5 Kesalahan Terbesar Luiz Felipe Scolari

Editor Bolanet | 11 Juli 2014 19:22
5 Kesalahan Terbesar Luiz Felipe Scolari
Kesalahan Scolari. (c) Bolanet

Bola.net - Sebagai seorang pelatih, Luiz Felipe Scolari tentu jadi sosok yang langsung dituding jadi biang kegagalan , usai mereka tak sanggup memenuhi ekspektasi rakyat negeri Samba dengan menjadi juara dunia di negara sendiri.

Sempat membuat tim kalah telak 1-7 atas Jerman di babak semifinal, Scolari sebelumnya juga sudah mendapat kritik keras dari publik, tak lama usai ia mengumumkan skuat final Canarinha untuk Piala Dunia 2014.

Absennya nama-nama seperti , , , dan Alexandre Pato, membuat perjalanan Brasil di sepanjang turnamen diwarnai pesimisme. Hal tersebut kemudian terbukti usai Thiago Silva dkk tampil inkonsisten, meski pada akhirnya tetap bisa terus maju hingga babak empat besar.

Berikut Bolanet menyusun daftar lengkap lima kesalahan terbesar Scolari yang membuat Samba mengalami kegagalan di Piala Dunia 2014. (bola/rer)

1 dari 5 halaman

Atasi Tekanan

Atasi Tekanan

Atasi Tekanan

Secara mental, Felipao gagal mempersiapkan timnya atas apa yang mungkin menimpa mereka. Pelatih yang pernah menangani Portugal tersebut gagal mengukur seberapa besar tekanan yang bakal dirasakan oleh para pemainnya di turnamen.

Scolari tahu bahwa tekanan yang akan dirasakan oleh anak buahnya bakal amat berat, karena ada banyak faktor di luar sepakbola yang ikut berperan di Brasil. Namun demikian, alih-alih mencoba untuk menghilangkan tekanan tersebut dari dalam diri pemain, ia justru semakin menambahnya dengan beberapa pernyataan berani yang ia keluarkan.

Bahkan hampir bisa dibilang Scolari mencoba menutupi kurangnya kualitas pemain yang ada di dalam skuatnya dengan memberikan motivasi berlebih pada para penggawa tim, yang berujung pada beban yang begitu berat ditanggung oleh Thiago Silva dkk.

Bersama dengan jutaan fans di Brasil, para pemain merasa kebanggaan dan nasib negara mereka sedang di ujung tanduk. Cara pemain Brasil menyanyikan lagu kebangsaan, air mata yang mereka lakukan, bahkan pernyataan yang mereka keluarkan, secara emosional, menunjukkan bahwa mereka amat sangat terpengaruh dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar.

Secara psikologis, Brasil seolah tak punya harapan kala mereka tak diperkuat oleh Neymar dan Thiago Silva. Selain itu mereka juga sudah tertinggal dua gol di menit-menit awal melawan Jerman. Tak heran jika Selecao kemudian luluh lantak, dengan cara yang tidak pernah kita lihat sebelumnya.
2 dari 5 halaman

Alternatif Taktik

Alternatif Taktik

Alternatif Taktik

Luiz Felipe Scolari tidak banyak memberikan reaksi yang efektif kala timnya tidak mampu menunjukkan superioritas mereka di atas lapangan, terlebih lagi kala tim lawan justru sukses mengungguli permainan mereka. Sederhananya, ia tidak mempunyai rencana cadangan.

Melawan Kroasia, Brasil beruntun mereka memiliki Neymar, yang muncul di momen yang tepat, dan wasit yang salah menginterpretasikan diving Fred di kotak penalti. Namun ketika Kroasia unggul secara permainan, Scolari hampir-hampir tak memberikan reaksi apapun untuk mencoba taktik anyar atau memasukkan pemain lain.

Di laga berikutnya, Felipe tidak membuat perubahan yang signifikan guna membongkar pertahanan Meksiko, terlebih kala itu Guillermo Ochoa memang sedang tampil istimewa.

