5 Kesalahan Besar Ole Gunnar Solskjaer di MU

Aga Deta | 8 Oktober 2019 15:25
5 Kesalahan Besar Ole Gunnar Solskjaer di MU
Ole Gunnar Solskjaer (c) AP Photo

Bola.net - Manchester United meraih hasil yang buruk pekan ke-8 Premier League musim 2019/20. Menghadapi tuan rumah Newcastle, Setan Merah harus pulang dengan tangan hampa.

Dalam pertandingan yang berlangsung di St. James’ Parks, United takluk dengan skor 0-1 dari Newcastle. Mereka kalah berkat melalui gol semata wayang dari bocah 19 tahun Matthew Longstaff.

Advertisement

Kekalahan tersebut membuat Setan Merah terpuruk di peringkat ke-12 di klasemen sementara Premier League. Mereka hanya mengumpulkan 9 poin dari 8 pertandingan sejauh ini.

Kekalahan itu juga memberikan tekanan besar buat Ole Gunnar Solskjaer. Manajer asal Norwegia itu belum bisa mendongkrak performa Setan Merah sampai sejauh ini.

Terpuruknya prestasi United saat ini tentu saja tidak terlepas dari sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh Solskjaer selama berada di Old Trafford. Berikut adalah lima kesalahan fatal Solskjaer di MU seperti dilansir Fox Sports Asia.

1 dari 5 halaman

Pemilihan Kata yang Buruk dalam Konferensi Pers dan Wawancara

Pemilihan Kata yang Buruk dalam Konferensi Pers dan Wawancara

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer (c) Bola.net/Serafin Unus Pasi

Ketika memimpin salah satu klub terbesar di dunia, sangat penting bagi pelatih untuk tetap memotivasi para pemainnya. Namun, Ole Gunnar Solskjaer sepertinya masih belum bisa melakukannya. Tekanan dari pekerjaan sepertinya sudah mempengaruhinya dan hal itu bisa dilihat beberapa komentarnya dalam konferensi pers dan wawancaranya.

Sebagai contoh, komentar Solskjaer setelah pertandingan melawan Arsenal: "Setiap pertandingan di Premier League bisa dimenangkan tetapi bisa juga kalah" membingungkan fans. Komentarnya setelah kekalahan terakhir dari Newcastle juga mengejutkan fans," Ini adalah tanggung jawab saya. Saya harus memperbaiki isi kepala mereka. Anak muda kekurangan kepercayaan diri - mereka butuh beberapa bantuan dari pemain berpengalaman serta staf,". ”

Mantan pemain Setan Merah, Robin van Persie, percaya Solskjaer menggunakan kata-kata yang salah setelah menelan kekalahan dari Newcastle:

“Sebagai pemain, apa artinya itu,‘memperbaiki isi kepala mereka', apa artinya itu? Jika Anda seorang pemain Anda akan merasa,'kepala saya baik-baik saja'. Meskipun Anda bisa melihat para pemain memiliki kepercayaan diri yang rendah, ia perlu menemukan cara untuk membangkitkan kepercayaan mereka."

"Saat ini, berdasarkan wawancara ini, dan berdasarkan apa yang saya lihat dalam pertandingan, saya tidak yakin apakah dia benar-benar tahu bagaimana menemukan tombol di sana."

2 dari 5 halaman

Percaya Buta pada Pemain Muda

Percaya Buta pada Pemain Muda

Mason Greenwood merayakan golnya ke gawang Rochdale (c) MUFC Official

Ketika Solskjaer diangkat menjadi manajer permanen di Manchester United, sudah jelas bahwa dia akan lebih mempercayai pemain-pemain muda di klub. Namun, mengingat cara dia menangani situasi sejauh ini, sepertinya keprcayaan itu sangat buta.

Seperti United, Chelsea juga memberikan kepercayaan kepada pemain akademi pada musim ini. The Blues melakukannya karena mendapat hukuman larangan transfer dari FIFA. Meski demikian, pemain jebolan akademi yang bersinar musim ini sudah punya pengalaman bermain di tim utama selama menjalani masa peminjaman.

Sebaliknya, pemain muda Manchester United seperti Mason Greenwood, Tahith Chong, dan Angel Gomes tidak punya penampilan di level senior untuk klub lain. Mereka menghabiskan karier mereka sejauh ini dengan bermain untuk tim-tim junior dan belum punya pengetahuan mengenai cara bermain di level atas.

