5 Pemain Bayern Yang Meredup di Bawah Ancelotti

Thomas Muller

Pada musim 2015/16, Thomas Muller menjadi salah satu pemain tersubur di Eropa setelah mencetak 32 gol untuk pertama kali dalam karirnya. Muller tampil luar biasa dan pada usia 27 tahun ia terlihat siap untuk memasuki masa puncaknya.

Namun, di bawah asuhan Carlo Ancelotti, penampilan Muller justru terlihat buruk. Ia memang menciptakan assist dua kali lipat dibandingkan dengan musim kemarin (10 vs 5) tapi ketajamannya justru menurun drastis (8 vs 32).

David Alaba

Di bawah Josep Guardiola, David Alaba berkembang sangat pesat. Dia sebelumnya sudah menjadi salah satu defender muda yang paling menjanjikan di dunia, namun dengan tangan dingin Guardiola, Alaba beralih dari bek kiri dan bek tengah berkualitas menjadi bek kiri dan bek tengah kelas dunia dan gelandang tengah yang bagus.

Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Alaba? Dia bisa mencetak gol, memberi assist, dia bertahan dari pemain yang lebih besar dari dirinya. Dia punya kecepatan, kemampuan set-piece dan juga mental dalam pertandingan besar. Semua atribut yang diinginkan pelatih. Namun, di bawah Ancelotti, Alaba bahkan tidak bisa menyamai permainannya sebelum diambil alih Guardiola.

Juan Bernat

Direkrut oleh Josep Guardiola, Bernat membuat mantan pelatih Barcelona itu bereksperimen dengan formasi 3-4-2-1. Dengan demikian, Alaba digeser ke tengah atau pemain Austria itu tengah diistirahatkan.

Bernat merupakan pemain yang berkualitas. Namun, tanpa Guardiola, penampilan Bernat menurun. Pemain Spanyol itu kemungkinan akan mengakhiri musim ini dengan menit bermain lebih sedikit daripada musim lalu 1.850 menit (dan total itu juga sempat dibatasi oleh cedera serius) dan belum mampu menggantikan Alaba yang penampilannya menurun.

Philipp Lahm

Josep Guardiola pernah menyebut Philipp Lahm sebagai pemain paling cerdas yang pernah bekerja sama dengannya dan di bawah tangan dinginnya, Lahm bukan hanya menjadi bek kanan kelas dunia tapi juga gelandang bertahan kelas dunia.

Di bawah Carlo Ancelotti, penampilan Lahm tidak terlihat efektif seperti biasanya. Lahm sudah memutuskan pensiun pada akhir musim sehingga sangat disayangkan ia tidak bisa bermain lebih lama lagi untuk memperbaiki penampilannya dengan Ancelotti.

Douglas Costa

Dianggap sebagai pemain yang belum terlalu dikenal saat berada di Shakhtar Donetsk, Guardiola berani mengambil resiko dengan membawanya ke Bayern Munchen. Tapi resiko tersebut terbayar lunas karena Costa mampu memberikan kecepatan dan permainan efektif di sisi sayap.

Tidak ada yang meragukan kemampuan Douglas Costa saat meneror pertahanan lawan. Namun, musim ini Costa justru kesulitan mengulangi penampilan impresifnya. Costa sering menghuni bangku cadangan sehingga kesulitan menunjukkan permainan terbaiknya. Costa tak banyak bermain juga bukan karena masalah cedera.

Ancelotti lebih senang menurunkan Frank Ribery, atau Arjen Robben. Hal ini membuat Costa harus berada di bangku cadangan dan kesulitan membuat dampak yang besar buat timnya.