5 Pemain Paling Kreatif di UCL 2013/14
Editor Bolanet | 7 November 2013 16:19
Bola.net - Fase grup Liga Champions 2013/14 baru saja menyelesaikan matchday 4.
Empat laga telah berlalu. Cristiano Ronaldo (Real Madrid), Zlatan Ibrahimovic (PSG) serta Lionel Messi (Barcelona) bersaing ketat di daftar top scorer sementara dengan torehan 8, 7 dan 6 golnya. Bukan nama-nama yang asing lagi untuk urusan ini.
Namun, bagaimana kalau kita berbicara kreativitas? Siapa sajakah pemain paling kreatif, yang paling rajin menciptakan peluang bagi rekan-rekannya, di pentas elit Eropa sejauh ini?
Berikut lima nama teratas. Dasar yang digunakan adalah statistik 'key pass/chances created', bukan sekadar assist, via WhoScored dan Four Four Two. (fft/gia)
Franck Ribery (Bayern Munich)
Di urutan pertama adalah rekan Robben yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat peraih trofi Ballon d'Or edisi terkini dan bersamanya serangan sayap Bayern Munich jadi sangat ditakuti, yaitu Franck Ribery.
Sampai matchday 4, jumlah assist pemain Prancis itu memang masih nol. Namun, jumlah peluang yang diciptakannya telah melampaui semua nama yang ada.
Starter reguler di sayap kiri Bayern, Ribery merupakan ancaman konstan dengan dribel dan kreativitasnya. Saat bermain melawan CSKA Moscow, itu terlihat jelas dari 12 dribel dan empat peluang yang dihasilkannya.
Ribery selama ini dikenal sebagai pemain yang cukup mudah kehilangan possession karena operan-operan yang kurang akurat, tapi itu berubah sejak Bayern ditangani Guardiola. Ketika melawan Viktoria Plzen di Allianz Arena, akurasi operan Ribery menyentuh angka 91%. Dalam laga itu, dia juga sanggup menciptakan tujuh buah peluang, termasuk enam dari open play.
Di reverse fixture melawan Plzen pada matchday 4, Bayern sendiri menciptakan 22 peluang, dan Ribery menyumbang dua. Dia masih tanpa assist.
Namun, untuk urusan kreativitas, belum ada yang mengalahkan Ribery di pentas elit Eropa musim ini.
Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Munculnya nama sang top scorer sementara Cristiano Ronaldo sebagai pemain urutan kedua yang paling rajin menciptakan peluang rasanya cukup mengejutkan.
Pasalnya, meski diakui sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, tak jarang bintang Real Madrid itu dikritik karena dianggap terlalu egois - lebih rajin menembak daripada melepas operan.
Memang itu tak sepenuhnya salah. Hingga matchday 4, Ronaldo merupakan pemain dengan rasio shot per game tertinggi (6,8) dan tak heran kalau dia sampai memimpin perburuan gelar pemain tertajam di Liga Champions musim ini.
Pada matchday pertama kontra Galatasaray di Turki, Ronaldo bahkan mencetak tiga gol dari sembilan tembakan. Namun, Ronaldo ternyata juga menciptakan empat peluang bagi rekan-rekannya yang berdiri bebas, terutama ketika para pemain lawan menyerbu untuk mencegah dia menembak.
Melawan tim yang lebih kuat, yaitu Juventus di matchday 3, ketika dia melesakkan dua gol dalam kemenangan 2-1 Madrid, Ronaldo juga melakukannya. Mengawali laga di sektor kiri, di mana sebagian besar dribelnya menjadi ancaman bagi Juventus, kreativitas Ronaldo justru terlihat di sayap satunya.
Saat imbang 2-2 di Turin pada matchday 4, Ronaldo mengukir satu gol dan menciptakan satu peluang yang menjadi assist.
Mesut Ozil (Arsenal)
Tak salah Arsenal membeli Mesut Ozil dari Real Madrid di bursa musim panas kemarin.
Torehan assist sang gelandang Jerman di Liga Champions memang belum seimpresif yang dihasilkannya di Premier League (4). Namun, dia adalah pemain The Gunners yang paling kreatif untuk urusan menciptakan peluang di Eropa hingga laga keempat.
Melawan Marseille, Ozil tampak masih cukup berhati-hati dalam mendistribusikan bola dari posisi yang lebih dalam sebelum akhirnya melepas sejumlah pass berbahaya di wilayah lawan - di mana dia menciptakan dua peluang dari sektor kiri serangan timnya.
