3 Kesalahan Besar yang Dilakukan MU Sejak Kepergian Sir Alex Ferguson
Aga Deta | 9 Oktober 2019 10:46
Bola.net - Manchester United mengalami periode yang sulit setelah kepergian Sir Alex Ferguson. Namun, tidak ada yang menyangka kalau kesulitan mereka bisa separah ini.
Ferguson memutuskan pensiun pada tahun 2013. Sejak saat itu, Setan Merah belum mampu memenangkan gelar Premier League.
Tiga manajer sudah datang dan pergi. Namun, ketiganya tidak mampu mengembalikan kejayaan Setan Merah di pentas Premier League.
Sekarang giliran mantan pemain dan legenda klub Ole Gunnar Solskjaer untuk membalikkan keadaan di klub. Namun, sejauh ini keadaan masih belum berjalan dengan baik.
Untited saat ini terpuruk di peringkat ke-12 di klasemen sementara Premier League. Mereka bahkan bisa finis di luar enam besar pada akhir musim.
Lantas, apa yang salah dengan United saat ini? Berikut ini 3 kesalahan terbesar yang dibuat Manchester United sejak kepergian Sir Alex Ferguson seperti dilansir Madaboutepl.
Tak Ada Orang Sepak Bola di Jajaran Manajemen
Setelah menjalani start buruk pada musim 2019-20, kritik terhadap Manchester United tidak hanya bertumpu pada manajer dan para pemain, tetapi juga orang-orang yang bekerja di jajaran manajemen, terutama wakil ketua eksekutif Ed Woodward.
Meski Manchester United membuat rekor pendapatan dan mendapat banyak sponsor baru, mereka kembali gagal menunjukkan prestasi yang bagus di lapangan.
Penggemar United tidak pernah senang dengan pemilik klub keluarga Glazer. Mereka merasa bahwa pemilik asal Amerika Serikat itu tidak benar-benar cinta kepada klub dan menganggap Setan Merah sebagai mesin pencetak uang saja.
Woodward menggantikan David Gill setelah dia meninggalkan klub pada musim yang sama dengan Sir Alex Ferguson. Namun, dia juga tidak disukai para fans karena sudah membuat beberapa kesalahan dalam perannya di klub.
Yang paling penting, para fans percaya bahwa Woodward bukan "orang sepak bola" karena dia tidak punya pengalaman mengelola klub. Para fans dan pandit menuntut United merekrut direktur sepakbola, yang bisa bertindak sebagai penghubung antara manajer dan manajemen dan membuat keputusan dalam sepak bola.
Rekrut Manajer dengan Taktik berbeda
United mempekerjakan empat manajer permanen sejak kepergian Alex Ferguson. David Moyes, yang disebut-sebut sebagai "The Chosen One" bahkan tidak bertahan satu musim di Old Trafford karena pekerjaan tersebut terlalu besar buat dirinya.
Pengganti Moyes, Louis van Gaal, datang dengan CV yang mengesankan, setelah menangani beberapa klub besar di Eropa, termasuk Barcelona. Namun, dia juga dipecat meskipun memenangkan Piala FA.
Kemudian datang Jose Mourinho, yang memenangkan tiga gelar Premier League dengan Chelsea. Namun, dia dipecat pada musim 2018-19, yang membuka jalan Solskjaer kembali ke Old Trafford.
Setiap manajer yang diangkat United mempunyai gaya permainan yang berbeda. Moyes mencoba melanjutkan apa yang dilakukan Ferguson di klub, tetapi tidak bisa meniru sihir pria asal Skotlandia itu.
Van Gaal menerapkan gaya permainan yang membosankan di Old Trafford. Sementara Mourinho mempunyai pendekatan yang lebih pragmatis dengan menggunakan pemain yang kuat secara fisik untuk mendominasi pertandingan.
Manajemen belum merekrut manajer yang punya gaya permainan tertentu - atau cara bermain Manchester United - tetapi lebih memilih manajer yang terkenal. Perubahan taktik ini membuat beberapa pemain tidak cocok dengan gaya permainan manajer tertentu, sehingga arus keluar masuk pemain di klub sangat kencang.
Jika United punya rencana yang jelas dengan gaya permainan yang ingin mereka mainkan, mereka bisa merekrut manajer yang cocok dengan gaya permainan mereka.
Bisnis yang Buruk di Bursa Transfer
Cukup mengejutkan para pemain seperti Chris Smalling dan Phil Jones, yang sudah berada di klub sejak era Sir Alex Ferguson, masih terikat kontrak dengan klub (Smalling sudah pergi ke Roma dengan status pinjaman dan masih punya kontrak dengan United). Keduanya sudah diberi banyak kesempatan selama bertahun-tahun untuk menunjukkan potensi mereka dan belum dijual.
Hal yang sama juga berlaku untuk pemain seperti Marouane Fellaini dan Juan Mata. Fellaini akhirnya dijual pada awal tahun ini dan Mata masih diberi kontrak baru meski performanya buruk.
Bukan hanya penjualan pemain yang mengejutkan. Beberapa pembelian Setan Merah juga sama anehnya. Kedatangan pemain-pemain seperti Falcao atau Angel di Maria yang bergaji besar dan tidak cocok dengan gaya permainan United sepertinya hanya untuk menyenangkan para fans, tanpa berpikir matang-matang sebelum merekrut mereka.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
MU Akan Kejar Rice dan Koulibaly Meski Masa Depan Solskjaer Tidak Jelas
Liga Inggris 8 Oktober 2019, 22:20 -
Pengakuan Jujur Maguire: MU Tak Cukup Bagus
Liga Inggris 8 Oktober 2019, 21:51 -
Daniel James: Gabung MU Bukanlah Kesalahan!
Liga Inggris 8 Oktober 2019, 21:00 -
Memphis Depay Bantu MU Dapatkan Moussa Dembele
Liga Inggris 8 Oktober 2019, 20:40
LATEST UPDATE
-
Kontrak di Real Madrid Kian Menipis, Antonio Rudiger Cuek!
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 01:47 -
Link Live Streaming Kroasia vs Prancis - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:42 -
Link Live Streaming Denmark vs Portugal - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:35 -
Link Live Streaming Italia vs Jerman - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:25 -
Banding Ditolak, Laga Barcelona vs Osasuna Tetap Digelar Pekan Depan
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 01:18 -
Diinginkan MU dan Liverpool, Juventus Bersedia Lepas Kenan Yildiz?
Liga Italia 21 Maret 2025, 01:01 -
Gak Jadi Beli, Real Betis Mau Pinjam Antony Lagi dari MU!
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 00:52 -
Analisa Coach RD: Indonesia Kena Jebak Australia
Tim Nasional 21 Maret 2025, 00:41
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40