Presiden La Liga Desak UEFA Untuk Jatuhkan Hukuman Berat Bagi Manchester City

Dimas Ardi Prasetya | 21 Januari 2020 19:55
Presiden La Liga Desak UEFA Untuk Jatuhkan Hukuman Berat Bagi Manchester City
Skuad Manchester City ketika melawan Liverpool, Minggu (10/11/2019) malam. (c) AP Photo

Bola.net - Presiden La Liga Javier Tebas mendesak UEFA agar segera menghukum Manchester City seberat-beratnya lantaran melakukan aksi 'doping' finansial.

Manchester City sebelumnya berstatus sebagai tim medioker. Akan tetapi mereka bisa menjelma menjadi tim raksasa di Inggris setelah dibeli oleh pengusaha kaya raya dari Abu Dhabi, Sheikh Mansour pada tahun 2008 silam.

Advertisement

City kemudian bisa mendatangkan pemain top dunia ke Etihad Stadium. Mereka pun mulai bisa mendominasi kompetisi domestik di Inggris, dan bahkan sanggup menyaingi rival sekotannya, Manchester United.

Akan tetapi banyak pihak yang menuding bahwa City melakukan kecurangan secara finansial. Mereka diklaim tidak patuh pada aturan Financial Fair Play (FFP) dari UEFA.

City sendiri sekarang ini tengah menjalani proses investigasi dari UEFA, terkait adanya indikasi pelanggaran aturan FFP tersebut. JIka terbukti bersalah, salah satu hukuman yang bisa mereka dapat adalah didepak dari kompetisi Liga Champions.

1 dari 2 halaman

Desakan Javier Tebas

Saat ini Manchester City masih bisa bermain di kompetisi Liga Champions. Dan sembari menunggu penyelidikan tuntas, Javier Tebas angkat bicara soal kasus tersebut.

Pria berusia 57 tahun itu mendesak pihak UEFA agar menjatuhkan sanksi yang berat pada Man City. Ia merasa pede melakukan itu karena memiliki data terkait transaksi keuangan The Citizen yang kemudian setelah ia pelajari, dianggapnya tidak wajar.

"Jelas sanksi perlu dijatuhkan ... Saya tahu angka-angka Manchester City, dari mana pendapatan mereka berasal dan angka-angka itu tidak masuk akal sampai batas tertentu," serunya seperti dilansir Daily Mail.

"Salah satu masalah utama dalam sepakbola Eropa terkait dengan doping (secara finansial). Karena ketika kita memiliki klub yang dibiayai oleh negara maka itu berdampak pada gaji," seru Tebas.

2 dari 2 halaman

Manchester City Plus PSG

Manchester City bukan satu-satunya klub yang disorot oleh Javier Tebas. Pria asal Kosta Rika ini juga mencium adanya indikasi pelanggaran keuangan serupa juga dilakukan oleh PSG, yang dimiliki oleh perusahaan asal Qatar yakni Qatar Sports Investments.

Tebas merasa bahwa sejauh ini UEFA bekerja cukup bagus dalam menangani kasus pelanggaran FFP. Namun ia melihat lembaga itu masih kurang garang saat berhadapan dengan Man City maupun PSG.

"Saya pikir dalam beberapa kasus (UEFA) telah menangani beberapa kasus FFP dengan cara yang benar dan untuk itu mereka harus diberi selamat tetapi ada dua kasus khusus, Manchester City dan PSG, yang saya pikir tidak ditangani dengan benar," ketus Tebas.

"Itu bukan hanya pendapat saya tetapi juga anggota komite keuangan UEFA yang berpikir akan lebih baik untuk membuka kasus PSG lagi," sambungnya.

PSG sempat diinvestigasi terkait dugaan pelanggaran FFP tersebut namun pada tahun 2018 kemarin namun pihak UEFA menyatakan mereka tak melakukan pelanggaran apa pun. Akan tetapi kasus Manchester City kemudian dirujuk ke Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA menyusul tuduhan bahwa mereka menggelembungkan nilai kesepakatan sponsor dalam apa yang diklaim sebagai upaya untuk mengakali aturan FFP tersebut.

(daily mail)