7 Pelatih Yang Sukses Setelah Meninggalkan Real Madrid

Aga Deta | 14 Maret 2016 10:32
7 Pelatih Yang Sukses Setelah Meninggalkan Real Madrid
Jose Mourinho (c) AFP

Bola.net - Bola.net - Siapa yang tidak ingin melatih Real Madrid? Bisa menangani klub sebesar Madrid tentu menjadi impian banyak pelatih sepakbola.

Meskipun begitu, ada tantangan yang sangat berat di sana. Pelatih Real Madrid harus bisa memberikan trofi setiap musim dan jika hanya menang 1-0 melawan tim-tim kecil maka akan menjadi sasaran empuk cemoohan fans di Santiago Bernabeu.

Advertisement

Banyak pelatih dengan reputasi besar datang ke Real Madrid dan mampu memberikan trofi. Namun, sekedar trofi saja belum tentu bisa mengamankan pekerjaan dari ancaman pemecatan.

Meski harus terdepak dari Los Blancos, banyak pelatih yang setelah itu menemukan sukses di tempat lain. Siapa sajakah mereka? Berikut ini tujuh pelatih yang meraih kesuksesan setelah meninggalkan Real Madrid.

1 dari 7 halaman

Radomir Antic

Radomir Antic

Negara: Serbia
Tahun di Real Madrid: 1990-1992

Radomir Antic mungkin bukan nama yang cukup familiar dengan penggemar sepakbola era sekarang ini, tapi selama tahun 90-an ia adalah salah satu manajer top di Spanyol. Antic juga merupakan satu-satunya orang yang pernah memegang jabatan tertinggi di Real Madrid, Atletico Madrid dan Barcelona.

Karir Antic di Santiago Bernabeu tidak berjalan sukses dan ia dipecat pada musim keduanya setelah serangkaian hasil yang mengecewakan. Meskipun begitu, empat tahun berikutnya Antic mampu meraih kesuksesan dengan meraih dua gelar (La Liga dan Copa del Rey) bersama Atletico Madrid.
2 dari 7 halaman

Jupp Heynckes

Jupp Heynckes

Negara: Jerman
Tahun di Real Madrid: 1997/98

Cerita Real Madrid memperlakukan pelatihnya dengan buruk bukanlah barang baru. Setelah memimpin Madrid meraih gelar Liga Champions pertama sejak tahun 1966, Los Blancos justru memecat Jupp Heynckes setelah final tahun 1998. Heynckes kehilangan jabatannya karena hasil buruk di La Liga musim tersebut setelah finis di posisi empat.

Setelah pergi dari Santiago Bernabeu, Heynckes sempat berkelana ke beberapa klub hingga akhirnya kembali ke Bayern Munchen. Ketika bergabung dengan Bayern untuk ketiga kalinya pada bulan Juli 2011, Heynckes mewarisi tim yang luar biasa yang kemudian menjadi klub pertama di Jerman yang memenangkan treble winners pada tahun 2013.
3 dari 7 halaman

Guus Hiddink

Guus Hiddink

Negara: Belanda
Tahun di Real Madrid: 1998-99

Pada musim panas tahun 1998, Guus Hiddink ditunjuk sebagai manajer Real Madrid menggantikan Jupp Heynckes. Sayangnya, pelatih berpengalaman asal Belanda ini dipecat pada Februari 1999 karena penampilan buruk klub.