Para pemain muda itu sangat berbakat. Namun, mereka harus mendapat tekanan yang sangat besar karena masalah di lini serang United yang merupakan imbas dari kegagalan klub di bursa transfer.

3 dari 5 halaman

Mengeluarkan Uang Terlalu Banyak untuk Harry Maguire

Mengeluarkan Uang Terlalu Banyak untuk Harry Maguire

Harry Maguire (c) AP Photo

Manchester United mendatangkan pemain baru pada bursa transfer musim panas 2019 untuk kembali ke jalurnya. Meski mengontrak tiga pemain, mereka sepertinya tidak melakukan bisnis yang bagus. Selain itu, mereka memutuskan untuk mengeluarkan 80 juta pounds untuk mengontrak Harry Maguire dan menjadikannya sebagai bek paling mahal di dunia.

Maguire adalah bek yang bagus tetapi menghabiskan 80 juta pounds untuk jasanya mungkin merupakan keputusan yang sulit. Kedatangan Maguire diharapkan bisa seperti Virgil van Dijk yang ditebus mencapai 75 juta pounds. Diharapkan bisa menambal pertahanan United yang rapuh, Maguire justru menjadi korban dari harganya sendiri dan belum memenuhi harapan.

Pemain Inggris itu sudah menjadi salah satu pemain United yang lebih baik. Namun, mengeluarkan uang sebesar itu akan menjadi batu sandungan besar di masa depan - baik untuk klub dan sang pemain sendiri.

4 dari 5 halaman

Melepas Penyerang Tanpa Membeli Penggantinya

Melepas Penyerang Tanpa Membeli Penggantinya

Romelu Lukaku (c) AFP

Salah satu alasan mengapa Solskjaer terpaksa memainkan prospek muda dari akademi karena Manchester United kurang memiliki kedalaman dalam serangan. Bahkan, manajer Norwegia itu terus memainkan Daniel James sebagai starter di setiap pertandingan sejauh ini sehingga sepertinya mempengaruhi penampilan pemain Wales itu. Dia juga terlihat melambat setelah start yang impresif di Old Trafford.

Solskjaer memutuskan menjual Romelu Lukaku dan meminjamkan Alexis Sanchez ke Inter Milan pada musim panas tanpa merekrut pemain mana pun sebagai penggantinya. United bukan hanya kehilangan dua pemain berpengalaman di Premier League, tetapi stok penyerang mereka menjadi tipis. Manajer mungkin bukan satu-satunya yang bisa disalahkan atas keputusan itu tetapi manajemen juga memainkan peran kunci dalam bursa transfer.

Anthony Martial mengawali musim dengan peran sebagai penyerang tengah dan tampil bagus tetapi cedera membuatnya absen sejak Agustus. Akibatnya, Solskjaer memainkan Marcus Rashford di depan dan pemain Inggris itu kesulitan memenuhi harapan untuk memimpin lini depan Setan Merah.

5 dari 5 halaman

Beri Kontrak Baru Kepada Pemain yang Seharusnya Dijual

Beri Kontrak Baru Kepada Pemain yang Seharusnya Dijual

Ashley Young menjadi kapten Manchester United pada musim 2019/2020 (c) AP Photo

Ole Gunnar Solskjaer sudah melepas banyak pemain terpinggirkan dan pemain lainnya yang dia anggap tidak cocok untuk gaya permainannya. Sangat penting Manchester United membersihkan skuat mereka tetapi mereka seharusnya melakukannya lebih baik.

United berhasil memberikan kontrak baru kepada beberapa pemain termasuk David De Gea, Anthony Martial dan Marcus Rashford. Namun, menawarkan kontrak baru untuk Ashley Young, Phil Jones, dan Juan Mata tidak bisa dibenarkan - setidaknya berdasarkan kinerja mereka selama beberapa musim terakhir.

Orang bisa berargumen bahwa Setan Merah memperbarui kontrak pemain untuk memastikan kedalaman skuatnya terjaga. Namun, keputusan itu tidak sepenuhnya tepat. Solskjaer sudah berjanji kepada para fans untuk membersihkan klub dari bintang-bintang yang performanya buruk. Namun demikian, banyak dari mereka tetap di klub dan bahkan mendapat kontrak baru.