Ozil merancang assist brilian untuk Olivier Giroud ketika melawan Napoli di matchday 2 dan menciptakan empat peluang kontra Borussia Dortmund di Emirates Stadium pada matchday 3 - semua berupa umpan silang dari sayap kanan.
Saat Arsenal menang di kandang Dortmund, key pass Ozil hanya satu, kalah dari Giroud (2), tapi lewat operan silangnyalah Giroud bisa mengirim assist untuk gol kemenangan Aaron Ramsey.
Angel Di Maria (Real Madrid)
Angel Di Maria memang identik dengan posisi winger di Real Madrid. Namun sebenarnya, dia lebih nyaman bermain di posisi lebih dalam dan sentral, yang biasa dilakoninya dengan formasi diamond di Benfica maupun timnas Argentina di Piala Dunia 2010.
Di Maria juga kuat dalam mode bertahan. Hal itu secara tidak langsung merupakan kompensasi atas penempatan Cristiano Ronaldo yang lebih ofensif di sayap sebelah. Sederet ball recovery yang dibukukan Di Maria adalah buktinya.
Meski begitu, kemampuan terbaik Di Maria tetaplah dalam mode menyerang. Jumlah peluang yang diciptakan sama banyaknya dengan Robben, tapi Di Maria memimpin torehan assist (4) bersama Samir Nasri (Manchester City) dan Thiago Motta (PSG).
Saat Madrid melumat FC Copenhagen 4-0, kita bisa melihat bagaimana kehebatan Di Maria dalam melepas umpan-umpan silang. Kala melawan Juventus di matchday 3, Di Maria merancang assist untuk Ronaldo dengan through pass sempurna yang sanggup mengacaukan barisan pertahanan La Vecchia Signora.
Ketika Madrid ganti bertandang ke Turin, Di Maria hanya tampil di 15 menit pemungkas dan tak bisa menunjukkan semua kemampuan terbaiknya, kecuali akurasi operan yang mencapai 91%.
Arjen Robben (Bayern Munich)
Arjen Robben punya reputasi sebagai selfish wide attacker yang pola permainannya hampir selalu sama - menerima bola di sayap, melakukan cut-in dengan kaki terkuatnya, dan melepas tembakan ke arah gawang.
Namun, meski dikenal egois, sang bintang Belanda juga termasuk pemain yang kreatif dalam menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Di bawah asuhan Josep Guardiola, kemampuan itu diyakini meningkat.
Saat Bayern Munich melawan CSKA Moscow serta Manchester City, Robben bermain cukup 'tenang' dan hanya membukukan masing-masing satu key pass di dua laga tersebut. Namun, ketika Bayern menghancurkan Viktoria Plzen 5-0 di matchday 3, Robben menunjukkan bahwa dia juga bisa berperan sebagai kreator kalau memang dibutuhkan.
Lini belakang Plzen benar-benar dibuat diberantakan oleh Robben, yang rasio operannya mencapai 92% dan menciptakan tujuh peluang.
Di laga itu, Robben meneror Plzen dalam artian yang cukup berbeda. Shooting Robben tak sebrutal biasanya, tapi Plzen tak sanggup menghentikannya, kecuali dengan pelanggaran.
Pada matchday 4, saat Bayern ganti bertandang ke Republik Ceko dan hanya menang 1-0, Plzen mungkin bersyukur Robben tak ada di skuat Die Roten.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kontra Schalke, Willian Desak Chelsea Tampil Maksimal
Liga Champions 6 November 2013, 23:59 -
Lolos Penyisihan Grup UCL, Muller Nilai Bayern Belum Maksimal
Liga Champions 6 November 2013, 23:55 -
Martino: Milan Bisa Saja 'Sakiti' Barcelona
Liga Champions 6 November 2013, 23:40 -
Sahin: Dortmund Bisa 'Tendang' Arsenal Dari Liga Champions
Liga Champions 6 November 2013, 23:27 -
'Ashley Young Lebih Buruk Dari Luis Suarez'
Liga Champions 6 November 2013, 20:14
LATEST UPDATE
-
Italia Ukir Rekor Buruk Usai Kalah dari Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:22 -
Italia Kesulitan Hadapi Bola Udara Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:04 -
Man of the Match Italia vs Jerman: Joshua Kimmich
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:01 -
Man of the Match Belanda vs Spanyol: Jeremie Frimpong
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:55 -
Calafiori Cedera, Italia dan Arsenal Dibayangi Kekhawatiran
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:52 -
Man of the Match Denmark vs Portugal: Diogo Costa
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:41 -
Man of the Match Kroasia vs Prancis: Ivan Perisic
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:32 -
Link Live Streaming Peru vs Bolivia - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 21 Maret 2025, 05:30
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40