Melawan Chile, Julio Cesar dan tiang gawang jadi jimat penyelamat mereka, sebelum pertandingan akhirnya dilanjutkan ke drama adu penalti.

Dan selama pembantaian di Belo Horizonte, Felipai seolah tertegun melihat lima gol Jerman di menit ke-28 dan ia tidak membuat reaksi apapun untuk memasukkan penggawa anyar selama gol tersebut terjadi.

Tak mampu melakukan perubahan atau mencoba sesuatu yang baru ketika tim sedang menderita, Brasil jelas tidak akan jadi tim yang lebih baik di bawah Scolari.
3 dari 5 halaman

Performa pemain

Performa pemain

Performa pemain

Scolari amat sangat percaya diri dengan tim yang sudah ia bentuk semenjak Piala Konfederasi satu tahun silam, dan hal tersebut justru terbukti menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Bukan rahasia lagi jika para pemain akan merasa lebih nyaman jika mereka mendapatkan dukungan penuh dari pelatih. Namun demikian, tidak ada kompetisi di dalam tim dan masing-masing posisi sudah seperti ditempati oleh satu nama secara otomatis. Jelas, terdapat hal yang tidak berjalan dengan benar.

Penampilan menurun yang ditunjukkan oleh Dani Alves, Marcelo, Hulk, Oscar, dan Fred sepertinya tidak begitu banyak berpengaruh terhadap keputusan Scolari, yang terus menerus memainkan mereka dari laga satu ke laga lainnya.
4 dari 5 halaman

Susunan pemain

Susunan pemain

Susunan pemain

Scolari secara kontroversial memutuskan untuk tidak memanggil beberapa pemain berbakat yang dinilai lebih bisa mengangkat permainan tim di level Internasional. Beberapa nama yang tidak dipanggil bahkan sudah sempat membuktikan kualitas mereka di masa lalu.

Dua nama yang paling sering diperbincangkan adalah Kaka dan Ronaldinho. Memang, keduanya sudah tidak lagi berada dalam puncak performa, namun hal tersebut juga tidak berarti keduanya sudah benar-benar habis.

Banyak penggemar sepakbola semakin dibuat bingung karena kedua sosok tersebut sama sekali tidak memiliki masalah dengan tim.

Bersama Atletico Mineirao, Ronaldinho menjadi juara Copa Libertadores di tahun 2013. Sementara meski banyak dibangku cadangkan di Real Madrid, Kaka sempat menunjukkan kembali performa hebatnya di AC Milan.

Andai kata Scolari memang enggan memanggil pemain yang sudah melewati masa puncak karirnya, ia setidaknya bisa mempertimbangkan nama lain yang lebih layak seperti Coutinho, yang mengkilap bersama Liverpool di Premier League.

Jelas tidak ada satu pun orang yang percaya bahwa negara dengan tim sepakbola sekelas Brasil tidak memiliki striker yang lebih bagus dari Fred.
5 dari 5 halaman

No Jogo Bonito

No Jogo Bonito

No Jogo Bonito

Semua orang sudah mengenal permainan indah yang biasa dibawakan oleh para pemain Brasil dan itu sudah menjadi ciri khas mereka semenjak dulu.

Namun melihat Brasil versi Scolari, kita seperti dibuat bertanya-tanya, ke mana hilangnya operan pendek dan cepat, serta gerakan magis yang biasanya jadi senjata andalan Canarinha di level Internasional.

Secara umum, permainan terbaik Brasil di Piala Dunia 2014 adalah ketika mereka melawan Kolombia di babak perempat final. Namun patut digaris bawahi bahwa hal tersebut terjadi karena tim melakukan pressing yang bagus untuk menghentikan gerakan James Rodriguez, bukan karena permainan indah yang mereka tampilkan.

Scolari mungkin bisa berkilah bahwa ia menjadi juara dunia di tahun 2002 dengan cara yang sama, namun keadaannya sekarang sudah jauh berbeda karena Brasil punya skuat yang secara umum jauh lebih baik.

Perubahan gaya permainan ini jelas menjadi salah sang pelatih, karena ia yang menentukan susunan pemain dan taktik tim.