Ada Satu Rekor Mourinho yang Tidak Bisa Disamai Guardiola, Jadi Siapa Lebih Baik?
Richard Andreas | 21 Mei 2020 06:40
Bola.net - Josep Guardiola boleh disebut sebagai pelatih paling genius dalam sepak bola modern. Namun, sebenarnya masih ada satu keraguan besar yang selalu mengganggunya: Guardiola dianggap hanya berani bermain aman.
Sampai detik ini, Guardiola telah meraih total 8 trofi liga selama 11 musim, juga dua trofi Liga Champions selama membimbing Barcelona. Torehan itu memang luar biasa, tapi masih saja diragukan.
Guardiola telah membuktikan kualitasnya di tiga negara berbeda. Pertama dia membimbing Barca jadi raja Spanyol, menuntun Bayern Munchen jadi juara Jerman, dan kini mengembangkan Manchester City jadi tim terbaik Inggris.
Singkatnya, Guardiola sudah jadi juara di tiga negara top berbeda. Catatan apik, tapi masih ada yang meragukannya karena menjadi juara Bundesliga bersama Bayern terkesan mudah, nyaris tanpa tantangan.
Karena itulah Guardiola dipandang masih belum sehebat Jose Mourinho, yang bisa jadi juara di Inggris, Spanyol, Italia (3 liga level tertinggi) dan tentu Portugal.
Bagaimana rivalitas dua pelatih top ini? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Rekor Mourinho
Menurut Squawka, Mourinho adalah salah satu pelatih dalam daftar eksklusif 6 pelatih yang pernah jadi juara minimal di 4 negara berbeda. The Special One memulai kariernya bersama Porto, lalu ke Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan kini kembali ke Inggris.
Meski beberapa tahun terakhir berjalan buruk bagi Mourinho -- bahkan masa-masa bersama MU telah mencoreng portofolionya -- tapi kualitasnya sebagai pelatih top tidak bisa dipandang remeh. Mourinho adalah jaminan trofi ke mana pun dia pergi.
Dia membawa Porto jadi juara liga dan Liga Champions. Membawa Chelsea jadi juara Premier League di musim pertamanya. Menuntun Inter Milan meraih treble winners. Lalu, pencapaian terbaiknya adalah ketika menghentikan dominasi Barcelona di La Liga semasa menangani Real Madrid.
Tercatat, Mourinho adalah pelatih pertama di dunia yang pernah jadi juara di Inggris, Italia, dan Spanyol. Rekor inilah yang belum disamai Guardiola.
Guardiola di Jerman
Sebenarnya Guardiola hanya butuh satu kesempatan di liga top lainnya untuk menyamai rekor Mourinho. Bisa saja dia meninggalkan Man City satu-dua tahun ke depan, tapi ke mana?
Meski terbukti sebagai juru taktik luar biasa, Guardiola dianggap pelatih manja karena hanya mau bergabung dengan klub yang mampu memenuhi tuntutannya dalam merombak skuad.
Baik di Bayern maupun di Man City, Guardiola selalu mendapatkan pemain-pemain yang dia inginkan untuk mengembangkan skuad. Permintaan itu sebenarnya tepat, yang terbukti dengan gelar juara di akhir musim.
Namun, pencapaian Guardiola di Jerman diyakini tidak terlalu istimewa. Siapa pun pelatihnya, Bayern Munchen memang nyaris tidak terkalahkan. Kehadiran Guardiola tidak mengubah apa pun.
Zona Nyaman
Selain itu, kecil kemungkinan Guardiola bakal melanjutkan kariernya di Serie A atau Ligue 1 jika meninggalkan Man City nanti. Dia diprediksi bakal kembali ke Spanyol untuk menangani Barca lagi.
Jika mau menyamai rekor Mourinho, Guardiola harus mencoba tantangan di tempat lain, katakanlah di Serie A. Dia bisa saja bergabung dengan Juventus dan jadi juara Serie A, meski sebenarnya ambisi utama Juve ada di Liga Champions.
Biar begitu, mengingat perjalanan Guardiola sejauh ini, kecil kemungkinan dia akan mencoba tantangan di Serie A. Berbeda dengan Mourinho yang berani menangani Inter dan mendobrak dominasi pada saat itu.
Mourinho vs Guardiola: Total trofi
- Gelar Liga: Mourinho 8 - 8 Guardiola
- Liga Champions: Mourinho 2 - 2 Guardiola
- Club World Cup: Mourinho 0 - 3 Guardiola
- Liga Europa: Mourinho 2 - 0 Guardiola
- UEFA Super Cup: Mourinho 0 - 3 Guardiola
- Piala domestik: Mourinho 9 - 7 Guardiola
- Total: Mourinho 21 - 23 Guardiola
Catatan di atas cukup unik. Meski Mourinho dapat disebut berpuasa dalam tiga tahun terakhir, ternyata torehan trofi Guardiola tidak unggul terlalu jauh. Terlebih, jika dilihat lebih detail, Mourinho lebih sering jadi juara pada kompetisi panjang.
