5 Pelajaran Laga Chelsea vs Lille: Kai Havertz Harus Jadi False 9 Permanen
Yaumil Azis | 23 Februari 2022 07:20
Bola.net - Satu kaki Chelsea telah menapak di babak perempat final Liga Champions. Mereka sudah hampir dapat dipastikan lolos usai mengalahkan Lille di laga leg pertama 16 besar yang digelar di Stamford Bridge, Rabu (23/2/2022) dini hari tadi.
Pertandingan tersebut berhasil dimenangkan Chelsea dengan skor 2-0 berkat gol Kai Havertz dan Christian Pulisic. Sejatinya, margin skor ini tidak bisa dikatakan besar dan Chelsea sangat mungkin dikejar oleh Lille.
Namun melihat performa anak asuh Thomas Tuchel pada laga tadi, sepertinya akan sulit buat Lille untuk mengubah keadaan di leg kedua. Meskipun mereka akan bermain sebagai tuan rumah di pertandingan tersebut.
Ada lima pelajaran penting yang bisa dipetik dari duel antara Chelsea melawan Lille ini. Ulasannya bisa disimak dengan melakukan scroll ke bawah.
False 9 Bekerja dengan Baik
Satu hal yang dirasakan oleh fans Chelsea yang menyaksikan pertandingan kali ini. Bahwasanya performa the Blues terlihat jauh lebih baik ketika Kai Havertz menjadi ujung tombak dalam formasi 3-4-3 yang diusung Tuchel.
Havertz bukan seorang penyerang, melainkan gelandang serang. Ketika dimainkan di posisi ujung tombak, umumnya pemain seperti Havertz akan melakoni peran sebagai false 9 yang memang tujuan utamanya bukan menghasilkan gol.
Namun dengan memasang pemain asa Jerman itu di posisi false 9, aliran bola dan kreativitas permainan the Blues jadi lebih cair. Beda halnya dengan Lukaku yang kontribusinya buat rekan setim lain hanya sebagai papan pantul.
Dilema di Posisi Marcos Alonso
Sisi sayap menjadi sektor yang paling mengkhawatirkan buat the Blues saat ini. Masalahnya, Tuchel tidak punya banyak opsi karena Ben Chilwell dan Reece James belum bisa keluar dari ruang perawatan karena masih dalam proses pemulihan.
Alonso paling disorot dalam pertandingan ini. Peran sebagai wingback menuntut Alonso untuk berpartisipasi dalam setiap fase permainan, mulai dari menyerang dan bertahan. Sayang, ia cuma bisa melakukan salah satunya.
Ketika Chelsea dalam fase menyerang, Alonso terlihat sangat berguna. Beberapa kali ia melakukan overlap dan memenuhi sisi lapangan yang membuat Lille kewalahan. Namun ketika bertahan, Alonso berulang kali membiarkan Jonathan Bamba berkreasi di belakangnya.
Stamford Bridge Jadi Neraka
Tampil konsisten di ajang besar seperti Liga Champions bukan perkara yang mudah. Kemungkinan bertemu tim besar sangat tinggi, ditambah lagi klub-klub kuda hitam yang selalu siap memberikan kejutan.
Karena itulah, torehan lima kemenangan kandang Chelsea secara berturut-turut di Liga Champions jadi terasa spesial. Apalagi lima pertandingan tersebut berhasil diselesaikan tanpa catatan kebobolan sekalipun.
Opta mencatat bahwa Chelsea merupakan tim Inggris pertama yang mampu membukukan rekor tersebut dalam sejarah ajang Liga Champions dan European Cup. Konsistensi ini sangat dibutuhkan buat mereka untuk mempertahankan gelarnya.
Benteng yang Sulit Ditembus
Lima kemenangan tanpa kebobolan secara berturut-turut, menunjukkan bahwa Chelsea punya pertahanan yang sangat kuat. Dan itu tidak bisa lepas dari jasa para pemain bertahan yang pantas mendapatkan apresiasi lebih.
Dua pemain yang paling mencolok adalah Thiago Silva dan Edouard Mendy. Silva merebut bola dari lawan sebanyak 12 kali, terbanyak yang pernah dibukukan olehnya selama berkarier di Liga Champions.
Sementara itu, Mendy mencatatkan clean sheet ke-14 dari 18 penampilannya di Liga Champions (78%). Itu adalah rasio terbesar yang pernah dibukukan oleh seorang kiper dengan lebih dari lima penampilan sepanjang sejarah kompetisi.
Dicari: Suksesor Cesar Azpilicueta
Bermain sebagai seorang wingback untuk pemain seperti Cesar Azpilicueta bukan perkara yang mudah. Pada usia yang sudah menginjak kepala tiga, kecepatan pemain asal Spanyol itu perlahan terenggut.
Tentu ini membahayakan, karena bisa membuat Azpilicueta terlambat dalam setiap fase permainan Chelsea. Entah itu saat menyerang maupun bertahan. Mereka sangat membutuhkan suksesor di posisi sang kapten.
Reece James sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Hanya saja, Chelsea tidak bisa bergantung selamanya pada James karena ada faktor penghalang seperti cedera. Pada musim panas nanti, mereka harus mendatangkan bek kanan yang mumpuni.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jota dan Firmino Absen Lawan Leeds, Bagaimana Saat Lawan Chelsea?
Liga Inggris 22 Februari 2022, 23:34 -
Jadwal dan Live Streaming Chelsea vs LOSC Lille di Vidio Hari Ini
Liga Champions 22 Februari 2022, 22:02 -
Eks Chelsea Ini Jelaskan Apa Alasan Hazard tak Bisa Samai Level Messi dan Ronaldo
Liga Spanyol 22 Februari 2022, 20:58 -
Bukan Ronaldo, Henry, atau Suarez, Ini Lawan Tersulit yang Pernah Dihadapi John Terry
Liga Inggris 22 Februari 2022, 19:46
LATEST UPDATE
-
Pujian Setinggi Langit Bos Inggris untuk Myles Lewis-Skelly
Piala Dunia 22 Maret 2025, 21:16 -
Cedera Tidak Parah, Alisson Becker Siap Perkuat Liverpool Setelah Jeda
Liga Inggris 22 Maret 2025, 21:00 -
Diincar MU, Striker Eintracht Frankfurt Itu Siap Pindah Klub
Liga Inggris 22 Maret 2025, 20:28 -
Lupakan Australia, Timnas Indonesia Fokus Hadapi Bahrain
Tim Nasional 22 Maret 2025, 19:57
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39