5 Alasan Liverpool Kalah dari Atletico Madrid

Aga Deta | 12 Maret 2020 12:10
5 Alasan Liverpool Kalah dari Atletico Madrid
Pemain Liverpool James Milner (kiri) dan Takumi Minamino tertunduk lesu setelah Alvaro Morata mencetak gol ketiga Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 Liga Champions di Anfield, Kamis (12/3/20) dini hari WIB. (c) AP Photo

Bola.net - Liverpool gagal lolos ke perempat final Liga Champions 2019/2020. Itu setelah mereka takluk 2-3 dari Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 besar di Stadion Anfield, Kamis (12/3/2020) dini hari WIB.

Kekalahan 2-3 ini membuat Liverpool tersingkir dari kompetisi Eropa karena kalah agregat skor 2-4. Pada leg pertama, The Reds takluk 0-1 saat bermain di Stadion Wanda Metropolitano.

Advertisement

Liverpool sejatinya sempat unggul lebih dulu di babak pertama. Adalah Georginio Wijnaldum yang mencetak gol dengan sundulan pada menit ke-43.

Skor 1-0 tersebut bertahan hingga waktu 90 menit usai. Dengan agregat 1-1, laga harus berlanjut ke babak tambahan waktu.

Di babak tambahan, skuat asuhan Jurgen Klopp berhasil mencetak gol melalui Roberto Firmino pada menit ke-94. Namun, tim tamu mampu mencetak tiga gol lewat Marcos Llorente (97', 105+1') dan Alvaro Morata pada menit ke-120+1.

Skuat asuhan Diego Simeone itu pun menang agregat 4-2 atas Liverpool. Hasil ini membuat The Reds harus menyudahi perjalanan mereka di Liga Champions lebih cepat.

Paling tidak ada 5 alasan mengapa Liverpool bisa kalah dalam pertandingan ini seperti dilansir Sportskeeda:

1 dari 5 halaman

Blunder Adrian

Liverpool tidak bisa menurunkan kiper utama mereka Alisson Becker saat menghadapi Atletico Madrid karena mengalami cedera. Alhasil, Jurgen Klopp harus mengandalkan Adrian di bawah mistar.

Mantan pemain West Ham itu relatif belum teruji pada sebagian besar pertandingan karena dominasi Liverpool yang luar biasa. Namun, ia berhasil menggagalkan usaha dari Angel Correa di babak kedua.

Saat Liverpool sunggul 2-0 di awal babak perpanjangan waktu, Adrian di luar dugaan membuat kesalahan fatal. Kesalahan itu bahkan bisa berujung pada gol Marcos Llorente.

Setelah menerima backpass, kiper asal Spanyol itu salah umpan. Bola kirimannya justru mengarah pada Joao Felix dan diteruskan ke Llorente untuk menjadi gol.

Skor berubah 2-1 dan Atletico berada di atas angin karena keunggulan gol tandang. Atletico kemudian bisa menambah dua gol lagi melalui Llorente dan Alvaro Morata menutup laga ini dengan skor 3-2.

2 dari 5 halaman

Performa Brilian Marcos Llorente

Marcos Llorente belum terlihat bersinar sejak tiba di Atletico Madrid dari Real Madrid. Pemain berusia 25 tahun itu bahkan memulai di bangku cadangan saat menghadapi Liverpool.

Sang gelandang akhirnya mendapat peluang untuk tampil pada babak kedua saat menggantikan Diego Costa. Keputusan Diego Simeone untuk memasukkan Llorente ternyata tepat dan Llorente menunjukkan penampilan terbaiknya.

Llorente menjadi malapetaka buat Liverpool. Ia mengakhiri malam di Anfield dengan mencetak dua gol dan membuat Liverpool tersingkir dari Liga Champions di depan penggemar mereka sendiri.

Gol pertama Llorente bermula dari kesalahan Adrian saat menendang bola back pass yang justru mengarah ke Joao Felix. Felix kemudian memberikan bola kepada Llorente yang bisa dikonversi menjadi gol.

Setelah itu, Llorente kembali membuat publik Anfield terdiam. Sepakan jarak jauhnya untuk kedua kalinya bersarang ke gawang Adrian.

3 dari 5 halaman

Ketangguhan Jan Oblak

Meskipun punya pertahanan yang hampir tidak bisa ditembus di depannya, Jan Oblak masih pantas disebut sebagai kiper terbaik di dunia. Pemain Slovakia itu selalu siap melakukan penyelamatan krusial untuk Atletico Madrid.

Oblak tidak banyak beraksi di leg pertama karena Liverpool gagal melepaskan tembakan ke gawang. Namun, Liverpool tampil berbeda di Anfield karena mereka menggempur pertahanan Atletico sepanjang pertandingan.

Oblak harus jatuh bangun menahan gempuran para pemain Liverpool. Kiper Slovenia itu berhasil menggagalkan sejumlah peluang dari Oxlade Chamberlain, Alexander-Arnold, Sadio Mane, Roberto Firmino, Georginio Wijnaldum dan pemain Liverpool lainnya.

Oblak tercatat melakukan sembilan kali penyelamatan selama 120 menit laga. Aksi gemilangnya itu membuat sang pemain diganjar penghargaan man of the match.

4 dari 5 halaman

Atletico Lebih Tajam

Liverpool langsung tancap gas sejak awal dan mendominasi Atletico Madrid di hampir setiap lini. Mereka mencatatkan penguasaan bola sebesar 64% dengan melepas 35 tembakan (12 tepat sassaran).

Sementara itu, meski Atletico hanya melakukan 10 usaha untuk mencetak gol mereka jauh lebih tajam. Sebab, tiga dari enam tembakan yang tepat sasaran berakhir di gawang Liverpool.

Tiga gol Los Rojiblancos ke gawang Liverpool disarangkan oleh dua pemain berbeda. Marcos Llorente (97', 105+1') dan Alvaro Morata pada menit ke-120+1.

5 dari 5 halaman

Taktik Jitu dari Diego Simeone

Meski tidak sesukses Josep Guardiola dan Jose Mourinho, Diego Simeone tetap dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia sepak bola selama dekade terakhir.

Menghadapi tim menyerang seperti Liverpool, Simeone mengakui keterbatasan timnya dan hanya bertahan di leg pertama. Meskipun begitu, mereka tetap mampu meraih kemenangan tipis lewat gol tunggal Saul Niguez.

Atletico juga mengambil posisi bertahan di leg kedua. Diego Costa menggantikan peran Alvaro Morata tetapi mantan pemain Chelsea itu digantikan Marcos Llorente pada awal babak kedua. Angel Correa dan Joao Felix menduduki posisi menyerang.

Rencana permainan Simeone adalah tidak kebobolan lebih dari dua gol dalam waktu normal. Meski sempat tertinggal dua gol pada awal babak tambahan, ia meminta para pemainnya untuk tenang.

Dalam beberapa menit, Atletico mampu membalikkan keadaan dan membuat Liverpool menanggung malu di depan publik Anfield. Simeone layak mendapatkan pujian karena mempunyai taktik jitu untuk mengalahkan sang juara Eropa dalam dua leg.

Selain itu, pergantian pemain yang dilakukan oleh Simeone terbukti sangat jitu. Sebab, ketiga gol yang dicetak timnya berasal dari pemain yang masuk dari bangku cadangan.

Sumber: Sportskeeda