jerman. Jadi, tak perlu dijelaskan lagi betapa buruknya permainan lini belakang Samba. Lalu, rapuhnya Luiz juga jelas terlihat ketika gawang Cesar dibobol oleh Daley Blind saat lawan Belanda. Usahanya menghalau crossing Daryl Janmaat berbuah petaka. Clearance yang ngawur. Saat ia mestinya menghalau bola keluar, ia justru memberikan 'umpan matang' pada Blind yang berdiri bebas di dalam kotak penalti.
Well, Chelsea beruntung bisa menjualnya seharga 50 juta Pounds. Entah apa yang sekarang ada di pikiran bos-bos PSG.
Luiz Felipe Scolari
Akan tetapi, sejak awal tampil di fase grup, ternyata permainan mereka layaknya tim yang baru terbentuk selama sebulan saja. Buruk, dan tak ada kreatifitas.
Scolari juga keras kepala karena enggan memanggil pemain-pemain lain yang lebih memiliki skill dan kreatifitas yang lebih mumpuni ketimbang Fred maupun Hulk, seperti Philippe Coutinho, Lucas Moura atau Ganso.
Alhasil, ketika Neymar absen, ia seperti tak memiliki sumber kreatifitas lain. Ia juga gagal memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri Oscar. Ketika ia bisa membuat skuatnya sedikit lebih baik, namun semuanya sudah terlambat. Mereka tetap kalah lawan Belanda yang lebih kaya strategi dan mematikan di depan gawang.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Barnes: Liverpool Tak Perlu Pemain Bintang Untuk Gantikan Suarez
Liga Inggris 16 Juli 2014, 22:39 -
Enrique: Suarez-Messi-Neymar? Ini Bagus Untuk Barca
Liga Spanyol 16 Juli 2014, 21:11 -
Carragher: Liverpool Akan Sulit Cari Pengganti Suarez
Liga Inggris 16 Juli 2014, 20:46 -
Zubizarreta: Suarez Kini 100% Pemain Barcelona
Liga Spanyol 16 Juli 2014, 19:46 -
Sturridge Yakin Liverpool Bisa Tutupi Kepergian Suarez
Liga Inggris 16 Juli 2014, 17:49
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Peru vs Bolivia - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 21 Maret 2025, 05:30 -
James Rodriguez: Saya Lebih Baik dari Zidane, Modric, Kroos, dan Xavi
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 05:24 -
Hasil Italia vs Jerman: Skor 1-2
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:12 -
Hasil Belanda vs Spanyol: Skor 2-2
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:03 -
Hasil Denmark vs Portugal: Skor 1-0
Piala Eropa 21 Maret 2025, 04:55 -
Hasil Kroasia vs Prancis: Skor 2-0
Piala Eropa 21 Maret 2025, 04:48 -
Menpora dan Ratu Tisha Jadi Pembicara di Forum PBB, Ini yang Dibahas
Olahraga Lain-Lain 21 Maret 2025, 03:55
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40