Gaya Bermain dan Filosofi
Soal gaya bermain, tim Jose Mourinho lebih dikenal dengan gaya pragmatis yang mengutamakan hasil. Mourinho selalu mengutamakan barisan bek tanggguh, lalu dilindungi dua gelandang bertahan yang punya fisik luar biasa.
Guardiola sebaliknya. Meski sudah sedikit berubah, dia tetap menjunjung sepak bola indah. Man City pun sekarang bermain indah, meski sebenarnya mulai menunjukkan perubahan tempo serangan yang lebih cepat.
Tim Pep lebih komplet: bisa menyuguhkan serangan luar biasa dan bisa bertahan dengan baik. Namun, tim Mourinho juga tidak bisa dipandang remeh. Mourinho selalu punya kejutan untuk tim-tim lawan.
Karakter
Mourinho lebih dikenal sebagai pelatih paling dibenci di dunia sepak bola karena komentar-komentarnya yang provokatid, dan terkadang sengaja menyerang pemain tertentu. Namun, di balik itu sebenarnya ada sosok yang sangat peduli dengan para pemain.
Mereka yang mengenal Mourinho pasti memahami bahwa komentar-komentarnya hanyalah bentuk perang mental untuk membangkitkan potensi terbaik pemainnya. Sayangnya, tidak semua pemain bisa menerimanya dengan baik.
Berbeda dengan Mourinho, Guardiola dipandang sebagai pelatih sempurna, baik hati, dan tidak banyak omong. Namun, Pep sebenarnya juga punya kesalahan-kesalahannya.
Dia menerapkan metode latihan yang terlalu intens dan menguras tenaga para pemain. Terbukti, ada banyak pemain Bayern yang begitu lega ketika Guardiola pergi dan Carlo Ancelotti datang menggantikannya.
Komentar Pemain
Selain perbandingan-perbandingan di atas, yang perlu dipertimbangkan adalah komentar pemain yang pernah belajar langsung di bawah dua pelatih top itu. Samuel Eto'o merupakan salah satunya, pernah dibimbing Pep di Barca dan bersama Mourinho di Inter.
Uniknya, Eto'o melontarkan komentar yang cukup pedas untuk Pep. Dia tahu Mourinho lebih baik dari Guardiola, trofi Liga Champions membuktikan itu.
"Saya tidak bisa membandingkan Mourinho dengan Guardiola, salah satu dari mereka tidak bisa menjuarai Liga Champions bersama Bayern Munchen, dan satunya bisa jadi juara bersama Porto," tegas Eto'o.
Jadi siapa yang sebenarnya lebih baik, Bolaneters? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!
Sumber: Berbagai sumber
Baca ini juga ya!
- Mau Henrikh Mkhitaryan, AS Roma Diminta Serahkan Justin Kluivert
- Mason Greenwood Disebut Bakal Jadi Robin van Persie yang Baru, Sepakat?
- Paul Pogba Disebut Jadi Korban Kritikan yang Tidak Adil, Sepakat?
- Cerita Nani yang Sempat Suudzon dengan Pemain-Pemain Manchester United
- Manchester United Hubungi Shanghai Shenhua, Bakal Beli Odion Ighalo?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Brandt Diyakini Bisa Bermain di Barcelona Atau Real Madrid
Bundesliga 20 Mei 2020, 21:47 -
Kylian Mbappe Sulit, Real Madrid Beralih ke Sadio Mane
Liga Inggris 20 Mei 2020, 21:00 -
PSG Siap Bersaing Dengan Madrid Untuk Dapatkan Haaland
Liga Champions 20 Mei 2020, 20:15 -
Real Madrid Coba Tikung MU dan Liverpool untuk Transfer Kai Havertz
Bundesliga 20 Mei 2020, 18:40 -
Kisah Roberto Carlos yang Nyaris Gabung Chelsea
Liga Inggris 20 Mei 2020, 18:00
LATEST UPDATE
-
Prediksi Korea Selatan vs Oman 20 Maret 2025
Tim Nasional 20 Maret 2025, 06:12 -
Mateo Retegui Cedera, Absen Bela Timnas Italia
Piala Eropa 20 Maret 2025, 06:11 -
Prediksi Jepang vs Bahrain 20 Maret 2025
Tim Nasional 20 Maret 2025, 06:10 -
Prediksi Australia vs Indonesia 20 Maret 2025
Tim Nasional 20 Maret 2025, 06:08 -
Prediksi Arab Saudi vs China 21 Maret 2025
Tim Nasional 20 Maret 2025, 06:05 -
Jay Idzes: Calon Pengganti Francesco Acerbi di Inter Milan
Liga Italia 20 Maret 2025, 05:55
LATEST EDITORIAL
-
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40 -
6 Calon Pengganti Thiago Motta di Juventus
Editorial 19 Maret 2025, 11:59 -
Slot & Arteta Berikutnya? 4 Manajer yang Pernah Finis di Atas Pep Guardiola
Editorial 18 Maret 2025, 16:58 -
Deretan Puasa Gelar Terlama di Inggris dan Momen Berakhirnya
Editorial 18 Maret 2025, 15:56