Hiddink mungkin tidak memendam sakit hati yang mendalam kepada Madrid karena ia menikmati karir yang fantastis sejak pergi dari Santiago Bernabeu. Hiddink meraih kesuksesan besar dengan tim nasional seperti Korea Selatan, Rusia dan Australia. Ia juga memenangkan tiga gelar Eredivisie bersama PSV Eindhoven, ditambah Piala FA tahun 2009 dengan Chelsea. Saat ini Hiddink sedang memberikan keajaiban bagi The Blues.
4 dari 7 halaman

Vicente del Bosque

Vicente del Bosque

Negara: Spanyol
Tahun di Real Madrid: 1994, 1996, 1999-2003

Vicente del Bosque mendapat kehormatan menangani Real Madrid pada tiga kesempatan yang berbeda. Dua kali sebagai pelatih interim tetapi ia diberi kepercayaan penuh pada musim 1999-2000. Kurang lebih empat tahun menangani Madrid, ia memimpin klub meraih kesuksesan besar memenangkan dua gelar La Liga, dua Liga Champions dan beberapa trofi bergengsi lainnya.

Namun, secara mengejutkan Los Blancos justru memutuskan tidak memperpanjang kontrak Del Bosque pada tahun 2003 atau satu hari setelah klub meraih gelar La Liga ke-29 dan satu pekan setelah merekrut superstar David Beckham. Del Bosque mungkin tidak terlalu menyesali terdepak dari Santiago Bernabeu karena ia sukses memimpin generasi emas Spanyol memenangakan Piala Dunia dan Euro.
5 dari 7 halaman

Vanderlei Luxemburgo

Vanderlei Luxemburgo

Negara: Brasil
Tahun di Real Madrid: 2005/06

Luxemburgo diangkat sebagai pelatih Real Madrid tak lama setelah pemecatan Mariano Garcia Remon. Pada musim 2004-05, dia berhasil mengangkat Los Blancos finis di posisi dua setelah mengalami serangkaian hasil buruk saat ditangani pelatih sebelumnya. Namun, nasibnya berakhir pada 5 Desember 2005 setelah takluk 0-3 dari sang rival abadi Barcelona.

Setelah meninggalkan Santiago Bernebue, Luxemburgo kembali ke Brasil dengan bergabung Santos untuk ketiga kalinya. Ia mampu memenangkan dua Sao Paulo State Championships secara beruntun dengan Santos dan kemudian satu lagi dengan Palmeiras setahun berikutnya.
6 dari 7 halaman

Manuel Pellegrini

Manuel Pellegrini

Negara: Chile
Tahun di Real Madrid: 2009-10

Penunjukan Manuel Pellegrini di Real Madrid pada bulan Juni 2009 sekaligus menandai dimulainya proyek Galacticos jilid dua. Sejumlah bintang seperti Cristiano Ronaldo, Kaka, Xabi Alonso dan Karim Benzema tiba di Santiago Bernabeu pada musim panas.

Madrid memiliki salah satu musim terhebat di bawah Pellegrini (mengumpulkan 96 poin di La Liga, tertinggi yang pernah diraih Madrid) tapi pada akhirnya harus gigit jari karena kalah dengan Barcelona era Josep Guardiola. Pellegrini pun akhirnya harus angkat kaki dari klub

Setalah itu Pellegrini mampu membuktikan dirinya di Manchester City. Meskipun memenangkan Premier League dan dua Piala Liga, tapi musuh lamanya dari Barcelona, Guardiola, akan menggantikannya di Etihad Stadium pada musim panas.
7 dari 7 halaman

Jose Mourinho

Jose Mourinho

Negara: Portugal
Tahun di Real Madrid: 2010-13

Jose Mourinho datang ke Real Madrid pada tahun 2010 setelah mengantarkan Inter Milan meraih treble winners. Meskipun karirnya di Madrid penuh masalah, Mourinho mampu memimpin Los Blancos meraih La Liga, Copa del Rey dan Piala Super Spanyol. Namun ia harus meninggalkan Santiago Bernabeu pada tahun 2013.

Mourinho kemudian menerima tawaran untuk kembali ke Chelsea. The Happy One memenangkan Premier League dan Piala Liga di musim kedua di Stamford Bridge. Tapi kisah Mourinho bersama The Blues berujung pahit karena ia dipecat pada musim ketiganya setelah penampilan timnya merosot drastis. Namun dua trofi dalam satu musim bisa dibilang cukup sukses bagi seorang pelatih.